BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Masuk Musim Laporan Keuangan, IHSG Turun Tipis di Akhir Pekan

Bareksa05 April 2019
Tags:
Masuk Musim Laporan Keuangan, IHSG Turun Tipis di Akhir Pekan
Mahasiswa melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (26/11/2018). IHSG ditutup menguat 0,28 persen atau naik 16,58 poin ke level 6.022,78 pada perdagangan Senin (26/11) dari posisi Jum'at (23/11) pekan lalu di level 6.006,202. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Jelang Ramadan, harga CPO juga diprediksi menguat

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini melemah setelah sempat naik tipis pada pembukaan 5 April 2019. Seluruh sektor saham yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan penurunan. Meski demikian, masih ada potensi penguatan IHSG seiring dengan memasuki musim laporan keuangan untuk kuartal pertama tahun ini.

Hingga pukul 9:19 WIB pagi ini, IHSG terpantau turun 0,11 persen ke 6.487,73 setelah sempat dibuka naik ke 6,501,10. Telah terjadi transaksi senilai Rp919 miliar dengan investor asing mencatat beli bersih (net buy) Rp43,91 miliar.

Illustration

Promo Terbaru di Bareksa

Pergerakan IHSG hari ini berlawanan dengan kinerja kemarin, 4 April 2019, yang ditutup naik 0,29 persen di 6.494, dipengaruhi sentimen positif dari rilis data keuangan dan pembagian dividen emiten. Sektor pertanian (naik 2,2 persen) membukukan kenaikan tertinggi didorong oleh kenaikan saham berbasis CPO sedangkan sektor pertambangan dengan penurunan 1,39 persen mengalami koreksi terbesar. Saham BMRI, TLKM dan BBRI menjadi market leader sedangkan saham CPIN, HMSP dan ITMG menjadi market laggard.

Adapun Wall Street ditutup bervariasi dengan indeks DJIA naik 0,64 persen, S&P 500 naik 0,21 persen dan Nasdaq turun 0,05 persen didorong penguatan saham Facebook dan Boeing. Pasar menantikan hasil perundingan dagang antara AS dan China dengan presiden AS Donald Trump dijadwalkan untuk bertemu dengan wakil Perdana Menteri China Liu He untuk membahas sejumlah poin penting. Selain itu, data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa klaim pengangguran turun ke level terendah dalam 49 tahun terakhir.

Musim Laporan Keuangan

IHSG kembali ditutup menguat pada perdagangan kemarin berada di level 6,494. Indeks berpeluang untuk kembali melanjutkan konsolidasi dengan bergerak menguji resistance level 6,515. RSI yang mulai bergerak meninggalkan wilayah oversold memberikan peluang adanya penguatan. Namun jika indeks berbalik melemah dapat menguji support level 6,465.

Rating Internasional

Lesunya pertumbuhan ekonomi dunia saat ini mendorong beberapa revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari lembaga-lembaga internasional. Namun demikian, semua lembaga internasional masih memproyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5 persen. World Bank dan IMF misalnya, bertutut-turut memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5,2 persen dan 5,1 persen. Di sisi lain, lembaga pemeringkat dunia, Fitch, merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi ke angka 5 persen, dari sebelumnya berada pada 5,1 persen.

Negosiasi Dagang AS-China

Menurut Presiden AS, Donald Trump, negosiasi dagang antara AS dan Tiongkok mungkin akan selesai dalam 4 minggu ke depan, memberikan sinyal bahwa negosiasi dagang antara keduanya mulai mencapai tahap akhir. Namun demikian, Trump menyatakan bahwa dirinya belum mempunyai rencana untuk melakukan konferensi, karena belum ada kesepakatan antar 2 negara besar tersebut.

Harga CPO

Selama sepekan, harga CPO telah terangkat 3,96 persen secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun 2019, harganya tercatat menguat 3,91 persen ke posisi MYR 2.204/ton.

Pelaku pasar memprediksi adanya peningkatan permintaan menjelang bulan Ramadan yang biasanya akan membuat pedagang besar mulai membeli minyak goreng satu atau dua bulan sebelumnya.

Saat bulan Ramadan, permintaan minyak goreng memang akan cenderung meningkat, akibat umat Islam yang sering mengadakan jamuan buka puasa bersama. (KA02/hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.773,76

Up0,54%
Up3,36%
Up0,03%
Up6,73%
Up17,30%
Up44,83%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.325,17

Up0,88%
Up4,09%
Up0,03%
Up5,78%
Up18,69%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,53

Down- 0,32%
Up2,73%
Up0,01%
Up3,85%
Up18,24%
Up46,77%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.046,42

Up0,71%
Up2,82%
Up0,02%
Up3,06%
Down- 1,49%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.037,25

Up0,52%
Up3,63%
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua