April 2015, Investor Lirik Reksa Dana Pasar Uang; Dana Kelolaan Melonjak
Lesunya aktivitas ekonomi mendorong investor memarkirkan dananya di reksa dana pasar uang
Lesunya aktivitas ekonomi mendorong investor memarkirkan dananya di reksa dana pasar uang
Bareksa.com - Ambrolnya harga saham ternyata tidak mengurangi minat investor membeli reksa dana. Tetapi investor lebih selektif melakukan pembelian. Hal itu tercermin dari peningkatan dana kelolaan reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap selama April 2015.
Dana kelolaan reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap pada April 2015 naik 8,19 persen dan 3,18 persen dibanding bulan sebelumnya.
Return reksa dana pasar uang lebih stabil dari reksa dana pendapatan tetap karena portofolionya dialokasikan pada deposito. Artinya ketika terjadi penurunan harga saham maka tidak membuat harga reksa dana pasar uang turun.
Promo Terbaru di Bareksa
Salah satu perusahaan aset manajemen yang dana kelolaan reksa dana pasar uangnya naik adalah PT Syailendra Capital. Produk Syailendra Money Market Fund per April 2015 naik 34,93 persen dibanding bulan sebelumnya.
Menurut Harnugama, Direktur Marketing PT Syailendra Capital, kenaikan dana kelolaan reksa dana dipengaruhi oleh turunnya aktivitas ekonomi. Hal itu menyebabkan investor, terutama institusi memarkirkan dananya sementara pada reksa dana pasar uang. "Mayoritas investor reksa dana pasar uang kami berasal dari perbankan,” kata Harnugama kepada analis Bareksa, 8 Mei 2015.
Pada kuartal pertama tahun ini, kata dia, kinerja kredit melambat sehingga likuiditas dana perbankan menjadi meningkat. “Akhirnya dananya jadi ditempatkan ke surat berharga, salah satunya reksa dana," ujar Harnugama.
Senada dengan Harnugama, Direktur PT Mega Asset Management Yimmy Lesmana juga mengatakan bahwa meningkatnya dana kelolaan reksa dana pasar uang disebabkan banyaknya investor institusi yang menaruh sementara dananya pada produk ini di saat kondisi ekonomi sedang turun.
"Reksa dana pasar uang itu portofolionya sama dengan giro atau tabungan. Daripada menyimpan dana di tabungan, investor institusi lebih memilih menaruh di Mega Asset Multicash," kata Yimmy kepada Bareksa.
Reksa dana pasar uang Mega Asset Multicash yang dikelola PT Mega Asset Management juga mencatatkan kenaikan dana kelolaan. Dana kelolaan reksa dana pasar uang aset manajemen itu per April 2015 naik hingga 29,36 persen dibanding bulan sebelumnya.
***
Reksa dana pendapatan tetap juga menjadi pilihan investor di saat kondisi pasar keuangan sedang fluktuatif saat ini. Walaupun bila melihat benchmark yield obligasi pemerintah berjangka waktu 10 tahun, sebenarnya masih relatif tinggi berkisar 7,5 persen pada April 2015.
Salah satu perusahaan aset manajemen yang dana kelolaannya meningkatkan cukup tinggi adalah PT PNM Investment Management. Dua reksa dana pendapatan tetap yang dikelolanya, yakni PNM Dana Sejahtera II dan PNM Amanah Syariah mencatatkan kenaikan dana kelolaan per April 2015 masing-masing 219,92 persen dan 119,7 persen.
Kenaikan dana kelolaan yang cukup tinggi juga terjadi pada reksa dana yang dikelola oleh PT Maybank GMT Asset Management, yaitu reksa dana Maybank GMT Dana Obligasi Plus. Dana kelolaan reksa dana ini meningkat 59,56 persen per April 2015 dibandingkan bulan sebelumnya.
Menurut Zaki Aulia, Manajer Investasi dari reksa dana Maybank GMT Dana Obligasi Plus meningkatnya dana kelolaan berasal dari pembelian (subscription) yang cukup besar dari investor.
"Pada kondisi yield yang cukup tinggi ini merupakan waktu yang bagus untuk masuk (membeli) sehingga investor percaya menanamkan dananya pada reksa dana pendapatan tetap,” kata Zaki kepada Bareksa.”Namun kami juga lebih hati-hati dalam mengelola portofolio dengan menjaganya di money market."
Meskipun yield terus naik, reksa dana ini tetap menambah portofolionya pada surat utang, dengan membeli obligasi pada harga yang cukup rendah secara bertahap, terutama obligasi negara bertenor pendek.
"Untuk Mei, kami akan memfokuskan pada reksa dana jangka pendek hingga menengah karena yield saat ini sedang tinggi. Tapi apabila yield sudah mulai turun, kami mungkin akan mulai menambah porsi obligasi jangka panjang."
Tabel: Dana Kelolaan Industri Reksa Dana
Sumber: Bareksa.com
Sementara itu, anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi pada pekan terakhir April menjadi salah satu faktor penurunan dana kelolaan reksa dana saham dan campuran. Selama April, IHSG turun hingga 7,83 persen. Penurunan tersebut membuat return indeks reksa dana saham negatif 7,14 persen dan indeks reksa dana campuran negatif 4,42 persen.
Yang menarik, dana kelolaan reksa dana saham hanya turun 3,8 persen. Penurunan dana kelolaan yang lebih kecil dari penurunan return indeks reksa dana saham menunjukan adanya peningkatan investor yang membeli reksa dana saham.
Reksa dana yang dikelola oleh PT Lautandhana Investment Management, yakni Lautandhana Growth Fund dan Lautandhana Equity Progresif mengalami kenaikan dana kelolaan yang fantastis, lebih dari 1.000 persen.
Marketing Communication PT Lautandhana Investment Management mengatakan kepada Bareksa bahwa memang kenaikan dana kelolaan akibat adanya investor yang cukup besar menanamkan dananya pada reksa dana, khususnya pada kedua reksa dana tersebut.
Turunnya IHSG pada akhir April tersebut wajar karena level tertinggi indeks sebelumnya dicapai sebesar 5.500 merupakan target IHSG pada pertengahan tahun, kata Eko Panunggal Gunara, Tim Investasi dari PT Lautandhana Investment Management. Investor asing juga tidak menarik seluruh dananya dari pasar saham sejak akhir April lalu, tetapi hanya memindahkan dananya ke instrumen lainnya.
"Sebenarnya untuk kondisi pasar modal saat ini, investasi reksa dana saham dapat dijadikan pilihan untuk investasi jangka panjang. Sebab nanti pada kuartal II kemungkinan proyek-proyek pemerintah mulai berjalan sehingga saat ini dapat dijadikan momen yang tepat untuk masuk ke reksa dana saham,” kata Eko.“Dalam waktu 1-2 bulan ini kemungkinan pasar saham masih akan sideways."
Grafik: Pergerakan IHSG dan Indeks Reksa Dana Saham Selama Bulan April
Sumber: Bareksa.com
Sebaliknya di reksa dana campuran, dana kelolaannya turun 8,12 persen. Return reksa dana campuran juga tidak setinggi penurunan IHSG, sekaligus menunjukan investor justru mengurangi posisi pada reksa dana ini. Salah satu reksa dana campuran yang dana kelolaannya berkurang cukup banyak adalah Bahana TCW Kombinasi Arjuna.
Menurut Marketing Communication PT Bahana TCW Investment Management, penurunan dana kelolaan karena investor institusi melakukan redemption (penjualan) yang cukup besar sehingga berpengaruh pada dana kelolaan pada akhir April 2015. "Jadi total dana kelolaan kami pada akhir April kemarin memang menurun tajam."
***
Secara keseluruhan dana kelolaan industri reksa dana pada April ini meningkat tipis sebesar 0,14 persen menjadi Rp252,9 triliun dibanding bulan sebelumnya.
Reksa dana saham masih menjadi reksa dana dengan dana kelolaan terbesar, sekitar 43,3 persen dari seluruh dana kelolaan reksa dana. Lalu diikuti reksa dana terproteksi dengan kontribusi 19,8 persen terhadap dana kelolaan industri. (np)
Grafik: Pangsa Pasar Industri Reksa Dana pada Bulan April 2015
Sumber: Bareksa.com
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.312,44 | - 0,02% | 3,54% | 0,02% | 5,42% | 18,15% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.768,97 | 0,60% | 3,40% | 0,02% | 6,87% | 17,27% | 43,79% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.747,79 | - 0,86% | 3,27% | 0,01% | 3,89% | 18,25% | 46,68% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.034,9 | - 0,43% | 1,59% | 0,01% | 2,67% | - 2,39% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk Produk baru | 1.034,47 | 0,54% | - | 0,03% | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.