BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Dirut Syailendra Capital, Fajar R.Hidayat : Investor Punya Opportunity to Buy

Bareksa10 Juni 2019
Tags:
Dirut Syailendra Capital, Fajar R.Hidayat : Investor Punya Opportunity to Buy
Presiden Direktur PT Syailendra Capital Fajar R. Hidayat (kiri) didampingi Direktur Marketing PT Syailendra Capital Harnugama (kanan) tengah memaparkan perkembangan bisnis Syailendra Capital di Jakarta, Kamis (19/4). (Issa Almawadi/Bareksa)

Syailendra membidik dana keloaan Rp25-26 triliun dan akan meluncurkan produk Syailendra For You dan Syailendra For Them

Bareksa.com - PT Syailendra Capital memang belum masuk daftar top 10 manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar pada 2017. Namun pada 2018, manajer investasi yang didirikan sejak tahun 2016 langsung berada di posisi 8 besar manajer investasi dengan asset under management Rp10,75 triliun per Desember 2018 dan semakin naik menjadi Rp11,7 triliun per April 2019.

Illustration
Sumber : Bareksa

Promo Terbaru di Bareksa

Berdasarkan data Bareksa, Syailendra Capital memiliki 66 produk, dengan jumlah produk terbanyak adalah reksadana saham 12 produk dan reksadana terproteksui 27 produk. Dari produk-produk tersebut, reksadana saham Syailendra Ekuitas Sejahtera menjadi produk dengan AUM tertinggi, yakni Rp1,74 triliun.

Illustration
Sumber : Bareksa

Tahun ini, di tengah gejolak perekonomian domestik dan global, Syailendra Capital tetap berusaha tumbuh tinggi, baik dengan menambah jumlah produk dan memperluas jaringan distribusi. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai hal ini, simak wawancara Bareksa dengan Direktur Utama Syailendra Capital Fajar R. Hidayat di Jakarta pekan terakhir Mei 2019 lalu, berikut ini :

Syailendra Capital sudah masuk 10 besar manajer investasi dengan AUM tertinggi, kira-kira untuk strategi ke depannya bagaimana?

Kami mulai ekspansi pada 2017 yang pertama kali kami lakukan adalah memperkuat human capital dan memfokuskan bagian investment dan sales. Kami manfaatkan tim di kedua bagian itu, dan juga bagian back office, IT sistem dan lainnya. Dari 2017 sampai dengan 2019, kami sudah mengeluarkan banyak produk yang disesuaikan dengan needs dari klien.

Fokus kami adalah customer journey dan customer experience dengan memperhatikan needs dari konsumen terhadap produk itu sendiri. Hal ini secara tidak langsung membuat kami bisa berkembang sampai hari ini. Alhamdulillah sampai April 2019, kami sudah mengelola AUM Rp20,6 triliun. Target kami tahun ini bisa tumbuh 30 persen ke angka sekitar Rp25-26 triliun.

Bagaimana strateginya untuk mencapai target tersebut?

Ada beberapa kejadian domestik dan global trade war yang membuat pasar agak tertahan dan berdampak juga pasar instrumen pasar modal, terutama produk dengan risk appetied tinggi. Lalu ada beberapa restriksi dari OJK yang berdampak pada reksadana terproteksi dan menghambat pertumbuhan. Namun sejauh ini kami belum merevisi target. Mudah-mudahan pada semester kedua bisa lebih baik, karena kecenderungannya semester pertama dan kedua kan berbeda.

Semester pertama lebih fluktuatif dan semster kedua lebih steady. Kemarin setelah pasar modal sempat bottom, pasar modal sempat bangkit dan dalam 6 hari ini rebound. Namun memang Juni akan cenderung flat, setelah Oktober, harusnya sudah terlihat hasilnya karena pada Oktober, urusan Pilpres dengan MK sudah beres, hasil trade war juga keluar pada Juni. Juni adalah akhir dari volatilitas dan seharusnya market sudah bisa price-in.

Bagaimana pandangan Bapak terhadap IHSG tahun ini?

Kami melihat IHSG bisa 6.800, jadi bisa naik lebih dari 12-15 persen. Ketika sekarang turun 5 persen, kenaikannya nanti bisa lebih dari 10 persen. Jadi, investor punya opportunity untuk buy.

Apakah Syailendra berencana menambah produk baru tahun ini?

Kami ingin menambah produk equity atau indeks fund dan juga fixed income. Paling banyak menambah produk baru, dua jenis, karena kami menghindari bertumbuh organik dengan menambah produk, namun lebih ke distribusi melalui fintech, seperti Bareksa dan fintech lain yang baru-baru.

Kami juga sedang mengembangkan aplikasi sendiri. Produk yang diluncurkan sifatnya lebih ke imbauan untuk berinvestasi dan akan di-launching sekitar Juni atau September ini. Produknya diberi tema Syailendra For You dan Syailendra For Them. Tema ini untuk menangkap pasar milenial yang memiliki tingkat sosial yang tinggi.

Apakah produk ini bagian dari kompetisi dengan manajer investasi lain?

Kalau melihat perusahaan manajer investasi, saat ini hampir semua produknya ada di semua aset kelas. Hanya terdapat perbedaan fitur yang tidak terlalu signifikan. Jadi, lebih ke style, agresif, konservatif dan defensif.

Tahun ini kita lihat indeks fund dan ETF berkembang cukup signifikan, namun hanya memberikan pilihan kepada investor dari sisi return. Namun hal lainnya belum banyak, terutama untuk membantu pihak lain.

Bagaimana pesan Syailendra terhadap investor di tengah gejolak seperti saat ini?

Formula kami tetap sama, dengan memperhatikan waktu dan horizon harus panjang. Kadang investor mindset-nya jangka pendek. Niatnya investasi, namun untuk jangka pendek. Itu yang perlu diperhatikan.

Kemudian ada beberapa tips yang perlu diperhatikan. Pertama, harus melihat risk appetied, jangka waktu dan juga horizon investasi. It's okay short horizon dalam berinvestasi, tapi target return investasi harus jangka panjang. Misalnya, ingin berinvestasi 5 tahun dengan target return 25 persen. Kalau di tahun kedua atau ketiga sudah tercapai targetnya, setelah itu baru taking profit.

Bagaimana view Bapak terhadap corporate bond ritel?

Seingat saya, dulu pernah ada yang menjual corporate bond ritel beberapa tahun lalu. Namun saat itu, dunia digital belum banyak membantu dari sisi distribusi dan juga jumlah pasar modal kecil. Kemarin banyak yang jual ORI, itu sangat menarik karena investor ritel bisa akses instrumen yang lebih banyak dan juga bisa jadi saingan deposito.

***

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.201,44

Up0,38%
Up5,46%
Up9,53%
Up9,74%
Up18,73%
Up8,35%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.181,6

Up0,46%
Up4,99%
Up8,73%
Up9,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,06

Up0,42%
Up4,48%
Up9,54%
Up9,93%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.047,01

Up1,51%
-----

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua