Bareksa.com – PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dalam pantauan para investor. Pada perdagangan hari ini (Rabu, 6 Februari 2019), saham perusahaan telekomunikasi grup Sinarmas ini menguat lebih dari 26 persen.

Tercatat hingga pukul 15:02 WIB, saham FREN berada pada level Rp179 atau naik 26,95 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya Rp141. Volume transaksinya sudah lebih dari 5,8 juta lot dengan frekuensi menembus 14.103 kali bernilai lebih dari Rp97 miliar.

Tak ada kabar pasti mengapa saham FREN dalam tren menguat, terutama untuk perdagangan hari ini. Begitu pula yang disampaikan Direktur Utama Smartfren Merza Fachys kepada Bareksa.

Merza menuturkan, tidak ada faktor lain yang bisa dikonfirmasi oleh pihak-pihak manapun. “Kecuali kinerja Smartfren yang enam bulan terakhir ini secara konsisten tumbuh,” kata Merza.

Hingga 30 September 2018, Smartfren mencatat pendapatan usaha Rp3,95 triliun atau naik 18,97 persen dari periode sama tahun 2017 Rp3,32 triliun. Meski begitu, perseroan juga mengalami kenaikan beban usaha dari Rp4,88 triliun menjadi Rp5,87 triliun.

Hasilnya, perseroan masih menderita kerugian Rp2,5 triliun. Untungnya, jumlah kerugian ini turun dari periode sama tahun 2017 yang sebesar Rp2,82 triliun.

Salah satu penekan kerugian Smartfren adalah adanya penghasilan pajak tangguhan Rp534,62 miliar dari sebelumnya mengalami beban pajak Rp488,69 miliar.

Kinerja Keuangan Smartfren Hingga 30 September 2018

Sumber: Laporan keuangan perseroan

“Yang perlu dicermati adalah pertumbuhan revenue. Pertumbuhan EBITDA sangat konsisten dan di atas rata-rata industri,” tutur Merza.

Merza pun memperkirakan realisasi pendapatan perseroan menutup tahun buku 2018 adalah naik di atas 15 persen. “Tahun ini kami harapkan naik lebih tinggi lagi,” jelasnya.

Seiring dengan peningkatan harga saham ini, kapitalisasi pasar (market cap) FREN mengungguli sejumlah emiten telekomunikasi lainnya, seperti PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Bahkan FREN masuk dalam deretan pemimpin (leader) penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun ini. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.