BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

3 Perusahaan Telekomunikasi Bersaing Ketat , Siapa yang Terbaik Dalam 5 Tahun?

16 April 2015
Tags:
3 Perusahaan Telekomunikasi Bersaing Ketat , Siapa yang Terbaik Dalam 5 Tahun?
A sales assistant holding Samsung Electronics' Galaxy 5 smartphone (L) and Apple Inc's iPhone 5 smartphone (R) poses for photographs at a store in Seoul July 16, 2014 - (REUTERS/Kim Hong-Ji)

TLKM, EXCL dan ISAT per akhir 2014 telah menguasai sekitar 85 persen pangsa pasar seluler di Indonesia

Bareksa.com – Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna telepon seluler (ponsel) terbanyak di dunia. Menurut sebuah agensi marketing social Asia, jumlah pengguna ponsel di Tanah Air mencapai 308,2 juta orang. Angka tersebut melebihi total penduduk di Indonesia saat ini sekitar 250 juta jiwa.
Tidak mengherankan bila Indonesia dianggap sebagai ladang bisnis yang cukup menjanjikan, terutama bagi tiga operator telekomunikasi, yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) melalui anak usahanya PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Tbk (ISAT). Ketiga raksasa telekomunikasi tersebut sampai akhir 2014 lalu telah menguasai sekitar 85 persen pangsa pasar seluler di Indonesia.

Dari ketiga raksasa telekomunikasi ini siapa yang memiliki kinerja terbaik?

Dilihat dari pendapatan dan laba ketiga emiten selama lima tahun, pertumbuhan pendapatan EXCL lebih tinggi dibanding TLKM dan ISAT. Namun, TLKM memiliki konsistensi peningkatan laba dibanding kedua operator lain.

Promo Terbaru di Bareksa

Pergerakan Laba Bersih Telkom, XL Axiata dan Indosat 2010-2014

Illustration

sumber: bareksa.com

Illustration

sumber: bareksa.com

Laba TLKM sejak 2010 hingga 2014 bertumbuh sebesar 7,85 persen. Laba TLKM hampir setiap tahun meningkat, termasuk pada 2014 yang membukukan profit Rp14,64 triliun atau naik 3,6 persen dibanding tahun sebelumnya Rp14,2 triliun.

TLKM dalam laporan keuangan 2010-2014 mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 6,92 persen. Hampir setiap tahun TLKM konsisten menjaga pendapatannya naik sekitar 7 persen. Pada 2014, pendapatannya Rp89,696 triliun atau naik 8,11 persen dibanding 2013 sebesar Rp82,967 triliun, ditopang peningkatan pendapatan data, internet dan jasa teknologi informatika sebesar 15,7 persen

Manajemen Telkom dalam surat keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia pada 10 Oktober 2014, menyebutkan TLKM telah menukarkan 49 persen kepemilikan saham PT Mitratel dengan 290 juta lembar saham baru PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk. (TBIG). Dengan adanya transaksi tersebut, maka Telkom memiliki sekitar 5,7 persen saham TBIG.
Mitratel merupakan anak usaha Telkom yang mengelola 3.500 menara telekomunkasi Telkomsel dan Telkom Flexi. Adapun Tower Bersama bergerak dalam bidang pengelolaan menara, dengan jumlah kepemilikan menaranya saat ini sebanyak lebih dari 10.000 ribu.

Dari sisi harga saham, TLKM mengalami pertumbuhan hingga hari ini sebesar 47,12 persen menjadi Rp2.810 per lembar dibanding awal 2010 senilai Rp1.910 per lembar

Grafik Pergerakan Harga Saham Telkom 4 Januari 2010- 16 April 2015

Illustration

sumber: bareksa.com

Lain dengan TLKM yang memiliki pertumbuhan laba, pada 2010-2014 EXCL malah mencatatkan perlambatan laba sebesar 1,8 persen. Puncak kerugian yang dicatatkan EXCL sebesar Rp891 miliar pada 2014, membalikkan untung Rp1,03 triliun pada periode 2013. Tekanan finansial ini terjadi karena utang mahal perseroan untuk menuntaskan pembelian Axis senilai $865 juta.

Dana tersebut diperoleh dari pinjaman pemegang saham Axiata sebesar US$ 500 juta dan sisanya sebesar US$ 365 juta berasal dari pinjaman tiga bank, yaitu UOB, Bank of Tokyo-Mitsubishi, dan DBS. Besarnya pinjaman tersebut membuat EXCL membukukan utang jangka pendek dan utang jangka panjang dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Besaran utang tersebut masing-masing senilai Rp15,39 triliun dan Rp34,34 triliun.

Untuk menopang pinjaman tersebut, EXCL melelang sebagian menara miliknya. Menara EXCL sempat mencapai hampir 9.000 unit setelah mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia. Namun, jumlah tersebut berkurang menjadi 5.500 menara, setelah EXCL berhasil melepas 3.500 menara senilai Rp5,6 triliun kepada PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) pada kuartal III-2014.

Dari sisi pertumbuhan pendapatan dan pergerakan harga sahamnya, kenaikan revenue EXCL selama lima tahun terakhir paling agresif sebesar 8,29 persen. Adapun harga sahamnya selama 2010 - 16 April 2015, naik 131,3 persen menjadi Rp4.395 per saham dibanding sebelumnya hanya Rp1.900.

Grafik Pergerakan Harga Saham XL Axiata 4 Januari 2010- 16 April 2015

Illustration

sumber: bareksa.com

Dibanding TLKM dan EXCL, laba ISAT paling kecil selama 2010-2014, dengan perlambatan laba sebesar 2,25 persen. Padahal pendapatan Indosat selalu naik setiap tahunnya.
Pada 2014, ISAT masih membukukan rugi bersih Rp1,99 triliun. Kinerja perseroan masih tertolong akibat berkurangnya rugi selisih kurs menjadi Rp243 miliar dibanding Rp3,01 triliun pada 2013, meski pendapatan naik 1 persen. Perseroan terbebani atas kasus litigasi yang menimpa PT Indosat Mega Media (IM2), anak usahanya di bidang layanan internet.

ISAT membukukan pendapatan Rp24,08 triliun sepanjang 2014, naik tipis dibanding Rp23,85 triliun pada tahun sebelumnya. Beban bersih pendapatan juga naik 4,9 persen menjadi Rp23,4 triliun pada 2014. Kenaikan beban terjadi karena adanya provisi atau cadangan untuk kasus litigasi senilai Rp1,36 triliun

Jika melihat pergerakan harga sahamnya, hanya saham ISAT yang harganya turun selama lima tahun terakhir. Pada 16 April 2015 harga saham ISAT mencapai Rp4.100 per lembar dibanding awal 2010 sebesar Rp4.700 per lembar.

Grafik Pergerakan Harga Saham Indosat 4 Januari 2010- 16 April 2015

Illustration

sumber: bareksa.com

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.770,88

Up0,60%
Up3,37%
Up0,02%
Up6,86%
Up17,21%
Up44,78%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.317,39

Up0,21%
Up3,42%
Up0,02%
Up5,59%
Up18,30%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.749,76

Down- 0,87%
Up2,76%
Up0,01%
Up3,87%
Up18,27%
Up46,70%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,68

Up0,01%
Up2,06%
Up0,02%
Up3,07%
Down- 2,20%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.035,51

Up0,52%
Up3,55%
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua