BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

IHSG Tertekan Isu Kenaikan Harga BBM, 10 Reksadana Ini Masih Berhasil Juara Cuan

Abdul Malik29 Agustus 2022
Tags:
IHSG Tertekan Isu Kenaikan Harga BBM, 10 Reksadana Ini Masih Berhasil Juara Cuan
Tiga mobil tangki Pertamina antre memasuki lokasi pengisian bahan bakar minyak di Terminal BBM Jakarta Group Plumpang, Jakarta Utara, Senin (27/11). (ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf)

Isu kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar jadi perhatian pelaku pasar sepanjang pekan lalu

Bareksa.com - Mengakhiri perdagangan di pekan keempat Agustus 2022, bursa saham Tanah Air mengalami koreksi sehingga membuatnya gagal mencatatkan penguatan mingguan untuk keenam kali beruntun.

Dalam perdagangan yang berlangsung mulai dari 22 hingga 26 Agustus 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang lebih banyak berakhir di zona merah yakni sebanyak tiga hari, sementara dua hari lainnya ditutup menghijau.

Alhasil secara mingguan IHSG mencatatkan penurunan 0,71% dengan berakhir di level 7.135,25. Di sisi lain, sepanjang pekan lalu investor asing terlihat cenderung masih memborong saham-saham Tanah Air dengan catatan aksi beli bersih (net buy) yang mencapai Rp1,68 triliun di pasar reguler.

Promo Terbaru di Bareksa

Isu kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar jadi perhatian pelaku pasar sepanjang pekan lalu. Isu tersebut menguat setelah Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, pada pekan sebelumnya mengatakan pemerintah akan mengumumkan harga BBM di pekan ini.

Alhasil, IHSG langsung jeblok 0,9 persen di awal pekan. Kenaikan harga BBM subsidi bisa memicu inflasi yang tinggi, yang tentunya berdampak buruk bagi perekonomian. Namun, hingga Jumat kemarin pemerintah tidak mengumumkan kenaikan harga BBM tersebut.

Sumber dari lingkup pemerintahan kepada CNBC Indonesia mengatakan masalah kenaikan harga BBM subsidi masih dibicarakan, dan memberikan sedikit bocoran kenaikan harga.

"Kemungkinan di bawah Rp10.000 per liter," kata sumber tersebut, pada Jumat (26/8/2022).

Bahana Sekuritas dalam catatannya kepada investor mengungkapkan banyak investor saham dan obligasi yang memperkirakan koreksi pasar dari kenaikan harga BBM akan bersifat sementara.

"Walaupun kebijakan tersebut dapat meningkatkan inflasi, menaikkan suku bunga, dan merugikan konsumsi rumah tangga dalam jangka pendek, kebijakan tersebut akan menghilangkan kebijakan menggantung yang membuat orang asing enggan membeli aset dalam rupiah," papar Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro dan tim dalam tulisannya, Jumat (26/8/2022).

Sejauh ini, investor asing memandang rendahnya inflasi di Indonesia sebagai hal yang artificial karena pemerintah mengelontorkan subsidi jumbo untuk mengamankan harga energi.

Pandangan ini melekat karena Indonesia telah menjadi negara pengimpor minyak bersih yang secara konsisten mencatat defisit fiskal dan menghabiskan lebih dari 15 persen pendapatan negaranya hanya untuk mensubsidi bahan bakar.

Kinerja Seluruh Jenis Reksadana Menguat

Kondisi pasar saham yang mengalami koreksi pada pada pekan lalu, secara umum membuat berbagai jenis reksadana mengalami kinerja yang beragam.

Illustration

Sumber : Bareksa

Berdasarkan data Bareksa,indeks reksadana campuran menjadi yang paling unggul pada pekan lalu dengan kenaikan 0,10 persen, disusul oleh indeks reksadana pasar uang yang bertambah 0,02 persen.

Sementara itu, indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana saham kompak mencatatkan pelemahan pada pekan lalu masing-masing -0,08 persen dan -0,14 persen.

Illustration

Sumber : Bareksa

Meskipun secara umum mengalami penurunan, ternyata top 10 produk reksadana yang berhasil mencatatkan imbal hasil (return) mingguan tertinggi pada pekan lalu mayoritas masih dihuni oleh reksadana saham sebanyak 7 produk, dan 3 produk lainnya reksadana campuran.

Kesepuluh reksadana tersebut yakni Semesta Dana Maxima, Semesta Dana Saham, Bahana Dana Prima, Shinhan Balance Fund, Pratama Syariah, Shinhan Equity Growth, Sucorinvest Maxi Fund, Bahana Trailblazer Fund, Trimegah Balanced Absolute Strategy, serta Sucorinvest Equity Fund.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,52

Up0,64%
Up3,07%
Up0,02%
Up6,27%
Up19,97%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,52

Up0,53%
Up3,42%
Up0,02%
Up7,36%
Up18,23%
Up42,99%

STAR Stable Income Fund

1.908,5

Up0,50%
Up2,85%
Up0,01%
Up6,31%
Up31,62%
Up59,94%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,62

Up0,49%
Up2,79%
Up0,01%
Up5,45%
Up20,04%
Up48,77%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,05

Up0,36%
Up2,00%
Up0,02%
Up2,08%
Down- 2,75%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua