BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Wawancara Dirut KSEI: Sistem Reksa Dana Terpadu Dukung Pertambahan Investor

Bareksa25 Agustus 2015
Tags:
Wawancara Dirut KSEI: Sistem Reksa Dana Terpadu Dukung Pertambahan Investor
Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Margeret Tang. (Hanum K. Dewi/Bareksa.com)

Sistem pengelolaan investasi terpadu ditargetkan meluncur Agustus 2016

Bareksa.com - Selama ini, pengelolaan data terkait reksa dana belum memiliki standar yang sama di antara para pemangku kepentingan, baik bagi investor, agen penjual, manajer investasi, bank kustodian, perusahaan sekuritas, hingga ke regulator. Sistem komunikasi yang ada masih manual – memakai surat, e-mail, atau fax – yang terpisah sehingga membuat proses administrasi ruwet dan tidak efisien.

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mengembangkan sistem terpadu pengelolaan reksa dana. Sistem yang disebut dengan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu (SPIT) itu bertujuan untuk mengefisienkan komunikasi dalam proses mengelola reksa dana.

Seperti apa sistem yang diharapkan bisa mendukung pengembangan reksa dana nasional tersebut? Bareksa.com berkesempatan mewawancarai Margeret Tang, Direktur Utama KSEI untuk mengetahui detail sistem tersebut. Berikut petikannya wawancaranya:

Promo Terbaru di Bareksa

Apa latar belakang dibentuknya sistem pengelolaan investasi ini?

Kondisi pasar reksa dana saat ini tidak memiliki standarisasi dalam pengelolaan dan administrasi reksa dana. Proses manual tidak efisien dengan menggunakan kertas, fax, email, sebagai wahana komunikasi utama. Sehingga tidak ada informasi kepemilikan investor yang terkonsolidasi. Maka, muncul kebutuhan adanya sistem yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis reksa dana yang otomatis, efisien dan terpadu.

Oleh sebab itu, tujuan dari pembentukan sistem pengelolaan investasi ini meningkatkan efisiensi aktivitas operasional melalui electronic distribution channel. Selain itu, sistim ini juga sebagai centralized registry center dengan penggunaan SID (single investor identification) untuk identitas investor reksa dana. Pada saat yang sama, sistem juga merupakan data integrator yang memadukan data dari agen penjual, manajer investasi, bank kustodian, perusahaan efek. Sistem ini juga merupakan single platform, yang dapat digunakan untuk pre-matching, messaging hub, market monitoring, dan reporting.

Dari mana contoh atau model pengembangan Fundnet ini?
Kami lihat di Korea (Selatan), sudah tersedia satu platform yang memungkinkan pengelolaan reksa dana bisa efisien. Tidak seperti model di sini (Indonesia). Soal namanya, Fundnet itu di Korea. Di Indonesia belum ada namanya, tetapi kami menyebutnya sistem pengelolaan investasi terpadu (SPIT).

Mengapa mencontoh Korea?
Karena yang sudah berkembang sekarang ini di Korea. Sistem di Thailand belum secanggih di Korea. Korea sudah menggunakan 10 tahun lebih sehingga mereka sudah berkembang. Proyek ini sudah proyek lama bagi mereka karena sudah 10 tahun. Sekarang mereka sedang mengembangkan dana pensiun.
Mereka (Korea) melihat sistim di sini berantakan, maka pengembang sistem ini juga dari Korea. Termasuk hardware-nya juga mereka yang menyarankan, seberapa besar minimal kapasitasnya.

Apakah sistem ini khusus reksa dana saja?
Bisa discretionary fund kalau mau. Akan tetapi ini khusus reksa dana dulu. Awalnya, investor akan memakai SID, yang nanti mereka dapatkan melalui agen penjual on the spot dari KSEI. Sekarang sudah ada SID, tetapi pembuatannya gerombolan. Nantinya, akan real time dan langsung masuk sistem investasi terpadu ini. Pembuatan nomor SID ini tidak perlu tunggu lama-lama. Investor reksa dana juga akan mendapat kartu AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) dari KSEI karena sebenarnya mereka sudah mendapat SID. Kartu AKSes itu juga berisi nomor SID.

Sekarang, pembuatan SID melalui agen penjual, lalu ke OJK. OJK kirim file ke KSEI baru kartu dibuat. Tetapi kartu belum dibuat untuk masing-masing investor reksa dana, meski mereka sudah mendapat SID. Sekarang aturan belum keluar resmi bahwa investor reksa dana wajib memiliki SID dan Kartu. Nanti akan dibuat aturannya.

Pengembangan sistem ini, yang juga melibatkan OJK, sekarang sudah sejauh mana?
Target kami Agustus tahun depan sudah berjalan. Kami sedang membuat working group yang terdiri atas agen penjual, manajer investasi, bank kustodian, dan perusahaan efek. Working group dibagi menjadi tiga, ada dari sisi bisnis, IT, dan peraturan. Sekarang, advisor pengembangnya adalah Korean Central Deposit (KCD), yaitu sentral deposit efek di Korea. KCD ini akan mengembangkan untuk kami dalam rangka business requirement. Karena sistem itu dari Korea, maka KCD yang mengembangkannya. Sistem ini akan dipakai di seluruh Indonesia. Agen penjual dari Papua atau di manapun akan terhubung ke sini.

Manajer Investasi (MI) atau agen penjual mana saja yang mengikuti working group ini?
Kami menghubungi mereka melalui asosiasi, yaitu APRDI (Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia), ABAPERDI (Asosiasi Bank Penjual Reksa Dana Indonesia), ABKI (Asosiasi Bank Kustodian Indonesia), dan APEI (Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia). Mereka yang tunjuk dan memilih anggota untuk mengikuti working group ini. Jumlah berapa lokal, asing, dan aktif itu mereka yang memilih. Bukan dari KSEI dan OJK.

Untuk data saham, ada provider yang menjual data kepada nasabah. Apakah mungkin untuk reksa dana juga seperti ini?
Hal itu memungkinkan. Nasabah bisa lihat data di AKSes. Kami akan lihat mana yang free, mana yang perlu tambahan biaya. Tapi belum terpikir sekarang. Semua data pasti tersedia, itu yang kami omongkan sekarang. Data akan available untuk investor, melalui agen penjual. Kalau untuk data reksa dana berapa asset under management (AUM) itu pasti ada.

Dengan sistem ini, apakah data nilai asset bersih (NAB) reksa dana akan diterima lebih cepat?
Sistem ini tidak mengubah atau membuat lebih cepat. Subscription dan redemption batas waktunya jam 1 siang, sehingga bisa memakai NAB hari itu. Untuk laporan data ke koran, sekarang batasnya jam 6:30 sore bank kustodian kirim ke koran. Bila kita subscribe hari ini, maka NAB tetap malam ini. Memang secara aturan seperti itu.

Bagi investor, apa perbedaannya kalau sistem sudah terpadu?
Sistem ini ini terhubung dengan AKSes. Mereka bisa melihat portofolio mereka di AKSes seperti saham. Mereka lihat portofolio reksa dana dengan NAB hari ini. Itu salah satu kemudahan investor. Mereka bisa lihat dengan AKSes melalui web KSEI, yang juga bisa diakses melalui mobile atau web.

Sama persis seperti di saham, investor reksa dana bisa melihat portofolio mereka melalui AKSes. Walaupun mereka membeli dari agen penjual yang berbeda, mereka tetapi bisa melihat portofolio mereka melalui AKSes. Sistem ini memungkinkan semua investor subscribe, redeem, switch di sistem ini. Nanti akan sangat efisien.

Apa harapan dari penerapan sistem baru ini?
Kami harapkan reksa dana berkembang. OJK dan KSEI siapkan sistemnya, sedangkan agen penjual, mereka tinggal siapkan front end. Masalah di belakang, mereka tidak usah pusing, karena sudah ada sistem ini. Tinggal fokus ke depannya, termasuk sampai laporan ke OJK lewat sistem ini. OJK pun bisa melihat laporan reksa dana di sistem ini. Sistem ini akan sangat mempermudah penjualan, back office baik bagi pelaku dan regulator.

Bagaimana Anda melihat dampak dari sistem ini?
Sistem ini baru mencakup back office, sedangkan ada project access financial hub dengan menggunakan jaringan perbankan. Bank penampung rekening reksa dana (RDN) yang ada sembilan sekarang ini, harus bisa menyediakan layanan web, mobile dan atm untuk mendukung reksa dana. Kondisi sekarang, investor harus ke penjual efek, nanti bisa melalui ATM. Kami mau bank tersebut menggunakan fasilitas untuk mendukung investor membeli reksa dana, tetapi bank harus kerja sama dengan penjual efek. Ini semua dapat terjadi dengan adanya SID, yang bisa berlaku untuk membeli reksa dana, saham.

Dengan ini jumlah investor pasar modal bisa bertambah. Itu target kami ke seluruh pelosok Indonesia. Tidak perlu susah mengirimkan dokumen, kami sediakan infrastruktur. Agen penjual di daerah bisa semakin banyak dan dapat lebih banyak mendistribusikan produk. Target kami, OJK dan SRO lain ke depan tentunya bertambahnya investor.

Berapa jumlah SID sekarang?
Sekarang ada sekitar 400 ribu SID untuk saham, tetapi itu belum termasuk reksa dana. Sebagian dari investor reksa dana juga sudah punya saham. Kami sedang membersihkan data reksa dana ini. Nantinya, investor reksa dana yang juga memiliki saham hanya akan punya satu SID saja.

SID reksa dana kapan siap?
Kami siap, kalau aturan OJK sudah ada. SID ready tahun ini.

***

Baca juga: OJK Siapkan Sistem Data Reksa Dana Terpusat

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.202,74

Up0,42%
Up5,47%
Up9,65%
Up9,79%
Up18,62%
Up7,84%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,32

Up0,49%
Up5,00%
Up8,79%
Up9,05%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,7

Up0,45%
Up4,45%
Up9,60%
Up9,91%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.045,13

Up0,98%
-----

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua