Pasar SBN Bergairah Saat Ekonomi AS Lemah, Hilal Reksadana Obligasi Negara Cerah
Demand investor secara keseluruhan masih dominan pada SUN tenor 5 dan 11 tahun dalam lelang kemarin
Demand investor secara keseluruhan masih dominan pada SUN tenor 5 dan 11 tahun dalam lelang kemarin
Bareksa.com - Investor asing dan domestik terpantau mulai memborong Surat Berharga Negara (SBN) di tengah sentimen potensi resesi Amerika Serikat (AS), akibat ekonomi Negara Paman Sam yang melemah. Kondisi itu membuat prospek kinerja reksadana pendapatan tetap berbasis Obligasi Negara ikut cerah.
Bergairahnya pasar SBN menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi ditandai dengan indeks pasar obligasi ICBI menguat 1,09% pada bulan Juli 2024 dan naik 2,66% sepanjang tahun berjalan (YTD) atau dalam 7 bulan terakhir ke level 384,57, dengan ekspektasi imbal hasil (yield) SBN rata-rata turun 7,34 basis poin, namun dibandingkan akhir tahun lalu yield SBN naik 25,87 bps.
“Investor asing tercatat beli bersih (net buy) Rp4,9 triliun di SBN pada bulan Juli 2024, meskipun sepanjang 7 bulan terakhir masih net sell Rp29,05 triliun,” kata dia dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK bulan Juli 2024 secara virtual (5/8).
Promo Terbaru di Bareksa
Aksi borong investor di SBN Tanah Air juga tampak dalam hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) kemarin (6/8). Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR Kemenkeu) Deni Ridwan menyatakan pemerintah meraup penawaran masuk Rp66,9 triliun untuk lelang atas 8 seri SUN, dengan nominal yang dimenangkan Rp23 triliun.
Menurut Deni, appetite investor mulai terlihat risk on atas solidnya kondisi perekonomian RI antara lain ekonomi kuartal II 2024 tumbuh 5,05% (YOY), tingkat inflasi Juli 2024 pada level 2,13% atau tetap terjaga di kisaran target 2,5±1%, dan afirmasi Sovereign Credit Rating Indonesia pada peringkat BBB dengan outlook stabil oleh lembaga rating S&P.
“Penerbitan SUN seri baru FR0103 bertenor 11 tahun sebagai calon SUN seri benchmark tenor 10 tahun untuk tahun 2025 mendapat sambutan sangat positif. Hal ini tercermin dari incoming bids mencapai Rp37,1 triliun atau 55,4% dari total incoming bids, dan dimenangkan Rp10,65 triliun atau 46,3% dari total awarded bids. Incoming dan awarded bids seri tersebut merupakan yang terbesar pada lelang kemarin,” ungkap Deni.
Deni menyatakan minat investor asing pada lelang SUN tetap kuat dengan total incoming bids Rp10,7 triliun, yang mayoritas di SUN tenor 11 tahun Rp6,42 triliun atau 60,03% dari total incoming bids investor asing, dan dimenangkan Rp1,84 triliun atau 45,19% dari total awarded bids investor asing. Demand investor secara keseluruhan masih dominan pada SUN tenor 5 dan 11 tahun, dengan jumlah incoming bids dan awarded bids masing-masing 71,25% dari total incoming bids dan 63,04 % dari total awarded bids.
“Seiring dengan meningkatnya minat investor dan membaiknya kondisi pasar SBN, weighted average yield (WAY) Obligasi Negara yang dimenangkan kemarin turun 11 sampai 21 basis poin apabila dibandingkan dengan level WAY lelang SUN sebelumnya,” dia menjelaskan.
Hilal Reksadana Obligasi Negara
Seiring mulai cerahnya pasar SBN, hal itu bisa mendorong hilal kinerja reksadana berbasis Obligasi Negara ikut cemerlang. Menurut Tim Analis Bareksa, pada rapat Bank Sentral AS The Federal Reserve akhir Juli lalu, bank pimpinan Jerome Powell mengindikasikan pemangkasan suku bunga pada Rapat September 2024 karena tren inflasi mulai menurun. Namun data tenaga kerja AS turun lebih dalam dari perkiraan. Jumlah tenaga kerja non pertanian juga hanya naik 114.000, sangat rendah dari perkiraan 177.000.
Tingkat pengangguran AS juga naik jadi 4,3% pada Juli, lebih tinggi dari Juni 2024. Merespons hal tersebut, pelaku pasar bereaksi negatif terhadap pasar saham karena ekonomi AS berpotensi mengalami hard landing, yang bisa berujung resesi. Melihat kekhawatiran ini, pasar pun mengharapkan The Fed akan memangkas suku bunga lebih besar pada 2024, minimal 50 bps atau 0,5%.
Tim Analis Bareksa menilai, kondisi ini bisa jadi peluang untuk berinvestasi di reksadana berbasis SBN. Sebab SBN biasanya jadi salah satu aset safe haven ketika ekonomi lesu. Suku bunga turun umumnya mendorong turunnya indeks dolar AS dan yield obligasi, termasuk SBN. Penurunan yield menandakan harganya sedang naik karena didorong aksi borong investor.
Rekomendasi Reksadana Obligasi Negara
Sumber : Bareksa, data per 5/8/2024
Beli Allianz Fixed Income Fund 2 di Sini
Beli Manulife Obligasi Negara Indonesia II di Sini
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap berbasi Obligasi Negara yang bisa dipertimbangkan investor di antaranya Allianz Fixed Income Fund 2 yang mencatat imbal hasil 1,67% sebulan terakhir (per 5/8/2024). Kemudian Bahana Obligasi Kehati Lestari Kelas G dengan cuan 1,61%, Syailendra Fixed Income Fund Kelas A return 1,58%, Avrist Prime Bond Fund imbalannya 1,51%, serta Manulife Obligasi Negara II Kelas A dengan keuntungan 1,43% sebulan terakhir.
(Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.365,32 | 0,89% | 3,92% | 6,19% | 7,83% | 18,57% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.068,64 | 0,76% | 3,75% | 5,99% | - | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.828,96 | 1,07% | 3,92% | 5,76% | 7,48% | 17,32% | 41,81% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.242,76 | 0,65% | 3,45% | 5,24% | 6,88% | 19,52% | 35,46% |
Syailendra Sharia Fixed Income Fund limited | 1.030,47 | 0,43% | 2,51% | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.