BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Bursa Saham AS Rebound Pasca Merosot Pekan Lalu, Ini Penyebabnya

Bareksa13 Februari 2018
Tags:
Bursa Saham AS Rebound Pasca Merosot Pekan Lalu, Ini Penyebabnya
New York Stock Exchange (Sumber : akun twitter @NYSE)

Indeks Dow Jones naik 1,39 persen, S&P 500 menguat 1,39 persen, dan Nasdaq 1,56 persen

Bareksa.com - Selasa pagi tadi, 13 Februari 2018 WIB atau Senin sore, 12 Februari 2018 waktu New York Amerika Serikat, Bursa Wall Street membuat pemulihan yang kuat karena investor tampaknya mulai mengambil keuntungan dari saham yang lebih murah setelah kemerosotan pekan lalu.

Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 1,7 persen di level 24.601. Kemudian S&P 500 ditutup 1,39 persen lebih tinggi di level 2.656, serta Nasdaq Composite ditutup di level 6.982, atau naik 1,56 persen.

Sektor finansial meningkat tajam, sehingga mengangkat indeks lebih tinggi, di tengah perkiraan akan kebijakan moneter yang lebih ketat dan pemulihan inflasi yang berkelanjutan.

Promo Terbaru di Bareksa

Selain itu sentimen lain yang membuat pasar saham AS menguat adalah penurunan volatilitas yang diukur oleh indeks ketakutan yang disebut VIX, yang pada pekan lalu sempat naik ke tingkat tertinggi sejak 2015 di tengah lonjakan harga obligasi AS ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Kenaikan imbal hasil obligasi AS dikatakan oleh banyak orang sebagai salah satu katalis yang menyebabkan aksi jual baru-baru ini terhadap pasar saham, karena imbal hasil obligasi yang lebih tinggi diperkirakan bisa berpengaruh terhadap saham untuk bersaing dalam porsi portofolio investor yang lebih besar.

Di sisi kebijakan politik, para investor menyambut Rencana Anggaran dan Infrastruktur pada Senin dari Gedung Putih. Rencana infrastruktur secara luas diperkirakan akan mendongkrak fiskal ke ekonomi AS.

Rencana infrastruktur tersebut bertujuan untuk memacu investasi baru US$1,5 triliun dengan meningkatkan pembangunan jalan, bandara dan berbagai pekerjaan umum lainnya. Rencana tersebut juga membutuhkan US$50 miliar untuk diinvestasikan dalam proyek broadband, jalan, listrik, dan air.

Rencana tersebut bagaimanapun juga diperkirakan akan menghadapi perlawanan dari kedua sisi aliansi Kongres AS karena orang-orang dari partai Republik mewaspadai pengeluaran besar lainnya (setelah kesepakatan anggaran sebesar US$300 miliar yang ditandatangani pekan lalu).

Sementara Demokrat mengklaim rencana tersebut tidak memenuhi harapan mengenai pendanaan Federal.

Rencana anggaraan Gedung Putih tersebut diperkirakan akan mengakibatkan defisit untuk tahun fiskal 2019 menjadi US$984 miliar, meningkat dari proyeksi sebelumnya yang US$526 miliar. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.773,12

Up0,72%
Up3,36%
Up0,03%
Up6,88%
Up17,24%
Up44,71%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.321,26

Up0,51%
Up3,95%
Up0,03%
Up5,58%
Up18,43%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.751,83

Down- 0,75%
Up2,71%
Up0,01%
Up3,86%
Up18,34%
Up46,77%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.042,5

Up0,37%
Up2,44%
Up0,02%
Up2,86%
Down- 1,92%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.036,9

Up0,66%
Up3,63%
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua