Chart of The Day: IHSG Bertahan di Level 5.000, Deutsche Optimis Outlook 2015
Deutche Bank menargetkan tahun depan IHSG dapat mencapai 6.000
Deutche Bank menargetkan tahun depan IHSG dapat mencapai 6.000
Bareksa.com - Seiring dengan penguatan rupiah, indeks saham kembali mengalami kenaikan. Rupiah menguat setelah Bank Indonesia melakukan intervensi melalui penjualan dolar serta pembelian surat utang negara (SUN). (baca juga: Rupiah dan IHSG Kompak Menguat Terdorong Intervensi BI)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga pukul 10.29 WIB naik 0,6 persen menjadi 5.144,82 dengan pembelian bersih investor asing sebesar Rp98,5 miliar.
Yang menarik, dalam kondisi pelemahan rupiah tiga minggu terakhir ini ternyata tidak mendorong penurunan indeks saham hingga menembus level 5.000-an. Hal ini menunjukan optimisme investor terhadap pasar saham.
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam laporan broker Deutsche Bank yang telah disampaikan kepada nasabah memperlihatkan bahwa pelemahan rupiah tidak didukung dengan masalah fundamental berbeda dengan tahun lalu. Neraca perdagangan akan membaik seiring dengan kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi serta turunnya harga minyak.
Konsumsi di Indonesia juga berhasil ditekan dengan kebijakan moneter ketat yang dilakukan Bank Indonesia sehingga menurunkan nilai inflasi. Dengan rendahnya inflasi, maka nilai tukar rupiah saat ini undervalued -- lebih murah dari harga wajar -- dan berpotensi menguat tahun depan.
Tetapi ada beberapa hal yang harus diwaspadai menurut laporan tersebut. Pertama, kontribusi dana investor asing di SUN sudah hampir mencapai 40 persen. Kedua, naiknya utang luar negeri swasta. Ketiga, volume perdagangan rupiah yang kecil. Risiko-risiko tersebut dapat membuat fluktuasi rupiah lebih tinggi.
Grafik. Pergerakan rupiah dan IHSG
Sumber: Bareksa.com
Deutsche Bank menargetkan IHSG tahun depan dapat mencapai angka 6.000 dilatarbelakangi kondisi makro ekonomi yang membaik dan tidak ada gejolak politik dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sektor perbankan diprediksi akan kembali mengalami penguatan tahun depan seiring tingkat bunga kredit yang akan normal dan likuiditas mulai meningkat tercermin dari turunnya rasio Loan to Deposit Ratio.
Sektor konsumsi dan properti juga akan memperoleh keuntungan dari naiknya pertumbuhan ekonomi setelah BI mulai melonggarkan kebijakan moneter jika defisit neraca berjalan sudah mulai menurun.(al)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.311,31 | - 0,02% | 3,54% | 0,02% | 5,67% | 18,13% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.766,74 | 0,56% | 3,41% | 0,02% | 7,34% | 17,26% | 43,41% |
Syailendra Pendapatan Tetap Premium | 1.750,18 | - 0,68% | 3,54% | 0,01% | 4,21% | 18,57% | 46,98% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.034,18 | - 0,40% | 1,62% | 0,01% | 2,52% | - 2,29% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk Produk baru | 1.033,46 | 0,53% | - | 0,03% | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.