BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

IHSG Terpuruk Sendiri di Kawasan Asia; BMRI, BBRI, ASII Masih Tertekan

29 April 2015
Tags:
IHSG Terpuruk Sendiri di Kawasan Asia; BMRI, BBRI, ASII Masih Tertekan
Pekerja menyelesaikan pengerjaan pembangunan Tol Surabaya - Mojokerto (Sumo) Seksi IB (Sepanjang-Driyorejo), Sidoarjo, Minggu (22/3). Karena masalah pembebasan lahan, penyelesaian pembangunan jalan tol sepanjang 36,27 km tersebut molor hingga 2016 yang sebelumnya ditargetkan kelar pada 2015. (ANTARA FOTO/Herman Dewantoro)

Peningkatan belanja pemerintah diharapkan dapat menopang pelemahan daya beli masyarakat

Bareksa.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpuruk lima hari berturut-turut dan hari ini merupakan satu-satunya indeks di kawasan Asia yang turun ditengah buruknya laporan keuangan emiten-emiten dan lemahnya nilai tukar rupiah yang turut mengganggu daya beli masyarakat.

Penutupan hari ini, 28 April 2015, IHSG kembali melemah 0,06 persen menjadi 5.242,16 dipicu merosotnya 166 saham di Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh saham BMRI yang turun 3,1 persen, ICBP ambrol 5,1 persen, BBRI melemah 1,25 persen, BBCA turun 1,06 persen dan ASII turun 1,01 persen.

Secara year-to-date, IHSG mencatat return negatif 3,95 persen. Malaysia masih bisa bertahan dengan return positif 3,82 persen. Sedangkan indeks saham di Jepang, Hongkong dan China masing-masing juga mengalami kenaikan 15,58 persen, 20,56 persen dan 38,37 persen. (Perbandingan menggunakan mata uang dolar Amerika).

Promo Terbaru di Bareksa

Direktur Sinarmas Asset Management Jamial Salim mengatakan penurunan IHSG selama dua hari ini hanya respon dari laporan keuangan sejumlah emiten yang tidak sesuai ekspektasi.

"Dengan laporan keuangan yang kurang baik, pertumbuhan ekonomi kuartal satu juga dinilai tidak bagus. Itu yang menggerakkan harga saham turun," ujarnya ketika dihubungi Bareksa.

Sementara nilai tukar rupiah juga kembali menyentuh level Rp13.000 akibat tekanan penjualan investor asing di pasar keuangan. (Baca juga: Dana Asing Masih Keluar; Rupiah Merosot Sentuh Rp13.000)

Hari ini aksi jual bersih investor asing (foreign net sell) kembali terjadi senilai Rp1,8 triliun. Penjualan oleh investor asing ini juga terjadi kemarin dengan nilai Rp1,9 triliun. Namun, hal itu belum menandakan arus dana asing keluar (capital fight) menurut Jamial.

"Belum bisa disimpulkan ada capital outflow hanya dari dua hari perdagangan. Ini lebih kepada respon temporer karena investor hanya wait and see. Saya tidak yakin semua keluar," tukasnya.

Melorotnya daya beli masyarakat yang tercermin dari melemahnya penjualan mobil, semen dan traffic jalan tol menjadi penyebab merosotnya IHSG dua hari belakangan ini ungkap riset Credit Suisse yang telah disampaikan kepada masyarakat.

Untuk menahan pelemahan ekonomi, Credit Suisse memprediksi pemerintah akan melonggarkan aturan Loan-to-Value (LTV) bagi kredit properti dan otomotif guna menumbuhkan kredit. Selain itu juga pemerintah juga diprediksi akan meningkatkan belanja negara terutama ke sektor infrastruktur agar menggenjot pertumbuhan ditengah pelemahan daya beli masyarakat.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro hari ini, 28 April 2015 menyampaikan perlambatan ekonomi di kuartal pertama juga disebabkan belanja pemerintah yang belum berjalan maksimal. "Sebagian besar lelang sudah selesai April sehingga penyerapan belanja negara akan mulai naik".

Credit Suisse merekomendasikan saham WIKA, GGRM, SMRA dan TLKM yang akan memperoleh keuntungan dari kebijakan pemerintah tersebut.

Sementara Jamial melihat sejumlah saham yang dinilai murah (undervalue) masih tetap menarik untuk dikoleksi. Contohnya, sektor perbankan yang akan mendapat keuntungan saat inflasi rendah sehingga suku bunga acuan akan terpaksa turun.

Selain itu, properti juga akan diuntungkan dengan turunnya suku bunga. Permintaan properti akan naik saat suku bunga turun. "Seiring dengan kenaikan properti, konstruksi juga akan bagus karena mendorong pembangunan proyek properti." (np, qs)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,21

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.767,05

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.748,46

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.033,61

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,61

Up0,53%
-
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua