BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Belum Ada Kejelasan Putusan OJK, Saham Bumi Makin Terpuruk

Bareksa06 Juni 2017
Tags:
Belum Ada Kejelasan Putusan OJK, Saham Bumi Makin Terpuruk
Ilustrasi harga saham di bursa turun. Copyright: <a href='http://www.123rf.com/profile_lovegtrv6'>lovegtrv6 / 123RF Stock Photo</a>

Dalam sebulan terakhir saham BUMI longsor 20 persen.

Bareksa.com – Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), perusahaan bergerak di bidang tambang batu bara makin terpuruk pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa, 6 Juni 2017. Menurunnya harga saham anak perusahaan Grup Bakrie tersebut menyusul belum adanya kejelasan soal pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan atas rencana penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (right issue) perseroan.

Harga saham BUMI sempat menyentuh level Rp 322 per saham pada pukul 10.20 WIB atau turun 8 poin dibandingkan pembukaan perdagangan di level Rp 330 per saham. Harga pembukaan pagi ini stagnan dibanding harga penutupan Senin kemarin. Dalam sepekan terakhir, harga saham BUMI anjlok hampir 15 persen dari Rp 374 pada 30 Mei lalu. Dalam sebulan terakhir saham BUMI longsor 20 persen.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resource, Dileep Srivastava, sebelumnya berharap akan segera mendapatkan putusan pernyataan efektif dari OJK pekan ini. “Dengan begitu, kami segera mengumumkan jadwal pelaksanaan (right issue) yang terbaru,” ungkap Dileep dalam pernyataan tertulisnya, Senin, 5 Juni 2017.

Promo Terbaru di Bareksa

Sebelumnya BUMI optimistis bakal meraih pernyataan efektif dari OJK pada 26 Mei dua pekan lalu, sesuai prospektus yang disampaikan perseroan kepada otoritas. “Kami masih yakin bisa mendapat efektif dari OJK. Apalagi, yang kami usahakan sudah berada di jalur yang benar,” ungkap Direktur Bumi Resources, Sri Damayanti saat paparan publik di Jakarta, 24 Mei lalu.

Untuk diketahui, Bumi berencana menerbitkan saham baru yang merupakan bagian dari proses restrukturisasi utang. Selain rights issue, Bumi Resources juga akan mengonversi utang menjadi saham alias obligasi wajib konversi (OWK), yang sudah mendapatkan persetujuan pemegang saham pada awal Februari 2017.

Secara total, dua aksi korporasi tersebut bernilai US$ 2,6 miliar atau sekitar Rp 35 triliun. Masuknya dana sebesar itu akan membuat ekuitas perseroan menjadi positif karena akan mengurangi rasio utang hingga US$ 1,6 miliar atau berkisar Rp 21,6 triliun.

Sebagai perbandingan harga saham perusahaan tambanga batubara lain, seperti ADRO, ITMG, HRUM, dan PTBA justru membukukan kenaikan sekitar 2-4 persen hari ini.

Grafik Pergerakan Saham BUMI Intraday

Illustration

sumber : bareksa.com

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,97

Up0,14%
Up3,53%
Up0,02%
Up5,80%
Up18,28%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,1

Up0,58%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,30%
Up17,22%
Up43,04%

STAR Stable Income Fund

1.917,09

Up0,55%
Up2,93%
Up0,02%
Up6,32%
Up30,69%
Up60,37%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,73

Down- 0,48%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,37%
Up18,74%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,26

Down- 0,27%
Up1,73%
Up0,01%
Up2,63%
Down- 2,19%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua