BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Top 7 Reksadana Ini Untung hingga 518 Persen dalam 10 Tahun dan Ungguli IHSG

Bareksa27 Februari 2019
Tags:
Top 7 Reksadana Ini Untung hingga 518 Persen dalam 10 Tahun dan Ungguli IHSG
Ilustrasi investasi reksadana saham obligasi surat utang yang digambarkan dengan tumpukan uang koin yang tumbuh menjadi tanaman pohon berdaun dan jam yang melambangkan jangka waktu.

Return tujuh reksadana tersebut mampu melampaui IHSG yang naik 401 persen dalam periode yang sama

Bareksa.com - Tujuh produk reksadana yang dijual di Bareksa mampu menjadi jawara dengan mencetak return tertinggi dalam 10 tahun. Tujuh produk itu berhasil memberikan keuntungan kepada investornya antara 429 - 518 persen dalam periode 25 Februari 2009 hingga 22 Februari 2019.

Return yang berhasil dibukukan oleh tujuh produk tersebut bahkan melampaui IHSG yang naik 401 persen dalam periode yang sama.

Berdasarkan catatan Bareksa, tujuh produk tersebut didominasi jenis reksadana saham atau sebanyak empat produk. Tiga produk lainnya merupakan jenis reksadana campuran. Namun jawara return justru dibukukan reksadana campuran Semesta Dana Maxima dengan keuntungan 518 persen dalam 10 tahun (per 22 Februari 2019).

Promo Terbaru di Bareksa

Urutan ke-2 dan ke-3 diisi reksadana Pratama Saham dan Sucorinvest Flexi Fund yang masing-masing mencetak return 478 persen dan 456 persen.

Ranking keempat hingga ketujuh secara berurutan diisi reksadana Pratama Berimbang dengan return 436 persen, TRIM Kapital Plus (433 persen), Schroder Dana Prestasi (433 persen), serta Syailendra Equity Opportunity Fund (429 persen).

Daftar Reksadana Return Tertinggi 10 Tahun (per 22 Februari 2019)

Illustration
Sumber : Bareksa

Nilai aktiva bersih per unit produk-produk reksadana tersebut antara lain yang termurah Rp3.571 per unit oleh reksadana TRAM Kapital Plus hingga yang termahal Rp40.388 per unit untuk reksadana Schroder Dana Prestasi.

Perbandingan Return NAB Reksadana Return Tertinggi 10 Tahun (per 22 Februari 2019)

Illustration

Sumber : Bareksa

Selain melampaui kinerja IHSG, imbal hasil tujuh produk reksadana tersebut juga jauh di atas indeks acuan lainnya. Tercatat Indeks LQ45 hanya naik 301 persen dalam 10 tahun per 22 Februari 2019 dan indeks reksadana saham naik 237 persen.

Bagaimana isi portofolio tujuh reksadana jawara dalam 10 tahun tersebut? Berikut ulasanya :

1. Semesta Dana Maxima

Manajer Investasi : PT Semesta Aset Manajemen
Jenis : Reksadana Campuran
Tanggal peluncuran : 08 Oktober 2004
Bank kustodian : PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Dana kelolaan : Rp18,71 miliar
Minimal pembelian awal : Rp100.000
Minimal penjualan kembali : Rp100.000
NAB harga terendah & tertinggi 12 bulan terakhir : 7.942 - 9.420

Illustration

Sumber : Bareksa

Meskipun dalam 10 tahun terakhir menjadi reksadana dengan juara return tertinggi, namun dalam periode 1 bulan dan 1 tahun terakhir reksadana campuran Semesta Dana Maxima mencatatkan return negatif masing-masing minus 0,31 persen dan 0,06 persen.

Untuk periode 3 tahun dan 5 terakhir, Semesta Dana Maxima ini mencatatkan return 31,8 persen dan 47,7 persen.

Tujuan investasi reksadana ini untuk memperoleh hasil investasi optimal dengan memanfaatkan seluruh instrumen investasi di pasar modal yaitu surat utang maupun efek ekuitas dan instrumen investasi di pasar uang.

Kebijakan investasi produk ini yakni masing-masing 5 hingga 75 persen di pasar uang, obligasi, serta saham. Alokasi portofolionya adalah pasar uang 31,11 persen, obligasi 8,89 persen, serta saham 57,6 persen.

Sejak produk ini diluncurkan pada 8 Oktober 2004 hingga 28 Desember 2018, Semesta Dana Maxima berhasil mencetak return 796,8 persen yang juga melampaui IHSG yang naik 623,8 persen.

Illustration
Sumber : fund fact sheet Semesta Dana Maxima Desember 2018

Top holding portofolio reksadana ini berdasarkan fund fact sheet Desember 2018 yakni campuran obligasi korporasi 8,89 persen, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 6,45 persen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) 6,38 persen, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) 6,2 persen, serta PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP) 5,86 persen.

2. Pratama Saham

Manajer Investasi : PT Pratama Capital Assets Management
Jenis : Reksadana Saham
Tanggal peluncuran : 01 Mei 2006
Bank kustodian : Deutsche Bank AG
Dana kelolaan : Rp267,49 miliar
Minimal pembelian awal : Rp500.000
Minimal penjualan kembali : Rp500.000
NAB terendah & tertinggi 12 bulan terakhir : 5.502 - 7.237

Illustration

Reksadana yang berusia hampir 13 tahun ini meskipun mencetak keuntungan tinggi 478 persen dalam 10 tahun terakhir per 22 Februari 2019. Sejak produk ini diterbitkan hingga Januari 2019, reksadana Pratama Saham mencetak return 558 persen atau melampaui kenaikan IHSG yang hanya 342 persen.

Namun dalam periode 1 tahun dan 1 bulan terakhir, Prama Saham mencatatkan return negatif masing-masing minus 2,5 persen dan 11,04 persen. Sedangkan untuk periode 3 tahun dan 5 tahun, reksadana Pratama Saham mencetak keuntungan 20,16 persen dan 28,37 persen.

Berdasarkan fund fact sheet periode Januari 2019, reksadana kelolaan Pratama Capital Assets Management ini memiliki komposisi portofolio di ekuitas 98,83 persen dan pasar uang 1,17 persen.

Illustration
Sumber : fund fact sheet Semesta Dana Maxima Januari 2019

Top holding portofolio dalam reksadana ini adalah saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), serta PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

3. Sucorinvest Flexi Fund

Manajer investasi : PT Sucorinvest Asset Management
Jenis reksadana : Campuran
Tanggal peluncuran : 06 Desember 2006
Bank Kustodian : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Dana Kelolaan : Rp384,63 miliar
Minimal pembelian awal : Rp100.000
Minimal penjualan kembali : Rp100.000
NAB terendah & tertinggi 12 bulan terakhir : 4.147,12 - 4.504,06

Illustration
Sumber : Bareksa

Reksadana campuran Sucorinvest Flexi Fund bertujuan untuk mengoptimalkan tingkat keuntungan dalam jangka panjang melalui investasi pada efek ekuitas, efek utang, dan instrumen pasar uang.

Kebijakan investasi reksadana ini minimal 5 persen dan maksimal 75 persen pada efek ekuitas, efek utang, atau instrumen pasar uang. Kemudian minimal 50 persen dari aktiva bersih diinvestasikan pada efek ekuitas, di mana 50 persen dari efek ekuitas tersebut diinvestasikan pada saham-saham LQ45. Minimal 20 persen dari aktiva bersih diinvestasikan pada efek utang jangka panjang.

Illustration
Sumber : fund fact sheet Januari 2019

Berdasarkan fund fact sheet Januari 2019, Reksadana ini memiliki top holding portofolio yaitu campuran saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT Samindo Resources Tbk (MYOH), Obligasi Berkelanjutan II MNC Kapital Indonesia Tahap I Tahun 2018, serta Obligasi Berkelanjutan III Mandala Multifinance Tahap I Tahun 2018 Seri A.

4. Pratama Berimbang

Manajer investasi : PT Pratama Capital Assets Management
Jenis reksadana : campuran
Tanggal peluncuran : 06 April 2005
Bank kustodian : Deutsche Bank AG
Dana kelolaan : Rp25,6 miliar
Minimal pembelian awal : Rp500.000
Minimal penjualan kembali : Rp500.000
NAB terendah & tertinggi 12 bulan terakhir : 4.468,96 - 5.650,94

Illustration
Sumber : Bareksa

Reksadana campuran kelolaan Pratama Capital Assets Management ini bertujuan untuk memberikan hasil investasi yang optimal dan dapat memberikan pendapatan yang tinggi, yang diukur dengan perhitungan peningkatan nilai modal (capital gain) yang konsisten dari hasil pengelolaan yang konservatif dan prudent dengan pola investasi berjangka panjang.

Kebijakan investasi reksadana Pratama Berimbang yakni minimum 1 persen dan maksimum 79 persen pada efek bersifat utang, ekuitas, atau instrumen pasar uang.

Illustration
Sumber : fund fact sheet Januari 2019

Top holding portofolio investasi reksadana ini berdasarkan fund fact sheet per Januari 2019 adalah campuran saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), serta PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

5. TRIM Kapital Plus

Manajer investasi : PT Trimegah Asset Management
Jenis reksadana : saham
Tanggal peluncuran : 26 Mei 2008
Bank kustodian : PT Bank CIMB Niaga Tbk
Dana kelolaan : Rp116,36 miliar
Minimal pembelian awal : Rp100.000
Minimal penjualan kembali : Rp100.000
NAB terendah & tertinggi dalam 12 bulan terakhir : 3.300,21 - 3.724,51

Illustration
Sumber : Bareksa

Reksadana saham kelolaan Trimegah Asset Management yang berumur hampir 11 tahun ini memiliki tujuan investasi untuk memperoleh peningkatan nilai investasi yang maksimal dalam jangka panjang berupa capital gain dan deviden melalui investasi pada efek.

Illustration
Sumber : fund fact sheet Januari 2019

Top holding dalam portofolio investasi reksadana TRIM Kapital Plus ini, menurut fund fact sheet Januari 2019 adalah saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).

6. Schroder Dana Prestasi

Manajer investasi : PT Schroder Investment Management Indonesia
Jenis reksadana : saham
Tanggal peluncuran : 29 Mei 1997
Bank kustodian : Citibank N.A
Dana kelolaan : Rp4,49 triliun
Minimal pembelian awal : Rp100.000
Minimal penjualan kembali : Rp100.000
NAB terendah & tertinggi 12 bulan terakhir : 36.062,66 - 41.713,24

Reksadana saham kelolaan Schroder Investment Management Indonesia yang sudah berusia hampir 22 tahun ini merupakan reksadana tertua dalam daftar tujuh reksadana juara return dalam 10 tahun. Nilai dana kelolaan reksadana ini yang sudah mencapai Rp4,49 triliun per Januari 2019 juga merupakan yang terbesar dibandingkan enam reksadana lainnya.

Berdasarkan data Bareksa dana kelolaan Schroder Dana Prestasi pernah level tertingginya yakni Rp19,27 triliun pada April 2016, namun kemudian nilainya menurun.

Illustration
Sumber : Bareksa

Kebijakan investasi reksadana ini adalah untuk memberikan tingkat pertumbuhan investasi yang menarik dalam jangka panjang. Minimum 80 persen dan maksimum 100 persen investasinya ditempatkan pada efek bersifat ekuitas serta maksimum 20 persen pada instrumen pasar uang.

Kinerja Schroder Dana Prestasi vs IHSG (per Januari 2019)

Illustration
Sumber : fund fact sheet Januari 2019

Top holding portofolio investasi reksadana ini berdasarkan fund fact sheet Januari 2019 adalah saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), serta PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP).

7. Syailendra Equity Opportunity Fund

Manajer investasi : PT Syailendra Capital
Jenis reksadana : saham
Tanggal peluncuran : 07 Juni 2007
Bank kustodian : Deutsche Bank AG
Dana kelolaan : Rp563,52 miliar
Minimal pembelian awal : Rp100.000
Minimal penjualan kembali : Rp100.000
NAB terendah & tertinggi 12 bulan terakhir : 3.726,48 - 4.359,44

Illustration
Sumber : Bareksa

Sama halnya dengan Schroder Dana Prestasi, reksadana saham Syailendra Equity Opportunity Fund juga pernah mencapai nilai dana kelolaan terbesarnya mencapai Rp2,23 triliun pada Juni 2013. Kemudian nilai dana kelolaan menurun jadi Rp563,5 miliar pada Januari 2019.

Kebijakan investasi reksadana yang berumur lebih dari 11 tahun ini adalah memberikan hasil investasi yang optimum melalui invetasi pada saham-saham yang masih mempunyai potensi yang cukup besar untuk tumbuh dalam jangka panjang. Reksadana ini juga berinvestasi pada efek bersifat utang atau instrumen pasar uang, jika kondisi pasar modal sedang terkoreksi dengan tetap memperhatikan ketentuan pada kebijakan investasi.

Komposisi investasinya minimal 80 persen dan maksimal 98 persen ditempatkan pada efek ekuitas, minimal 0 persen dan maksimal 18 persen pada efek bersifat utang, serta minimal 2 persen dan maksimal 20 persen pada instrumen pasar uang.

Berdasarkan fund fact sheet Januari 2019, top holding portofolio investasinya adalah pada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP), dan deposito berjangka BRI.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,44

Up0,08%
Up3,33%
Up0,02%
Up5,55%
Up18,27%
-

Capital Fixed Income Fund

1.769,29

Up0,54%
Up3,38%
Up0,02%
Up6,86%
Up17,32%
Up43,94%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.748,07

Down- 0,93%
Up3,17%
Up0,01%
Up3,84%
Up18,21%
Up46,65%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.036,37

Down- 0,18%
Up1,84%
Up0,01%
Up2,73%
Down- 2,13%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.034,65

Up0,48%
-
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua