BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Pasar Saham Terkoreksi, Momentum Dollar Cost Averaging Reksadana

Bareksa20 Mei 2019
Tags:
Pasar Saham Terkoreksi, Momentum Dollar Cost Averaging Reksadana
Seorang karyawan melihat pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI Jakarta, Rabu (20/6). Pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG anjlok 109,58 poin atau 1,83 persen ke level 5.884,039. Indeks LQ45 merosot 2,69 persen ke posisi 925,162. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Namun, untuk investor yang konservatif beri bobot yang lebih besar pada reksadana pasar uang

Bareksa.com – Investor reksadana bisa menyikapi pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pertengahan kuartal kedua tahun ini, sesuai dengan profil risikonya. Penurunan pasar saat ini bisa menjadi momen yang baik untuk melakukan pembelian secara bertahap.

CEO Jagartha Advisors FX Iwan menyatakan, target kinerja indeks sampai dengan akhir tahun masih atraktif. “Sehingga, bagi yang profil risikonya tinggi, momen ini justru perlu dimanfaatkan oleh investor untuk menambah kepemilikan reksadana (dollar cost averaging),” tutur Iwan baru-baru ini.

Namun, untuk investor yang konservatif dan cenderung menghindari risiko, opsi yang bisa dilakukan saat ini adalah melakukan penyesuaian portfolio dengan memberikan bobot yang lebih besar pada reksadana pasar uang, dengan pilihan fund yang memiliki kinerja di atas 6 persen untuk periode satu tahun terakhir.

“Para advisor Bareksa Prioritas tentunya akan terus siaga untuk memetakan strategi terbaik untuk kalkulasi return yang optimal, namun pada akhirnya, semua keputusan kembali diserahkan ke tangan investor,” tutup Iwan.

Presiden Direktur BNP Paribas Investment Partners Vivian Secakusuma menyampaikan, penurunan pasar menjadi opportunity alias waktu yang tepat untuk investasi. Vivian menjelaskan, kondisi pasar tanah air pasca Pilpres tidak spesifik dan justru lebih ke faktor eksternal global.

Concern pada trade war Amerika, ada outflow, saham turun. Tapi fundamental Indonesia tidak ada yang berubah, opportunity untuk masuk,” jelasnya.

Sepanjang Mei ini, pasar saham sedang turun, tercermin dari level IHSG yang melemah 9,73 persen dari posisi 30 April 2019 di level 6.445,35 menjadi 5.826,87 per 17 Mei 2019. Alhasil, IHSG secara year to date telah turun 5,93 persen.

Pergerakkan IHSG Periode 28 Desember 2018 – 17 Mei 2019

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Meski begitu, Vivian yakin saham mungkin akan naik lagi. “Investor Indonesia pintar, saat turun waktunya beli, di atas waktunya jual,” tutur dia.

Sedana, Kepala Bidang Investasi Avrist Asset Management, Tubagus Farash Akbar Farich menjelaskan, investor dapat memanfaatkan koreksi dengan membeli reksadana saham dan obligasi secara bertahap sepanjang masa koreksi.

“Sehingga mendapatkan average cost yang lebih rendah dan potensi return jangka panjang yang lebih baik,” ungkap Farash.

Farash menjelaskan, trade war antara Amerika dan China berdampak pada potensi melemahnya yuan lebih lanjut terhadap dolar AS. Karena rupiah memiliki korelasi kuat dengan yuan, maka potensi berlanjutnya depresiasi rupiah jadi tinggi.

“Sehingga depresiasi tersebut membuat investor asing menarik investasinya dari pasar saham dan obligasi Indonesia,” imbuh dia.

Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,18

Up0,15%
Up3,81%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,42

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,32%
Up17,24%
Up43,22%

STAR Stable Income Fund

1.917,41

Up0,56%
Up2,94%
Up0,02%
Up6,33%
Up30,71%
Up60,33%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.753

Down- 0,46%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,38%
Up18,76%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,73

Down- 0,22%
Up1,77%
Up0,01%
Up2,68%
Down- 2,15%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua