BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Investor Tunggu Jokowi Resmi Jadi Pemenang, Pergerakan Oblig

22 Juli 2014
Tags:
Investor Tunggu Jokowi Resmi Jadi Pemenang, Pergerakan Oblig
Ilustrasi transaksi obligasi negara. - (Kompas/Lasti Kurnia)

Yield obligasi tenor 10 tahun masih berkisar 8,01%

Bareksa.com - Yield surat obligasi negara (SUN) tenor 10 tahun pada sesi pertama hari ini (22/7) naik tipis 0,5 basis poin ke level 8,01 persen karena investor masih menunggu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum mengenai Presiden sore nanti serta adanya lelang SUN senilai Rp10 triliun.

"Selain menunggu hasil pilpres, pergerakan SUN yang tidak terlalu agresif juga disebabkan adanya lelang SUN hari ini," kata Ariawan, Fixed Income Analyst PT Sucorinvest Central Gani.

Hari ini, Ditjen Pengelolaan Utang melakukan re-opening untuk 2 seri Surat Pembendaharaan Negara (SPN) dan 3 seri obligasi pemerintah tenor 5, 10 dan 20 tahun dengan total indikatif dana yang diperoleh sebesar Rp10 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Kemarin (21/7) yield obligasi turun 5 basis poin ke level 7,95 persen dimana volume transaksi obligasi tidak terlalu besar .

Jika nanti hasil real count KPU sesuai dengan hasil quick count, yakni Jokowi yang menjadi pemenang mungkin akan menjadi sentimen positif bagi pergerakan obligasi.

Namun, Ari memperkirakan sentimen postif tersebut hanya berlansung sementara akibat beberapa faktor risiko yang membayangi pergerakan obligasi kedepan.

Yang pertama, setelah pengumuman pilpres ini apakah pihak yang kalah akan legowo atau akan maju ke Mahkamah Konstitusi sehingga ada potensi volatilitas harga dalam masa tersebut.

Yang kedua, minggu ini, volume transaksi obligasi diperkirakan tidak terlalu besar karena menjelang Lebaran dan libur panjang.

Selain itu, tambah Ariawan, awal Agustus nanti akan ada pengumuman inflasi dan neraca perdagangan dimana Inflasi bulan Juli diperkirakan naik dan neraca perdagangan Juni diperkirakan defisit akibat tingginya impor selama momen Ramadhan dan Lebaran.

Berdasarkan historical, bulan Agustus pasar obligasi cenderung turun karena current account Juni biasanya defisit didorong pembayaran deviden perusahaan dan kebutuhan impor untuk barang modal.

Pasar obligasi mulai membaik pada September hingga Desember karena inflasi mulai turun akibat musim panen dan penerbitan surat berharga pemerintah sudah tidak terlalu banyak.

Hingga kuartal II tahun ini, pemerintah sudah menerbitkan 63 persen dari target surat berharga negara, sehingga kuartal III nanti supply surat berharga negara berkurang dan mendorong kenaikan harga SUN diikuti dengan penurunan yield obligasi.

Sementara itu, hingga pukul 12.00 WIB rupiah menguat 62 poin (0,54 persen) ke level IDR 11.510 per dolar Amerika.

Mempertimbangkan penguatan tersebut, ada kemungkinan arus dana asing masih masuk ke Indonesia, jelas Ariawan. "Hari ini rupiah diperkirakan menyentuh level IDR 11.500 per dolar Amerika dan akhir tahun bisa mencapai IDR 11.300 per dolar Amerika." (NP)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,21

Down- 0,04%
Up3,59%
Up0,02%
Up5,46%
Up18,25%
-

Capital Fixed Income Fund

1.767,05

Up0,56%
Up3,40%
Up0,02%
Up6,86%
Up17,17%
Up43,56%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.748,46

Down- 0,79%
Up3,43%
Up0,01%
Up3,97%
Up18,39%
Up46,82%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.033,61

Down- 0,45%
Up1,56%
Up0,01%
Up2,14%
Down- 2,42%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,61

Up0,53%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua