BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Insight IM : Volatilitas Pasar Masih akan Tinggi Hingga Akhir 2020

Abdul Malik26 November 2020
Tags:
Insight IM : Volatilitas Pasar Masih akan Tinggi Hingga Akhir 2020
Komisaris Utama Insight Investments Management Anak Agung Gde Wisnu Wardhana (kiri) dan Direktur Utama Ekiawan Heri Primaryanto dalam penyerahan sertifikat pencatatan Reksa Dana Indeks Insight ETF FTSE Indonesia Low Volatitility Factor Index (XILV). (dok. perusahaan)

Volatilitas masih akan tinggi selama kondisi ekonomi belum menunjukkan fundamental yang membaik

Bareksa.com - PT Insight Investments Management menilai perkembangan kasus Covid-19 saat ini masih akan membuat pasar diliputi ketidakpastian. Optimisme pasar atas perkembangan terbaru vaksin Covid-19 mulai mereda. “Kami lihat ke depan masih terdapat ketidakpastian terutama dari perkembangan kasus Covid-19 dan vaksin tentunya,” ujar Direktur Utama PT Insight Investments Management, Ekiawan Primaryanto dalam keterangannya (26/11/2020).

Bursa Efek Indonesia mencatat selama periode 16-20 November 2020, pasar modal Indonesia mencatatkan kinerja positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 2,03 persen dan berada di level 5.571 pada akhir pekan lalu dari 5.461 pada penutupan pekan sebelumnya. Nilai kapitalisasi pasar bursa mencapai Rp6.474,86 triliun atau meningkat 2 persen.

Ekiawan menjelaskan faktor pengerak pasar saat ini di antaranya pertama, hasil pemilihan umum presiden (Pilpres) Amerika Serikat yang memenangkan Joe Biden, kandidat dari Partai Demokrat. Dia menyatakan kemenangan Biden berdampak positif pada IHSG karena kebijakan Partai Demokrat biasanya lebih populis, sehingga secara fiscal lebih ekspansif.

Promo Terbaru di Bareksa

“Hal itu akan menyebabkan dolar AS tetap melemah, ditambah kenaikan pajak korporasi dari sebelumnya 22 persen jadi 28 persen, sehingga dapat menekan earning per share emiten AS ke depannya,” ungkap Ekiawan.

Menurut Ekiawan, kondisi itu akan mendorong berpindahnya alokasi aset dari negara maju ke negara berkembang. Kedua, vaksin yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech yang diklaim efektif 95 persen mencegah Covid-19, namun membutuhkan suhu penyimpanan hingga minus 70 derajat Celcius, sehingga mempersulit pendistribusiannya.

Adapun vaksin yang dikembangkan Moderna yang diklaim 94,5 persen efektif melawan Covid-19 memberikan harapan baru karena dinyatakan tetap stabil meski disimpan di suhu minus 2-8 derajat Celcius atau setara suhu standar kulkas rumahan selama 30 hari.

Ketiga, kata Ekiawan adalah sentimen dari domestik yakni rilis laporan keuangan emiten perbankan yang cukup memuaskan. Bank-bank besar nasional melaporkan berhasil membukukan profitabilitas meningkat pada kuartal III 2020. “Aliran dana asing dalam 3 hari awal pekan lalu sudah masuk ke pasar saham senilai Rp3 triliun, yang utamanya masuk ke saham sektor perbankan,” Ekiawan menjelaskan.

Untuk diketahui, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia per Minggu (22/11/2020) menurut laman covid-19.go.id, mencapai 497.668 orang. Jumlah penambahan kasus positif harian tercatat 4.360 orang dengan jumlah pasien sembuh 4.233 orang. Secara akumulasi pasien sembuh dari Covid-19 mencapai 418.188 orang atau sekitar 84 persen. Jumlah pasien meninggal dunia bertambah 110 orang, sehingga secara akumulasi total menjadi 15.884 orang atau sekitar 3,2 persen.

Senada jumlah kasus positif Covid-19 di dunia juga terus bertambah. Dilansir Worldometers, hingga Senin (23/11/2020), tercatat kasus Covid-19 di seluruh dunia sebanyak 58.958.324 kasus. Dari angka itu, sebanyak 1.393.138 orang meninggal dunia dan 40.745.898 orang sembuh.

Volatilitas Pasar

Ekiawan mengungkapkan lonjakan penambahan kasus baru Covid-19 akan membuat kondisi pasar masih volatile. Stimulus ekonomi untuk menangani pandemi Covid-19 yang dilakukan banyak negara, termasuk AS dan Indonesia memang sudah terlihat dampaknya. Namun stimulus itu belum mampu mendongkrak kinerja pendapatan perusahaan-perusahaan agar bisa segera pulih dari pandemi.

Illustration

Sumber : Bloomberg, Insight Research

Berdasarkan hasil riset Insight, penurunan IHSG sejak Maret 2020 diikuti dengan volatilitas IHSG mencapai puncaknya sejak 2015. Hal ini menunjukkan penurunan IHSG diikuti oleh peningkatan volatilitas dinilai masih akan tinggi hingga akhir tahun 2020, selama kondisi ekonomi belum menunjukkan fundamental yang membaik.

“Karena volatilitas yang masih sangat tinggi, kami sarankan investor bisa memanfaatkan fitur fleksibilitas dalam transaksi pada reksadana exchange traded fund (ETF),” kata Ekiawan.

Illustration

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

​DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua