BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Kiprah Seperempat Abad MAMI Hingga Jadi Pemimpin Industri Reksadana

Abdul Malik03 Oktober 2021
Tags:
Kiprah Seperempat Abad MAMI Hingga Jadi Pemimpin Industri Reksadana
Kompleks perkantoran Manulife di Ottawa, Kanada. (Shutterstock)

Pada 2004 MAMI berhasil meraih pangsa pasar 12 persen dibandingkan total dana kelolaan industri reksadana nasional

Bareksa.com - Meraih gelar juara 1 dan pemimpin industri reksadana nasional tentu bukan hal mudah. Kado istimewa tersebut berhasil didapatkan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), setelah perjalanannya selama seperempat abad berkiprah di industri manajemen investasi Tanah Air.

Perusahaan nasional yang didirikan sejak 1996 dengan nama PT Dharmala Aset Manajemen tersebut, terhitung sudah selama 9 bulan terakhir secara berturut-turut sejak Desember 2020 hingga Agustus 2021, berstatus juara 1 perusahaan manajemen investasi dengan kelolaan reksadana terbesar di Indonesia.

Per Agustus 2021, dana kelolaan reksadana rupiah MAMI senilai Rp46,64 triliun dan reksadana dolar AS senilai US$878,02 juta, atau jika ditotal dan dibulatkan dalam mata uang rupiah sekitar Rp60,26 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

Sumber : Bareksa

Nilai kelolaan reksadana MAMI bulan lalu terbilang sangat fantastis. Sebab MAMI berhasil jadi satu-satunya MI di Tanah Air dengan kelolaan reksadana di atas Rp50 triliun.

Bahkan selisih kelolaan reksadana antara perusahaan yang 95 persen sahamnya dipegang oleh PT Buana Daya Sarana Indonesia dan 4 persen oleh PT Tirta Dhana Nugraha tersebut dibandingkan perusahaan MI lainnya cukup jauh.

Illustration

Sumber : OJK

MAMI yang baru berusia 25 tahun pada 2021 ini, telah menjelma jadi raksasa perusahaan manajemen investasi Tanah Air.

Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report August 2021 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan dalam posisi top 5 perusahaan manajemen investasi, selisih kelolaan reksadana antara MAMI dengan perusahaan MI lain di posisi 2 yakni PT Bahana TCW Investment Management yang punya kelolaan Rp43,56 triliun per Agustus 2021, mencapai Rp16,7 triliun.

Selisih pangsa pasar keduanya juga cukup lebar, di mana 11 persen untuk Manulife AM Indonesia dan 8 persen untuk Bahana TCW.

Selain itu, dalam posisi 5 MI terbesar di Tanah Air yang juga diisi oleh Mandiri Manajemen Investasi, Batavia Prosperindo Aset Manajemen dan Schroder Investment Management Indonesia, MAMI jadi satu-satunya perusahaan MI yang kelolaan reksadananya terus melesat, secara bulanan, sepanjang tahun berjalan dan secara tahunan.

Secara bulanan kelolaan reksadana MAMI melonjak 6 persen pada Agustus, meroket 22 persen sepanjang tahun berjalan dan terbang 69 persen secara tahunan. Lonjakan kelolaan reksadana MAMI seiring larisnya produk reksadana perseroan dipesan oleh investor.

Hal ini terlihat dari jumlah unit penyertaan reksadana MAMI yang dibeli investor melesat hingga 53 persen secara tahunan dan melonjak 19 persen sepanjang tahun berjalan pada Agustus 2021.

Kondisi itu berkebalikan dengan mayoritas MI lain di posisi lima besar yang justru mencatatkan penurunan unit penyertaan reksadana secara tahunan maupun sepanjang tahun berjalan.

Penurunan kelolaan yang dicatatkan tersebut akibat gejolak pasar terdampak pandemi Covid-19 dan sentimen ketidakpastian ekonomi global.

Kondisi itu menunjukkan MAMI berhasil menjadi salah satu MI paling tahan banting dari hantaman volatilitas pasar sejak awal pandemi pertengahan tahun lalu.

Top 5 MI Kelolaan Reksadana Terbesar per Agustus 2021

Illustration

Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report August 2021​

Tercatat per Agustus 2021, MAMI berstatus juara 1 dari sisi dana kelolaan untuk produk reksadana syariah dengan pangsa pasar 18 persen, serta reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap dengan market share masing-masing 16 persen.

Sejarah Perjalanan MAMI

Bagaimana sejarah perjalanan Manulife Aset Manajemen Indonesia dalam berkiprah di industri reksadana nasional hingga menjadi juara 1 saat ini?

Afifa, Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengisahkan setahun setelah Undang-Undang Pasar Modal No.8 diterbitkan pada 1995, PT Dharmala Aset Manajemen berdiri, tepatnya pada 16 Juli 1996.

Perseroan kemudian berganti nama menjadi PT Dharmala Manulife Aset Manajemen dan terakhir kali menjadi PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, sebagaimana dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Manulife Aset Manajemen Indonesia No.5 tanggal 4 November 1998.

"Di tahun 1998 pula, MAMI meluncurkan produk reksadana pertamanya, yaitu Phinisi Dana Saham, Phinisi Dana Campuran, dan Phinisi Dana Kas. Enam tahun sejak peluncuran reksadana pertamanya, dana kelolaan MAMI tumbuh signifikan dan mencapai Rp12 triliun di tahun 2004," kisah Afifa.

Ibarat seorang anak yang baru berusia 8 tahun, pada 2004 tersebut MAMI berhasil meraih pangsa pasar 12 persen dibandingkan total dana kelolaan industri reksadana nasional saat itu yang berdasarkan data OJK senilai Rp104 triliun.

Menurut data Bareksa kelolaan reksadana mata uang rupiah MAMI pada 2004 baru senilai Rp8,76 triliun, namun per Agustus 2021 telah naik lebih dari lima kali lipat jadi Rp47,64 triliun, atau melesat hingga 543 persen.

Illustration

Sumber : Bareksa

Lonjakan kelolaan MAMI tersebut senada dengan lonjakan total dana kelolaan industri reksadana nasional yang juga naik lebih dari lima kali lipat antara 2004 dan saat ini, yakni melesat 521 persen dari Rp104 triliun pada 2004 jadi Rp542,5 triliun per Agustus 2021.

Illustration

Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report August 2021​

Menurut Afifa, meskipun industri reksadana terus bertumbuh dalam beberapa dasawarsa terakhir hingga kelolaannya menembus di atas Rp500 triliun, namun hingga saat ini masih memiliki beberapa tantangan krusial yang harus diatasi.

"Antara lain rendahnya tingkat literasi finansial masyarakat Indonesia, budaya konsumtif, dan maraknya investasi bodong. Karena itu, kami terus melakukan beragam kegiatan edukasi ke berbagai lapisan masyarakat Indonesia, bahkan di masa pandemi Covid-19 saat ini, kegiatan-kegiatan tersebut terus berlangsung," kata perempuan yang juga merupakan Ketua Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII) tersebut.

Strategi Pemasaran MAMI

Seperti apa strategi MAMI untuk memasarkan produk reksadananya zaman dulu dibandingkan saat ini?

Afifa menjelaskan pada 2001, MAMI mulai melakukan kerja sama pemasaran reksadana dengan mitra perbankan. "Hingga saat ini, jumlah mitra distribusi reksadana MAMI telah berkembang menjadi sebanyak 32 mitra, yang terdiri dari 20 mitra bank dan 12 mitra non-bank," ungkapnya.

Afifa menjelaskan secara prinsip, MAMI memasarkan produk dan jasanya melalui empat jalur distribusi, yaitu institutional sales, partnership distribution, wealth specialist, dan digital (melalui www.klikmami.com).

"Dari empat jalur distribusi pemasaran tersebut, per akhir Juni 2021 MAMI mencatatkan total dana kelolaan Rp104,7 triliun, tumbuh 52 persen (secara tahunan/YoY). Adapun AUM reksadana MAMI mencapai Rp56,6 triliun, meroket 93 persen (YoY) dengan market share 10,57 persen (tahun lalu di periode yang sama market share AUM reksadana MAMI baru 5,54 persen)," Afifa mengungkapkan.

Afifa mengisahkan di masa lampau, dana minimal untuk berinvestasi di produk reksadana cukup besar atau tidak seringan saat ini. Seiring berjalannya waktu, karena ingin menjangkau pasar yang lebih luas, maka dana minimum berinvestasi di reksadana menjadi semakin terjangkau, bahkan ada yang mulai hanya Rp10.000.

"Saat ini MAMI memiliki lebih dari 1,18 juta investor, yang terdiri dari investor institusi dan individu dari berbagai lapisan masyarakat," kata Afifa.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juni 2021, jumlah investor reksadana meroket 55 persen jadi 4,93 juta orang atau hampir menembus 5 juta investor. Dengan begitu, MAMI berhasil meraih pangsa pasar 24 persen dari sisi jumlah investor reksadana pada Juni 2021.

Bagian dari Manajemen Aset Global

Menurut Afifa, MAMI merupakan bagian dari Manulife Investment Management, perusahaan manajemen aset global dari Manulife Financial Corporation.

"Manulife Financial Corporation merupakan grup layanan keuangan internasional terkemuka yang membantu masyarakat membuat keputusan lebih mudah dan hidup lebih baik. Manulife Financial Corporation telah melayani kebutuhan para nasabah selama lebih dari 155 tahun," ujarnya.

Sebagai bagian dari Manulife Financial Corporation, ungkap Afifa, MAMI bekerja sama erat dengan Manulife Investment Management di negara-negara lain di berbagai bidang, termasuk knowledge sharing dan pemasaran.

"Tim investasi MAMI yang terdiri dari 15 tenaga profesional dengan pengalaman rata-rata lebih dari 16 tahun di industri finansial. Tim tersebut didukung oleh lebih dari 600 tenaga profesional di bidang investasi dari 18 negara dan kawasan di berbagai belahan dunia yang tergabung dalam Manulife Investment Management," dia menjelaskan.

Tercatat jumlah tenaga profesional Manulife Investment Management untuk kawasan Asia yang di dalamnya termasuk Indonesia, namun di luar Jepang, mencapai 185 orang. Jumlah itu merupakan terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Kondisi itu menunjukkan pasar Asia dianggap sangat penting oleh Manulife Grup, kedua setelah AS.

Illustration

Sumber : www.manulifefunds.com.hk

Selain MAMI di Indonesia, perusahaan Manulife Investment di negara tetangga seperti Manulife Investment Management Berhad di Malaysia, Manulife Investment Fund Management Company Limited di Vietnam, Manulife Asset Management and Trust Corporation di Filipina dan Manulife Investment Management Pte. Ltd di Singapura.

Misi MAMI Selanjutnya

Setelah seperempat abad berkiprah di industri reksadana nasional dan berhasil menjadi juara 1 dalam 9 bulan terakhir, apa misi MAMI selanjutnya?

Menurut Afifa, secara sederhana perseroan memiliki target jangka pendek, menengah dan panjang. "Dalam jangka pendek, kami berharap dapat terus mempertahankan kepercayaan yang telah dititipkan oleh masyarakat investor Indonesia kepada kami, serta mencatatkan pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan," ungkap Afifa.

Dia menyatakan MAMI akan terus meningkatkan proses di internal agar dapat menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, serta memberikan customer experience yang baik.

"Kami memiliki komitmen yang kuat untuk terus memberikan edukasi keuangan dan pengetahuan seputar pasar modal, reksadana dan investasi syariah kepada masyarakat Indonesia. Di tengah pandemi, kami tetap menyelenggarakan berbagai kegiatan edukasi yang dilakukan dengan memanfaatkan platform online dan media sosial, baik untuk masyarakat umum, komunitas, mahasiswa, maupun untuk potential clients dan existing clients." Afifa memaparkan.

Adapun dalam jangka panjang, MAMI berharap reksadana akan semakin banyak dimanfaatkan oleh jutaaan rakyat Indonesia dan semakin diminati masyarakat baik oleh kalangan pekerja maupun mahasiswa.

"Investasi di reksadana sangat terjangkau (minimal investasi Rp10.000), likuid (bisa dicairkan kapan saja), aman (diawasi oleh OJK, dan pada saat redemption dana investasi akan ditransfer ke rekening bank yang telah ditentukan sejak awal). Apalagi sekarang semakin mudah dengan saluran digital. Kami akan terus berinovasi, menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam dan meningkat," pungkas Afifa.

(Abdul Malik)​

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.202,74

Up0,42%
Up5,47%
Up9,65%
Up9,79%
Up18,62%
Up7,84%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,32

Up0,49%
Up5,00%
Up8,79%
Up9,05%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,7

Up0,45%
Up4,45%
Up9,60%
Up9,91%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.045,13

Up0,98%
-----

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua