Indeks Obligasi Tembus Level Tertinggi, Bertambah Lagi Alasan Beli ORI017
Dari segi harga, obligasi pemerintah masih bisa mencetak kinerja yang lebih tinggi tahun ini
Dari segi harga, obligasi pemerintah masih bisa mencetak kinerja yang lebih tinggi tahun ini
Bareksa.com - Menguatnya ekspektasi pemulihan ekonomi di era new normal, mendorong pasar obligasi Indonesia bergerak positif. Hal tersebut nampak dari pergerakan Indonesia Composite Bond Index (ICBI).
Data PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) pada Rabu (1/7/2020) yang dilansir Kontan menyebutkan ICBI berada di level 284,31. Level dimaksud merupakan level tertinggi ICBI semenjak indeks obligasi ini kembali rebound di mana di akhir Maret lalu, ICBI sempat berada di level 257,81.
Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula mengatakan, pasar obligasi Indonesia memang telah mengalami pemulihan yang signifikan tahun ini sejak April. Ezra seperti ditulis Kontan, menyebutkan setidaknya terdapat empat faktor yang mendorong terjadinya pemulihan tersebut.
Promo Terbaru di Bareksa
Pertama, investor kembali mengambil posisi risk on global. Pelaku pasar berekspektasi pemulihan ekonomi global cepat terjadi. Hal tersebut seiring kembali berjalannya aktivitas ekonomi sejumlah negara.
Kedua, penguatan kurs rupiah. "Kurs rupiah menguat dari kisaran Rp16.500 ke kisaran Rp14.000 per dolar AS, ujar Ezra.
Faktor ketiga, investor asing sudah mulai mengurangi aksi penjualan obligasi. Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga ikut masuk ke pasar obligasi dalam negeri.
Keempat, yield obligasi Indonesia relatif lebih menarik dibanding yield emerging market dengan rating serupa.
Head of Research & Market Information Department IBPA, Roby Rushandie juga mengungkapkan kenaikan ICBI didorong adanya ekspektasi pemulihan ekonomi. Selain itu, dana investor asing yang mulai kembali mengalir ke dalam negeri turut menjadi katalis positif.
Hanya saja, Roby kepada Kontan mengingatkan bahwa pasar obligasi belum akan kembali ke ke level yang dicapai di akhir Februari lalu, sebelum pandemi Covid 19. Pada periode tersebut, ICBI sempat menyentuh level tertingginya di 286,40.
Alasannya menurut Roby, pasar saat ini sebenarnya masih fluktuatif, "IHSG saja merah lagi karena ekspektasi pemulihan ekonomi turun lagi," kata Roby. Tapi, sambungnya, ICBI tetap punya peluang menguat.
Obligasi Negara
Dari sudut pandang investor asing, yield Surat Utang Negara (SUN) Indonesia termasuk yang paling atraktif dibanding negara lain di kawasan Asia. Ezra optimistis, ke depan, tren positif pasar obligasi Indonesia masih berlanjut.
Peluang tren penurunan suku bunga dan Bank Indonesia (BI) akan terus memberi sentimen positif bagi pasar obligasi. Menurut Ezra, pasar obligasi saat ini minim katalis negatif.
Ia memberikan saran, investor tetap perlu mewaspadai volatilitas kurs rupiah yang berpotensi kembali melemah. Ezra menyebut, jika tidak ada sentimen risk off yang bisa menyebabkan outflow dari emerging market, pasar obligasi masih bisa menguat.
Ezra meyakini pasar obligasi Indonesia masih menarik sampai akhir tahun. Dia memperkirakan, yield 10 tahun obligasi pemerintah dapat berada di kisaran 6,5 persen di akhir tahun 2020. Kemarin, yield obligasi 10 tahun ada di level 7,17 persen.
Ezra menilai dari segi harga, obligasi pemerintah masih bisa mencetak kinerja yang lebih tinggi tahun ini. Makanya, prospeknya masih lebih bagus ketimbang obligasi korporasi.
Investasi Terjamin
Sementara Roby menilai pilihan investor akan sesuai dengan tujuan investasi masing-masing. Jika investor memburu return, maka obligasi korporasi bisa jadi pilihan, karena memberi yield lebih tinggi. Namun, dari segi risiko juga lebih tinggi.
Sementara jika investor mencari investasi yang aman, tentu obligasi negara jadi pilihan paling ideal karena terjamin keamanannya. Hanya saja, return yang didapat relatif moderat.
ORI017
Obligasi negara yang saat ini tersedia bagi masyarakat dan masih pada tahap penawaran adalah Obligasi Negara Ritel seri 017. Masa penawaran ORI017 berlangsung pada 15 Juni-9 Juli 2020.
Hingga Kamis pagi (2/7/2020), penjualan ORI017 sudah mencapai Rp9,3 triliun. Nilai itu tercapai dalam sekitar 17 hari sejak instrumen investasi yang aman dan dijamin negara ini ditawarkan pada 15 Juni lalu. Nilai penjualan ORI017 tersebut sudah melampaui realisasi penjualan ORI016 tahun lalu yang sebesar Rp8,21 triliun dengan masa penawaran 22 hari.
Target maksimal penerbitan ORI017 juga sudah dinaikkan menjadi Rp12 triliun, dari sebelumnya target maksimal Rp10 triliun. Dengan demikian kuota penjualan ORI017 masih tersisa Rp3,08 triliun.
ORI017 menawarkan imbal hasil kupon fixed rate 6,4 persen dengan tenor 3 tahun atau jatuh tempo pada 15 Juli 2023. Tanggal setelmen SBN ritel yang bersifat tradable ini pada 15 Juli 2020.
Dengan nilai investasi minimal Rp1 juta per 1 unit dan maksimal Rp3 miliar untuk 3.000 unit ini, ORI017 membidik investor ritel warga negara Indonesia. ORI017 bisa menjadi alternatif investasi di tengah pandemi Covid-19, di saat pasar modal bergejolak.
DJPPR Kemenkeu menyatakan proses pemesanan pembelian ORI017 secara online dilakukan melalui 4 tahap yaitu (i) registrasi/pendaftaran, (ii) pemesanan, (iii) pembayaran dan (iv) setelmen/konfimasi.
Pemesanan pembelian disampaikan melalui sistem elektronik yang disediakan mitra distribusi yang memiliki interface dengan sistem e-SBN.
"Sebelum melakukan pemesanan pembelian, setiap calon investor kiranya telah memahami memorandum informasi ORI017 yang dirilis pada 15 Juni 2020 dan dapat diakses di landing page pada tautan www.kemenkeu.go.id/ori," ujar DJPPR Kemenkeu.
Masyarakat yang berminat untuk berinvestasi di ORI017 saat ini sudah dapat melakukan registrasi dengan cara menghubungi 25 mitra distribusi yang telah ditetapkan melayani pemesanan pembelian secara langsung melalui sistem elektronik (layanan online) salah satunya melalui Bareksa (PT Bareksa Portal Investasi).
ORI017 merupakan obligasi negara ritel kedua yang dijual secara ritel dan online, setelah pada Oktober tahun lalu pemerintah menerbitkan ORI016.
(AM)
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Obligasi Negara Ritel seri ORI017 hanya bisa dipesan online selama masa penawaran 15 Juni - 9 Juli 2020 di Bareksa. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.365,32 | 0,89% | 3,92% | 6,19% | 7,83% | 18,57% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.068,64 | 0,76% | 3,75% | 5,99% | - | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.828,96 | 1,07% | 3,92% | 5,76% | 7,48% | 17,32% | 41,81% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.242,76 | 0,65% | 3,45% | 5,24% | 6,88% | 19,52% | 35,46% |
Syailendra Sharia Fixed Income Fund limited | 1.030,47 | 0,43% | 2,51% | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.