BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Sucorinvest AM : Strategi Investasi Pasca Kesepakatan AS-China Fase I

Bareksa17 Desember 2019
Tags:
Sucorinvest AM : Strategi Investasi Pasca Kesepakatan AS-China Fase I
Paparan market outlook 2020 oleh PT Sucorinvest Asset Management di Jakarta (12/12/2019) (Bareksa/AM)

Sucor AM optimistis dan mengekspektasikan pasar saham akan mencatatkan kinerja yang lebih baik pada 2020

Bareksa.com - Optimisme negosiasi dagang menopang penguatan bursa global sepanjang pekan lalu. Bursa Asia memimpin penguatan. Sepekan kemarin Indeks Hang Seng menguat 4,49 persen dan Nikkei naik 2,86 persen.

Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,94 persen pada perdagangan Jumat lalu. Walau hanya menguat 0,17 persen dalam sepekan lalu, IHSG telah menguat 3,09 persen sejak awal Desember 2019 setelah sempat melemah 3,48 persen di bulan November 2019.

Kinerja Indeks Month to Date/MtD (%/per 13 Desember 2019)

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

Illustration
Sumber : riset Sucor Asset Management

Natal Datang Lebih Awal

Negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China telah mencapai kesepakatan tahap pertama. Dalam kesepakatan dagang terbaru, AS telah setuju untuk menurunkan sebagian tarif atas produk China senilai US$120 miliar menjadi 7,5 persen dari sebelumnya 15 persen dan menunda retribusi tambahan yang sebelumnya akan dikenakan mulai hari Minggu kemarin.

China juga telah setuju untuk membeli produk hasil pertanian AS dalam jumlah besar, namun jumlahnya masih di bawah dari yang ditekankan oleh pihak AS. China akan membeli produk hasil pertanian AS senilai US$40 miliar, di bawah dari jumlah yang diinginkan Presiden Donald Trump yang senilai US$50 miliar.

China dan AS dikabarkan menargetkan untuk menandatangani kesepakatan tahap awal pada Januari. Perang dagang antara China telah berlangsung hampir selama 2 tahun ini yang cukup berdampak pada sentimen perdagangan secara global dan meningkatkan volatilitas pasar modal.

Sentimen Positif dari Domestik Mulai Muncul

Sektor pertambangan memimpin penguatan sejak awal bulan ini yang didorong oleh sentimen positif dari kebijakan pemerintah. Pemerintah berencana menetapkan kuota domestic market obligation (DMO) menjadi 155 juta ton pada 2020, atau meningkat 21 persen dibandingkan volume kuota tahun ini. Kebijakan ini akan positif bagi produsen batu bara yang memiliki porsi konsumer domestik yang tinggi. Pemerintah juga berencana untuk mengenakan royalti baru terhadap produksi mineral untuk mendorong kegiatan bisnis di hilir.

Di tengah penguatan harga minyak sawit mentah (CPO), produsen biodiesel dan minyak kelapa sawit menekan pemerintah untuk melawan keputusan pengenaan tarif biodiesel oleh Uni Eropa yang mulai efektif sejak Senin lalu. Uni Eropa mengenakan tarif impor 8-18 persen untuk produk biodiesel dari Indonesia.

Risko Perlambatan Ekonomi Masih Membayangi

Bank pelat merah memimpin pertumbuhan kredit di tengah aktivitas ekonomi yang mulai melambat sejak pertengahan tahun 2019. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatatkan pertumbuhan kredit 14,7 persen di kuartal III, tertinggi dibandingkan bank pelat merah lainnya maupun bank swasta.

Sementara buku bank BBNI tumbuh 7,9 persen diikuti oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 5,8 persen dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 5,3 persen. Meredanya perang dagang dan menguatnya harga komoditas diekspektasikan akan mendorong pertumbuhan penyerapan kredit dari korporasi di tahun mendatang.

Penurunan Pertumbuhan Kredit Seiring Pelemahan Aktivitas Manufaktur

Illustration

Illustration
Sumber : Bloomberg Intelligence, Macrobond diolah tim riset Sucor AM

Strategi Sucor AM

Tim riset Sucorinvest Asset Management (Sucor AM) optimistis dan mengekspektasikan pasar saham akan mencatatkan kinerja yang lebih baik pada 2020. Terutama hingga pertengahan tahun depan, Sucor AM melihat valuasi saham yang sudah murah. Di mana hampir dua tahun terakhir mayoritas emiten masih mencetak pertumbuhan, sementara harga saham belum banyak bergerak apabila dibandingkan dengan harga obligasi yang menguat sepanjang tahun ini.

Sentimen positif akan datang dari meredanya sentimen perang dagang yang akan mendorong kembali aktivitas perdagangan dunia yang sempat melambat dan juga penguatan harga komoditas. Sementara itu, risiko perlambatan ekonomi terutama pada Uni Eropa menekan bank sentral untuk meningkatkan stimulus, yang mana akan turut mendorong penguatan pasar saham dan obligasi, terutama di emerging market (negara berkembang).

Sucor AM masih menyukai sektor perbankan, pertambangan, manufaktur, dan barang konsumsi seiring terkendalinya harga, pulihnya harga komoditas, dan valuasi yang murah.

Fokus Produk

Bagi investor yang cautious (hati-hati) disarankan untuk mengambil posisi di Sucorinvest Money Market Fund dan Sucorinvest Sharia Money Market Fund, untuk mengantisipasi fluktuasi pasar di tengah minimnya sentimen positif di pasar domestik.

Sementara investor dengan profil agresif dapat memanfaatkan momen koreksi untuk mengambil posisi atau melakukan switching ke Sucorinvest Equity Fund yang memiliki komposisi saham blue chip cukup tinggi untuk menyambut rally pasar saham menjelang window dressing akhir tahun ini.

Illustration

*Laporan Weekly Insight Sucorinvest Asset Management

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,29

Up0,31%
Up4,11%
Up7,69%
Up8,53%
Up19,61%
Up38,45%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,65

Up0,41%
Up4,25%
Up7,12%
Up7,48%
Up3,39%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.082,41

Up0,58%
Up3,99%
Up7,33%
Up7,77%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.848,66

Up0,52%
Up3,87%
Up6,90%
Up7,37%
Up17,90%
Up40,64%

Insight Renewable Energy Fund

2.278,99

Up0,82%
Up3,98%
Up6,92%
Up7,34%
Up20,33%
Up35,72%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua