BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Maybank Kim Eng Prediksi IHSG Bisa Tembus 7.100, Ini Alasannya

Bareksa13 Maret 2018
Tags:
Maybank Kim Eng Prediksi IHSG Bisa Tembus 7.100, Ini Alasannya
Karyawan berada di bawah monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (19/12). IHSG kembali mencetak rekor tertinggi baru sepanjang masa naik 33,70 poin atau 0,55 persen menjadi 6.167,67 setelah sebelumnya juga sempat rekor di 6.113,653 pada Kamis 14 Desember 2017. (ANTARA FOTO/Sigid K)

Nilai tersebut mencerminkan harga dibandingkan laba per saham (price to earning ratio/ PER) sebesar 17 kali pada 2019

Bareksa.com – Maybank Kim Eng Sekuritas memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dapat mencapai 7.100 pada akhir tahun ini. Nilai itu mencerminkan harga dibandingkan laba per saham (price to earning per share ratio/PER) sebesar 17 kali pada 2019.

Presiden Direktur Maybank Kim Eng Sekuritas, Wilianto Ie, menuturkan ada dua hal yang membuat pasar saham masih akan positif tahun ini. Pertama adalah kepercayaan diri investor domestik.

Bulan lalu, pasar saham Indonesia sedikit goyah karena bursa saham Amerika Serikat (AS) turun cukup tajam. Tetapi, penurunan IHSG tidak setajam AS dan indeks saham negara-negara asia lainnya.

Promo Terbaru di Bareksa

“Itu menunjukkan confidence investor masih terjaga,” kata dia di Jakarta, Selasa, 13 Maret 2018.

Menurut Wilianto, investor domestik sudah banyak berinvestasi di pasar modal Indonesia. Kondisi itu membuat IHSG tidak turun tajam meskipun investor asing banyak melakukan aksi jual.

Bahkan, saat ini posisi IHSG tidak berada jauh dengan rekor yang sudah tercatat pada level 6.689,28. Dia percaya hal itu menunjukkan kepercayaan diri investor domestik masih tinggi.

Wilianto juga mengatakan, investor domestik Indonesia bukanlah orang-orang yang tidak mengerti tentang kondisi pasar dan ekonomi. Percaya dirinya investor domestika karena percaya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap bagus.

Selain confidence, membaiknya harga komoditas juga akan mendongkrak pertumbuhan pasar saham Indonesia. Meskipun harga minyak memberikan tekanan inflasi, tetapi harga komoditas lainnya berpengaruh positif.

Harga komoditas agriculture seperti kelapa sawit dan karet akan memengaruhi daya masyarakat di daerah-daerah perkebunan. Sementara, membaiknya harga batu bara akan memengaruhi pendapatan pajak negara. “Kita lihat hal itu bagus,” tutur Wilianto.

Apabila harga-harga komoditas tersebut turun tajam, hal itu akan meningkatkan risiko bagi pendapatan masyarakat Indonesia. Di sisi lain, apabila harga komoditas juga terlalu naik tajam maka akan menjadi tekanan bagi inflasi.

Karena itu, dia berpandangan bahwa kondisi harga komoditas saat ini sudah paling ideal bagi Indonesia. Harga minyak pada kisaran US$60 per barel, batu bara sekitar US$100 per ton dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebear US$700-800 per ton sudah ideal.

“Jadi, selama harga komoditas terjaga baik atau kenaikannya teratur, maka posisi Indonsia bagus,” terangnya.

Di sisi lain, agenda Asian Games dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) tidak akan terlalu berpengaruh negatif pada pasar saham. Wilianto menganggap Asian Games berpengaruh positif karena menjadi ajang promosi bagi Indonesia.

Selain itu, dengan ajang Asian Games Indonesia membangun infrastruktur bagi masyarakat. Dia tidak khawatir pagelaran Asian Games akan mengganggu pasar modal Indonesia.

Dia melanjutkan, penyelenggaraan Pilkada tahun ini juga diperkirakan bakal berlangsung lancar. Koalisi partai untuk mengusung kepala daerah di berbagai tempat sudah bercampur. Kondisi itu mengurangi risiko penyelenggaraan Pilkada.

“Kalo Pilkada sudah mulai jalan, confidence investor asing bisa kembali,” tutur dia.

Maybank Kim Eng merekomendasikan overweight pada sektor perbankan, barang konsumen menengah ke bawah, pertambangan dan telekomunikasi. Beberapa saham pilihan perseroan adalah BBNI, BBRI, CTRA, INDF, INCO, RALS dan UNTR.

Maybank Kim Eng memperkirakan pemulihan ekonomi dimulai pada kuartal III 2017 dan akan terus berlanjut hingga tahun ini estimasi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen akan dipengaruhi oleh pulihnya tingkat konsumsi, belanja pemerintah dan ekspor.

Dia juga memprediksi inflasi kemungkinan akan tetap rendah sekitar 3,5 persen dan kemungkinan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan kebijakannya. Dia memperkirakan kenaikan suku bunga acuan hanya akan sebesar 25 basis point menjadi 4,5 persen untuk mengantisipasi faktor eksternal dan internal. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.201,44

Up0,38%
Up5,46%
Up9,53%
Up9,74%
Up18,73%
Up8,35%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.181,6

Up0,46%
Up4,99%
Up8,73%
Up9,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,06

Up0,42%
Up4,48%
Up9,54%
Up9,93%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.047,01

Up1,51%
-----
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua