Bareksa.com - Fundamental ekonomi indonesia dinilai cukup kuat untuk menghadapi gejolak akibat normalisasi moneter Amerika Serikat, sehingga ada celah untuk memangkas BI Rate guna menggenjot pertumbuhan. Faisal Basri, Ekonom Universitas Indonesia di Kompleks Perkantoran BI mengatakan indonesia punya modal pemangkasan subsidi.

Saat ini BI menerapkan kebijakan stabilitas di atas pertumbuhan dengan menetapkan BI Rate pada level 7,75 persen. Ini bertujuan untuk merespons kenaikan fed funds rate atau suku bunga AS pada tahun depan, utamanya untuk mencegah pembalikan dana atau reversal.

Perkembangan terakhir menunjukan sinyal kenaikan suku bunga AS lebih cepat, pasalnya sejumlah indikator terutama tingkat pengangguran dan pertumbuhan Ekonomi AS, mulai mendekati target Federal Reserve.

Ekonom J.P Morgan Jahangir Aziz menilai tahun depan BI berpotensi menurunkan suku bunganya dengan pertimbangan efek kenaikan harga BBM.

"kalau semuanya Baik, bisa jadi (BI) akan melonggarkan kebijakan moneternya," katanya. (al)

Kompas, Hal 3.