BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Saham-saham Ini Paling Diburu Investor Asing dalam Sepekan

Bareksa04 Februari 2019
Tags:
Saham-saham Ini Paling Diburu Investor Asing dalam Sepekan
Pekerja mengepel lantai di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (24/5). Perdagangan IHSG ditutup menguat 2,67 persen atau 154,54 poin ke level 5.946,54. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Dalam sepekan, IHSG naik 0,86 persen ditutup di level 6.538 atau di atas level psikologis baru

Bareksa.com - Sepekan kemarin, pergerakan pasar saham Tanah Air terlihat cukup positif meskipun dengan kenaikan relatif tipis namun mampu berakhir di atas level psikologis baru.

Dalam periode 28 Januari hingga 1 Februari 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakumulasi kenaikan 0,86 persen point to point dengan ditutup pada level 6.538,63.

Secara sektoral, mayoritas sektor berakhir di zona hijau pada pekan kemarin, dengan tiga sektor yang mencatatkan kenaikan tertinggi yaitu keuangan (1,97 persen), disusul pertambangan (1,90 persen), dan infrastruktur (1,22 persen).

Promo Terbaru di Bareksa

Sementara itu, tiga sektor yang berakhir di zona merah pada pekan kemarin yaitu properti (-2,3 persen), pertanian (-0,5 persen), dan perdagangan (-0,35 persen).

Di sisi lain,investor asing terpantau masih cukup banyak memburu saham domestik dengan mencatatkan pembelian bersih (net buy) di seluruh pasar sepanjang pekan lalu senilai Rp3,7 triliun.

Alhasil awal bulan Februari 2019, investor asing telah mengakumulasikan net buy senilai Rp14,51 triliun.

Saham-saham yang terbanyak diborong investor asing dalam sepekan kemarin :

1. Saham BBRI (Rp1,4 triliun)
2. Saham BBCA (Rp702,4 miliar)
3. Saham UNVR (Rp377,9miliar)
4. Saham HMSP (Rp308,9 miliar)
5. Saham ASII (Rp278,0miliar)

Tidak hanya di bursa saham, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pun juga ikut menguat. Selama pekan kemarin, rupiah terapresiasi signifikan 1,03 persen secara point to point. Kala penutupan pasar spot akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah berada di level Rp13.935 per dolar AS atau menyentuh titik terkuat sejak 19 Juni 2018.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah juga ikut turun, yang menandakan bahwa harga instrumen ini sedang mengalami kenaikan harga karena tingginya minat pelaku pasar. Sepanjang pekan kemarin, yield obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun drastis 101,2 basis poin (bps).

SentimenPositif

Indonesia dan pasar keuangan Asia mendapatkan berkah dari aura damai dagang antara Amerika Serikat(AS) dengan China. Pada 30-31 Januari lalu, Wakil Perdana Menteri China Liu He bertandang ke Washington untuk melakukan pertemuan dagang dengan delegasi AS yang dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.

Sesaat sebelum pertemuan, penegak hukum AS resmi mengajukan tuntutan kepada perusahaan raksasa teknologi asal China, Huawei. Perusahaan tersebut dituding melakukan hubungan bisnis dengan Iran (yang sedang dalam sanksi AS), dan melakukan pencurian teknologi robotik milik T-Mobile.

Namun Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menegaskan bahwa kasus Huawei adalah hal yang berbeda dengan dialog perdagangan. Dialog dagang tetap akan berjalan meski ada kasus tersebut.

Selain itu, China juga sepertinya semakin berusaha untuk kooperatif dengan permintaan AS. Xinhua memberitakan, seperti dikutip Reuters, parlemen China akan membahas regulasi baru yang melarang pemaksaan atau kewajiban transfer teknologi bagi perusahaan asing yang berinvestasi di Negeri Tirai Bambu. Aturan tersebut juga akan melarang intervensi pemerintah yang berlebihan dalam investasi asing.

Isu tersebut sudah lama disuarakan oleh AS. Pemerintahan Presiden Donald Trump acap kali mengkritik praktik investasi di China, yang mengharuskan investor asing melakukan transfer teknologi kepada perusahaan lokal. Perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual, itu yang selalu ditekankan oleh Negeri Paman Sam.

Didorong oleh harapan damai dagang AS-China, pasar keuangan benua kuning pun melesat. Pasar keuangan Indonesia bahkan mengukirkan prestasi yang cukup membanggakan karena berakhir di level psikologis baru.

Analisis Teknikal IHSG

Illustration

Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal pergerakan IHSG sepanjng pekan kemarin terlihat masih terus bergerak naik dalam fase uptrend yang cukup kuat, meskipun ada sedikit kemunduran di perdagangan hari terakhir.

Gap up yang terbentuk pada hari Kamis pekan kemarin menandakan adanya antusiasme cukup besar dari para pelaku pasar, meskipun di sisi lain akan menimbulkan potensi bahwa IHSG akan menutup gap tersebut.

Kemudian dengan pergerakannya yang terus bergerak naik secara perlahan serta diiringi garis upper middle bollinger band yang juga bergerak serupa bahkan sempat tertembus, menandakan posisi uptrend IHSG cukup kokoh dan berpotensi menguji level psikologis berikutnya.

Indikator relative strength index (RSI) juga terpantau masih bergerak naik, meskipun mulai memasuki area jenuh beli, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target berikutnya untuk menguji level psikologis 6.600, selama masih mampu bertahan di atas level 6.500.

(KA01/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua