BeritaArrow iconSBNArrow iconArtikel

Target Dana Rp2 Triliun, Kemenkeu Optimistis Investor Milenial Minati SBR009

Bareksa29 Januari 2020
Tags:
Target Dana Rp2 Triliun, Kemenkeu Optimistis Investor Milenial Minati SBR009
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Dirjen PPR) Kementerian Keuangan, Luky Alfirman (tiga kanan) saat peluncuran Savings Bond Ritel seri SBR009 di Jakarta (29/1/2020). (Bareksa/AM)

Komposisi jumlah investor milenial di SBN ritel sepanjang 2019 mencapai 51-52 persen

Bareksa.com - Kementerian Keuangan kembali merilis Surat Berharga Negara ritel secara online yakni Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR009. Penerbitan SBN ritel khusus untuk investor ritel domestik itu setelah tahun lalu Kemenkeu sukses menerbitkan instrumen investasi serupa hingga 10 kali penerbitan. SBR009 merupakan SBN ritel pertama yang dirilis pada 2020 ini.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Dirjen PPR) Kementerian Keuangan, Luky Alfirman, menyatakan target indikatif awal penerbitan SBR009 ini senilai Rp2 triliun. Jika target ini tercapai, maka pemerintah akan meninjau kembali minat masyarakat atas instrumen investasi yang bisa dibeli mulai Rp1 juta ini.

"Untuk SBR009 ini kita targetnya masih sama kurang lebih Rp2 triliun, kita lihat nanti minat masyarakat seperti apa," ujar Luky usai peluncuran Savings Bond Ritel seri SBR009 di Jakarta (29/1/2020).

Promo Terbaru di Bareksa

Menurut Luky, penerbitan SBN ritel tahun lalu berjalan dengan baik. Tahun ini pemerintah menargetkan untuk bisa melampaui realisasi tahun lalu. Meskipun tahun ini Kemenkeu akan mengurangi frekuensi penerbitan jadi 6-8 kali, dibandingkan tahun lalu yang 10 kali penerbitan. "Kita coba untuk bisa seperti apa yang kita capai tahun lalu. Kita memang ada pengurangan frekuensi," ungkapnya.

Luky mengatakan belajar dari realisasi penerbitan SBN ritel tahun lalu, dengan menggunakan platform online sepanjang tahun penerbitan SBN ritel cukup berhasil. Selain frekuensinya jauh lebih banyak hampir sebulan sekali, namun pemerintah juga menggunakan platform online, di mana investor dimudahkan untuk memperoleh SBN ritel.

Tahun lalu pemerintah menerbitkan empat jenis SBN ritel, mulai bisa diperdagangkan (tradable) dan tidak bisa diperdagangkan (non tradable), ada yang konvensional dan berbasis syariah. Tahun ini, kata Luky, SBN ritel yang akan diterbitkan masih akan sama.

"Kita lihat tahun lalu misalnya, memang sesuai dengan target kita. Yakni kita ingin memperluas basis investor domestik. Khususnya bagaimana kita merangkul dan menarik minat investor lokal ritel generasi milenial. Alhamdulillah sepanjang tahun 2019 kemarin, rata-rata generasi milenial mendominasi sebagai pembeli SBN ritel," ujarnya.

Komposisi jumlah investor milenial di SBN ritel sepanjang 2019 mencapai 51-52 persen dari total jumlah investor. Menurut Luky, dari setiap penerbitan SBN ritel, ternyata mayoritas investornya merupakan generasi milenial. "Itu yang diharapkan akan berlanjut juga di tahun ini," dia menjelaskan.

Karena generasi milenial sangat mengutamakan kemudahan, kata Luky, dengan penjualan SBN ritel yang bisa diakses secara online melalui gadget dan sangat praktis, maka ditargetkan bisa menarik minat lebih banyak investor milenial.

"Dengan platform online tadi, semua difasilitasi. Itu ternyata sesuai dengan preferensi mereka dan surprisingly bahwa generasi milenial merupakan jumlah pembeli terbesar dari SBN ritel kita," dia menambahkan.

Mulai 27Januari 2020 lalu hingga 13 Februari 2020, pemerintah melalui Kementerian Keuangan menawarkan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR009 dengan kupon minimal 6,3 persen. SBR ini akan jatuh tempo pada 10 Februari 2022 dengan harga pembelian minimal Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar.

Sebagai informasi, bunga deposito yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk periode 25 Januari 2020 – 29 Mei 2020 hanya 6 persen per tahun. Tentu akan lebih menjanjikan obligasi ritel pemerintah, terutama yang sudah ditetapkan batas minimalnya (floor). Apalagi, saat ini BI sudah menurunkan suku bunga acuan di level 5 persen.

Kemudian, jika memperhitungkan pajaknya obligasi ritel masih lebih unggul. Deposito dikenakan pajak 20 persen, sehingga bunga 6 persen dikurangi pajak, maka bunga bersihnya tinggal 4,8 persen. Lain halnya dengan obligasi ritel (dalam hal ini SBR009), yang hanya dikenakan pajak 15 persen sehingga dari kupon 6,3 persen yang diterima bersih investor masih 5,36 persen.

Sebagai instrumen yang diterbitkan pemerintah, jaminannya tentu menjadi kelebihannya. SBR009 baik pokok maupun pembayaran kuponnya 100 persen dijamin oleh Undang-Undang.

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

Savings Bond Ritel atau SBN ritel seri SBR009 hanya bisa dipesan selama masa penawaran pada 27 Januari - 13 Februari 2020. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua