BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

AUM Reksadana Pasar Uang Terbang 52 Persen, Inilah 5 Manajer Investasi Jawaranya

Bareksa15 Januari 2020
Tags:
AUM Reksadana Pasar Uang Terbang 52 Persen, Inilah 5 Manajer Investasi Jawaranya
Ilustrasi investasi yang bertumbuh. (Shutterstock)

Kinerjanya cukup stabil sehingga cocok bagi investor pemula dan investasi jangka pendek

Bareksa.com - Dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana tumbuh signifikan pada 2019. Penurunan itu seiring dengan fluktuasi pasar saham sepanjang tahun lalu, sehingga investor mengalihkan dananya ke instrumen yang lebih rendah risiko seperti reksadana pasar uang.

Mengacu pada laporan Bareksa : Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Desember 2019, AUM reksadana pasar uang bahkan terbang 51,82 persen menjadi Rp69,2 triliun pada Desember 2019, dari sebelumnya Rp45,6 triliun pada Desember 2018.

Illustration

Promo Terbaru di Bareksa

Sumber: Bareksa Data Market-Monthly Report December 2019

Pertumbuhan yang sangat baik juga nampak pada unit yang ditawarkan yakni 53,47 persen menjadi 52,7 miliar unit pada Desember 2019, dari sebelumnya pada Desember 2018 yang tercatat baru 34,4 miliar unit.

Illustration

Sumber: Bareksa Data Market-Monthly Report December 2019

Siapa saja manajer investasi yang jadi juara dana kelolaan reksadana pasar uang terbesar pada Desember 2019? Berikut ulasannya :

Top 5 MI Juara Dana Kelolaan Reksadana Pasar Uang (Desember 2019)

Illustration
Sumber: Bareksa Data Market-Monthly Report December 2019

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diolah Bareksa: Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report December 2019, menyatakan PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) menempati posisi pertama sebagai jawara MI dana kelolaan reksadana pasar uang terbesar tahun lalu.

Mandiri Investasi mencatat AUM reksadana pasar uang Rp10,6 triliun pada Desember 2019. Secara bulanan AUM reksadana pasar uang MMI melonjak 7 persen, secara year to date meroket 70 persen dan year on year pun tumbuh 70 persen. MMI menguasai pangsa pasar 15 persen.

Posisi kedua ditempati PT Bahana TCW Investment Management dengan AUM pada Desember 2019 sebesar Rp5,89 triliun dengan market share 9 persen. Dana kelolaan reksadana pasar uang Bahana TCW secara bulanan minus 10 persen, tapi year to date tumbuh 7 persen, dan year on year naik 7 persen.

Posisi ketiga hingga kelima masing-masing ditempati PT Eastspring Investment Indonesia, PT Danareksa Aset Manajemen, dan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia.

Di mana Eastpring mencatat dana kelolaan reksadana pasar uang Rp5,69 triliun pada Desember 2019, dengan market share 8 persen. Dana kelolaan Eastpring secara bulanan tumbuh 10 persen, dan year to date serta year on year masing-masing tumbuh 20 persen.

Sementara itu dana kelolaan yang dihimpun Danareksa pada reksadana pasar uang di Desember 2019 tercatat Rp5,06 triliun. Danareksa menguasai market share 7 persen dan mengalami lonjakan dana kelolaan secara bulanan 26 persen dan year to date serta year on year masing-masingnya melesat 51 persen.

Pada posisi kelima lima besar, ditempati Manulife AM ang mencetak lonjakan dana kelolaan secara bulanan dan tahunan 57 persen. Perseroan menguasai pangsa pasar 7 persen. Manulife AM mengelola dana kelolaan reksadana pasar uang Rp4,97 triliun pada Desember 2019.

Instrumen Reksadana Pasar Uang

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Nah, bagi masyarakat awam atau kerap disebut investor pemula, reksadana jenis pasar uang bisa menjadi alternatif yang berpotensi memberi imbal hasil lebih tinggi ketimbang tabungan bank atau deposito. Reksadana jenis ini, seperti namanya, berinvestasi di instrumen pasar uang. Jadi isi dalam portofolionya adalah instrumen pasar uang.

Adapun yang dimaksud instrumen pasar uang, adalah surat-surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari setahun yang bisa diperdagangkan di pasar uang. Contohnya, deposito berjangka, sertifikat deposito (negotiable certificates of deposit), surat berharga pasar uang, surat pengakuan utang, Sertifikat Bank Indonesia, surat berharga komersial (commercial paper) yang telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat efek, obligasi yang jatuh temponya kurang dari 1 (satu) tahun dan instrumen pasar uang lainnya.

Deposito juga termasuk instrumen pasar uang, sehingga bisa juga menjadi aset dari suatu reksadana pasar uang. Nah, yang jadi pertanyaan adalah mengapa isinya sama-sama deposito tetapi reksadana pasar uang berpotensi lebih untung?

Begini, kalau kita sebagai individu menabung atau membuka deposito bank, pasti ada minimum saldo. Minimum saldo, misal Rp10 juta, berlaku untuk suku bunga misalnya 5 persen per tahun. Sementara itu, kalau saldo kita lebih kecil, misal hanya Rp1 juta, belum tentu bisa mendapatkan rate (bunga) yang sama.

Sedangkan manajer investasi yang mengelola reksadana lalu memasukkannya ke deposito bank, tentu bisa mendapatkan rate berbeda dibandingkan individu. Makanya, imbal hasil reksadana pasar uang bisa lebih tinggi daripada deposito bank.

Selain itu, reksadana pasar uang bisa berinvestasi di efek surat utang atau obligasi. Biasanya, kupon atau imbal hasil obligasi ini juga bisa lebih tinggi daripada bunga deposito. Makanya, bisa juga mendorong keuntungan reksadana pasar uang.

Reksadana pasar uang cocok untuk investor pemula yang baru mengenal investasi karena risikonya rendah. Selain itu, kinerjanya cukup stabil sehingga cocok untuk investasi jangka pendek (sekitar setahun).

Sebelum memilih reksadana pasar uang sebagai ataupun reksadana jenis lainnya, demi kenyamanan berinvestasi, pastikan lebih dahulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu.

Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report Desember 2019. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,21

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.767,05

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.748,46

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.033,61

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.033,61

Up0,53%
-
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua