Bagaimana Prospek Investasi Reksadana Syariah di 2022?
Reksadana syariah bisa dimiliki oleh semua investor tanpa memandang latar belakang agama tertentu
Reksadana syariah bisa dimiliki oleh semua investor tanpa memandang latar belakang agama tertentu
Bareksa.com - Ingin berinvestasi di reksadana syariah pada tahun depan? Para analis memprediksi prospek reksadana syariah lebih cerah dari reksadana konvensional loh.
Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengungkapkan meski sepanjang tahun 2021 kinerja reksadana syariah di bawah kinerja reksadana konvensional, tetapi pada 2022 reksadana syariah memiliki prospek lebih cerah. Alasannya, prospek itu seiring perbaikan ekonomi yang mendorong kenaikan harga komoditas di antaranya harga batu bara.
Di sisi lain, rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) akan mempengaruhi Indonesia. "Prospek reksadana syariah sebetulnya lebih baik," kata Wawan dilansir Bisnis.
Promo Terbaru di Bareksa
Ia mencontohkan harga batu bara yang saat ini merangkak naik dan tengah berada di level US$170 per ton. Batu bara adalah satu sektor yang dipandang akan dibutuhkan ketika dunia masuk dalam masa recovery atau perbaikan karena kebutuhan ekonomi yang juga akan naik. Adapun tulang punggung indeks saham syariah (JII) yaitu emiten-emiten batu bara.
"Penggerek (reksadana syariah) tetap dari infrastruktur, telekomunikasi dan komoditas untuk tahun depan," kata Wawan.
Wawan menyampaikan jika tahun depan suku bunga naik, maka reksadana pasar uang syariah akan diuntungkan dengan situasi tersebut.
Dana Kelolaan dan Unit Penyertaan Reksadana Syariah
Menurut Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report November 2021 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengungkapkan reksadana syariah mencatatkan pertumbuhan positif dana kelolaan (asset under management/AUM) dan unit penyertaan secara bulanan/MoM.
Meski begitu, dana kelolaan maupun unit penyertaan reksadana syariah sepanjang tahun berjalan/YtD dan tahunan/YoY masih terkoreksi. Namun, koreksi pertumbuhannya tidak sebesar bulan sebelumnya.
Dana kelolaan reksadana syariah pada November 2021 tercatat Rp43,12 triliun, tumbuh 4 persen secara bulanan (MoM). Bila dibandingkan dengan posisi Desember 2020, dana kelolaan reksadana syariah anjlok 42 persen dan secara tahunan juga merosot 42 persen.
Dari sisi unit penyertaan, jumlah unit penyertaan reksadana syariah sebanyak 27,94 miliar unit per akhir November 2021. Angka tersebut naik 4 persen secara bulanan. Namun, jumlah unit penyertaan reksadana syariah per akhir bulan lalu terkoreksi 56 persen secara YtD dan minus 57 persen secara YoY.
Anjloknya dana kelolaan dan unit penyertaan reksadana syariah secara tahunan dan sepanjang tahun berjalan, utamanya akibat merosotnya dana kelolaan dan unit penyertaan reksadana pasar uang dan terproteksi syariah. Salah satunya akibat Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), sebagai investor jumbo keuangan syariah sejak April 2021 mengurangi investasinya di dua jenis reksadana syariah tersebut.
BPKH menarik semua dana haji dari reksadana terproteksi syariah Rp35,9 triliun dan reksadana pasar uang syariah Rp2 triliun dan memindahkannya ke surat berharga syariah. BPK juga mengalihkan dananya ke Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) Syariah dan Dana Investasi Real Estat Syariah (DIRES).
Reksadana Syariah Adalah
Melansir laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana syariah adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama manajer investasi (MI), untuk kemudian diinvestasikan ke dalam surat berharga seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang yang sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah Islam antara lain dengan portofolio penempatan dana di instrumen keuangan syariah seperti saham syariah dan sukuk.
Reksadana syariah sudah mendapatkan opini kesesuaian syariah atau fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kemudian, pengelolaannya diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah, sehingga dapat dipastikan selalu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan investasi halal.
Walau bernama reksadana syariah, instrumen investasi ini bisa dipilih oleh semua investor tanpa memandang latar belakang agama tertentu.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report November 2021. Untuk berlangganan laporan ini silahkan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.383,98 | 0,27% | 4,10% | 7,65% | 8,38% | 19,56% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,17 | 0,35% | 4,25% | 7,06% | 7,42% | 3,33% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.081,97 | 0,58% | 3,99% | 7,31% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.848,33 | 0,52% | 3,87% | 6,88% | 7,37% | 17,88% | 40,95% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.277,74 | 0,82% | 3,98% | 6,89% | 7,33% | 20,30% | 35,72% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.