Saham BBNI Anjlok 9,75 Persen Tiga Hari, Ini Analisis Teknikal Fundamentalnya
Pada Kamis, 26 April 2018, saham BBNI kembali ditutup di zona merah dengan turun 3,95 persen

Pada Kamis, 26 April 2018, saham BBNI kembali ditutup di zona merah dengan turun 3,95 persen
Bareksa.com - Harga Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) pada perdagangan Kamis, 26 April 2018 kembali ditutup di zona merah dengan turun 3,95 persen. Penurunan tersebut merupakan pelemahan hari ketiga berturut-turut, sehingga saham BBNI telah kehilangan 9,75 persen nilai pasarnya dalam tiga hari terakhir.
BBNI ditransaksikan sebanyak 5.434 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp179,77 miliar. Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga anggota bursa yang paling banyak menjual saham BBNI antara lain Citigroup Sekuritas (CG) dengan nilai penjualan Rp46,61 miliar, Macquarie Sekuritas (RX) Rp39,03 miliar, dan UOB Kay Hian Sekuritas (AI) Rp20,04 miliar.
Analisis Fundamental
Promo Terbaru di Bareksa
Secara fundamental, BNI menunjukkan kinerja cukup positif di tiga bulan pertama tahun ini dengan mengantongi laba bersih sebesar Rp3,66 triliun. Angka tersebut naik 13,3 persen dibandingkan capaian yang sama pada periode tahun lalu sebesar Rp3,23 triliun.
Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh kinerja penyaluran kredit pada kuartal pertama 2018 yang meningkat 10,8 persen menjadi Rp439,46 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp396,52 triliun.
Pertumbuhan kredit tersebut mendorong pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BNI tumbuh 9,5 persen jadi Rp 8,5 triliun. Capaian laba BNI juga mendapatkan sokongan dari pertumbuhan Pendapatan Non Bunga (Non Interest Income) sebesar 18,5 persen jadi Rp2,65 triliun.
Peningkatan pendapatan non bunga didorong oleh peningkatan kontribusi fee (komisi) dari segmen business banking, di antaranya komisi dari trade finance yang tumbuh 47,7 persen sekaligus mengindikasikan geliat perekonomian yang tetap terjadi di Indonesia.
Pendapatan non bunga BNI juga ditopang oleh pertumbuhan transaksi pada bisnis konsumer dan ritel, antara lain dari pengelolaan rekening, transaksi kartu kredit, serta transaksi kartu debit. Pertumbuhan pendapatan non bunga ini jauh melampaui pendapatan non bunga di industri perbankan yang tumbuh negatif 4,2 persen.
Sementara dari total kredit yang disalurkan BNI paling besar dikontribusikan dari kredit korporasi sebesar Rp216,09 triliun atau tumbuh 10,9 persen. Sementara untuk kredit segmen menengah dijaga dengan pertumbuhan konservatif yaitu 5,8 persen sebesar Rp3,66 triliun. Kredit segmen kecil juga mencatatkan pertumbuhan 13,4 persen atau sebesar Rp57,73 triliun.
Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) BNI juga menurun dari 3 persen di kuartal pertama 2017 menjadi 2,3 persen di kuartal pertama 2018. Sementara itu, coverage ratio juga mengalami perbaikan dari 147,1 persen menjadi 148,0 persen. Adapun rasio Loan to Deposit (LDR) BNI berada pada level 90,1 persen, sehingga masih cukup untuk mendukung pertumbuhan kredit BNI.
Sementara dari sisi penghimpunan dana sepanjang kuartal pertama 2018 BNI berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp492,90 triliun atau meningkat sebesar 10,8 persen. BNI juga mampu meningkatkan penghimpunan dana murah yang ditandai oleh meningkatnya rasio Current Account and Saving Account (CASA) dari sebelumnya 58,5 persen menjadi 62,4 persen.
Pada saat yang sama, BNI juga mampu menekan biaya dana (cost of fund) dari sebelumnya berada pada level 3,0 persen menjadi 2,8 persen. Hal ini dicapai dengan menurunkan tingkat bunga deposito BNI pada awal tahun 2018 sebesar 25 hingga 75 basis poin (0,25 – 0,75 persen).
Analisis Teknikal

Menurut Analisis Bareksa, secara teknikal candle BBNI membentuk bearish candle dengan short upper shadow yang menggambarkan pergerakan negatif dengan berakhir pada level terendahnya, meskipun sempat bergerak di atas level pembukaannya.
Volume terlihat masih ramai dalam beberapa hari terakhir menandakan aksi jual yang cukup masif sehingga menyeret saham BBNI turun cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Apabila dilihat secara tren, BBNI terlihat masih dalam fase downtrend yang ditandai dengan terbentuknya lower high dan lower low serta pergerakan yang telah menembus lower bollinger band pada perdagangan kemarin. Selain itu indikator relative strength index (RSI) juga terpantau masih bergerak negaitif menanadakan sinyal penurunan yang cukup kuat dengan support terdekat pada saat ini berada pada level Rp 7.650. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,49 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,86 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.045,26 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.