AMII : Pertumbuhan Industri Reksadana Banyak Ditopang Top 10 Manajer Investasi
Pangsa pasar 10 manajer investasi terbesar meningkat dari 57 persen pada 2019 menjadi 62 persen pada 2020
Pangsa pasar 10 manajer investasi terbesar meningkat dari 57 persen pada 2019 menjadi 62 persen pada 2020
Bareksa.com - Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII) menilai, pertumbuhan industri reksadana saat ini masih banyak ditopang oleh 10 manajer investasi (MI) besar. Pangsa pasar dari 10 manajer investasi besar ini pun meningkat dibandingkan dibandingkan total dana kelolaan pada 2020 yang mencapai Rp573,5 triliun.
Ketua Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII) Afifa menjelaskan, pertumbuhan industri reksadana banyak ditopang oleh 10 manajer investasi terbesar. Dana kelolaan dari 10 manajer investasi terbesar ini pun bertumbuh 15,4 persen atau lebih tinggi dari industri reksadana yang bertumbuh 5,79 persen.
"Pangsa pasar 10 manajer investasi terbesar ini juga meningkat dari 57 persen pada 2019 menjadi 62 persen pada 2020," terang Afifa di Jakarta belum lama ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Tidak hanya 10 manajer investasi terbesar itu saja yang dana kelolaannya bertumbuh tinggi. Afifa menyebutkan, MI lainnya juga bertumbuh pesat di atas industri, seperti 12 MI yang bertumbuh sekitar 5,79-12 persen, 6 perusahaan yang bertumbuh sekitar 20-50 persen dan 7 perusahaan yang bertumbuh di atas 50 persen.
Afifa menambahkan, pertumbuhan industri reksadana ini juga ditopang oleh manajer investasi yang saat ini berjumlah 97 perusahaan. Produk reksadana juga bertambah banyak menjadi 2.270 produk.
"Agen Penjual Reksa Dana (APERD) juga bertambah menjadi 62 agen pada 2020 atau ada penambahan 25 agen baru," terang dia.
Dari sisi produk, reksadana pasar cukup mendapat tempat di industri reksadana, terutama pada 2020. Pasalnya, investor baru banyak diperkenalkan dengan produk dengan tingkat volatilitas rendah seperti reksadana pasar uang dan pendapatan tetap.
"Sikap investor yang menghindari produk dengan tingkat volatilitas tinggi ini terlihat dari penurunan reksadana saham pada 2020," jelas dia.
Ke depan, Afifa melihat prospek industri reksadana cukup besar. Apalagi di tengah rendahnya suku bunga rendah, setelah Bank Indonesia menurunkan suku bunga beberapa kali.
Adapun potensi yang bisa dioptimalkan untuk mendukung perkembangan industri reksadana adalah dengan memanfaatkan investor ritel. Pada 2020, geliat investor ritel ini sudah mulai terlihat karena maraknya digitalisasi. Namun demikian, dilihat dari tingkat penetrasinya dibandingkan populasi penduduk Indonesia masih sangat rendah, yakni 1,4 persen.
"Begitu banyak masyarakat yang belum terjamah, namun dengan reksadana pertumbuhan ini bisa berlanjut," papar dia.
Hal lain yang mendukung perkembangan reksadana adalah tingginya dana pihak ketiga di perbankan. Dengan rendahnya tingkat suku bunga perbankan saat ini bisa mendukung perpindahan dana simpanan tersebut ke reksadana.
Dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB), dana kelolaan industri reksadana juga masih kecil. Sehingga hal ini bisa menjadi peluang bagi industri reksadana untuk terus bertumbuh.
Lebih lanjut, investor milenial saat ini juga mulai meningkat partisipasinya. Hal ini didukung oleh perkembangan teknologi digital, terutama APERD online yang bisa menjangkau kalangan yang lebih luas.
"Peningkatan jumlah investor dan adanya produk baru serta didukung oleh teknologi digital bisa mendukung keberlanjutan industri ke depannya," terang dia.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.366,57 | 0,80% | 3,95% | 6,29% | 7,88% | 18,66% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.830,53 | 1,06% | 3,99% | 5,85% | 7,47% | 17,37% | 42,04% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.069,6 | 0,75% | 3,83% | 6,09% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.245,27 | 0,67% | 3,54% | 5,36% | 6,88% | 19,56% | 35,48% |
Reksa Dana Syariah Syailendra Tunai Likuid Syariah | 1.157,97 | 0,30% | 2,47% | 3,85% | 4,98% | 14,19% | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.