BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Bukukan KPR Melonjak 21,81 Persen, Target Terdekat Saham BBTN di Harga Ini

Bareksa02 November 2018
Tags:
Bukukan KPR Melonjak 21,81 Persen, Target Terdekat Saham BBTN di Harga Ini
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) berjabat tangan dengan Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Maryono (kiri) saat membuka Indonesia Property Expo (IPEX) 2018 di JCC Jakarta, Sabtu (3/2). Bank BTN optimistis mampu mencetak kredit baru senilai lebih dari Rp7 triliun dari gelaran ajang IPEX 2018. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Pada perdagangan Kamis, saham BBTN melonjak 5,66 persen di level Rp2.240 per saham

Bareksa.com - Pada perdagangan Kamis, 1 November 2018, harga saham PT Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk (BBTN) ditutup melonjak 5,66 persen dengan berakhir di level Rp2.240 per saham.

Saham BBTN bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 7.176 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp175,61 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham BBTN pada perdagangan kemarin antara lain CLSA Sekuritas (KZ) dengan nilai pembelian Rp35,5 miliar, kemudian Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp14,89 miliar, dan Mandiri Sekuritas (CC) Rp10,84 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham BBTN secara keseluruhan yaitu 20,22 persen, 8,48 persen, dan 6,17 persen.

Catatkan Pertumbuhan Kredit 19,28 Persen

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatat realisasi pertumbuhan kredit sampai kuartal III 2018 sebesar Rp220 triliun atau naik 19,28 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp184 triliun.

Maryono, Direktur Utama BTN mengatakan pertumbuhan kredit ini didorong oleh pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) 21,81 persen yoy menjadi Rp163,6 triliun.

Pertumbuhan kredit BTN ditopang oleh KPR bersubsidi yang melejit 30,11 persen menjadi Rp88,93 triliun. Adapun KPR non-subsidi naik 13,22 persen menjadi Rp74,69 triliun.

Selain KPR, BTN menyalurkan kredit konstruksi properti Rp28,45 triliun, naik 17,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, penyaluran kredit non-perumahan BTN meningkat 13,5 persen menjadi Rp19,67 triliun.

KPR berkontribusi 74,35 persen terhadap total kredit, kredit konstruksi 12,93 persen, sedangkan kredit non-perumahan 12,72 persen.

Kencangnya pertumbuhan kredit perusahaan diimbangi pengumpulan dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat 16,06 persen menjadi Rp 195,05 triliun. Deposito tumbuh paling tinggi, yakni 21,43 persen menjadi Rp104,88 triliun. Tabungan naik 12,95 persen menjadi Rp41,98 triliun sedangkan giro naik 8,25 persen menjadi Rp48,18 triliun.

Meski demikian, laju kredit yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan DPK menyebabkan loan to deposit ratio (LDR) BTN mencapai 112,83 persen. LDR ini meningkat 304 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Karena itu, BTN juga mengandalkan sumber pendanaan lain untuk mendukung penyaluran kredit, misalnya sekuritisasi aset, penerbitan obligasi, dan lain-lain.

Maryono mengatakan meski pertumbuhan kredit tinggi, BTN mampu menekan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross 42 bps menjadi 2,65 persen. Hingga akhir tahun ini, BTN optimistis NPL gross akan berada di bawah 2,4 persen.

Analisis Teknikal Saham BBTN

Illustration

Sumber: Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham BBTN pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang cukup besar serta adanya short upper shadow.

Kondisi tersebut menggambarkan saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar hingga ditutup satu tick di bawah level tertingginya. Selain itu,open gap up yang terbentuk kemarin menandakan saham BBTN sudah banyak diburu sejak awal pembukaan perdagangan.

Volume perdagangan terlihat mengalami lonjakan signifikan menandakan adanya akumulasi beli serta partisipasi yang besar dari para pelaku pasar.Kemudian investor asing juga tercatat mengoleksi saham ini dengan membukukan net buy pada perdagangan kemarin senilai Rp75,28 miliar.

Selain itu,indikator relative strength index (RSI) terpantau mulai bergerak naik dan meninggalkan area jenuh jual mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan resisten terdekat berada di level Rp2.430.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.314,83

Up0,43%
Up3,55%
Up0,02%
Up5,95%
Up19,11%
-

Capital Fixed Income Fund

1.764,51

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,20%
Up17,66%
Up42,85%

STAR Stable Income Fund

1.915,47

Up0,53%
Up2,89%
Up0,02%
Up6,23%
Up30,99%
Up60,26%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.758,34

Down- 0,10%
Up3,14%
Up0,01%
Up4,70%
Up19,30%
Up47,85%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,12

Up0,08%
Up2,01%
Up0,02%
Up2,91%
Down- 1,48%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua