Bareksa.com - Harga saham PT Matahari Department StoreTbk (LPPF) pada perdagangan Selasa, 23 Januari 2018 ditutup menguat 4,23 persen ke level Rp11.075 per saham. Saham LPPF ditransaksikan sebanyak 4.199 kali dengan nilai transaksi Rp64,04 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer saham LPPF antara lain UBS Sekuritas (AK) dengan nilai pembelian Rp13,86 miliar, kemudian Credit Suisse Sekuritas (CS) Rp10,93 miliar, dan CLSA Sekuritas (KZ) Rp10,26 miliar. (Baca : Kisruh Penutupan Gerai Sebelum Kontrak Habis, Matahari Sanggah Gugatan Pasaraya)

Analisis Teknikal LPPF

Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal, candle saham LPPF pada perdagangan kemarin membentuk white marubozu dengan body yang relatif kecil. (Lihat : Menguat 3,83 Persen, Ini Analisa Teknikal Saham LPPF)

Kondisi tersebut menggambarkan saham ini sepanjang perdagangan kemarin bergerak positif hingga mampu ditutup di level tertingginya, walaupun belum bisa melewati level tertinggi hari sebelumnya. (Baca : Daya Beli Membaik, Bahana Proyeksi Prospek Saham Konsumer Positif Tahun Depan)

Apabila diperhatikan, pergerakan saham LPPF terlihat mulai mencoba membentuk pola uptrend yang ditandai dengan terbentuknya tiga higher low. Selain itu, indikator volume terlihat mulai mengalami peningkatan menandakan adanya akumulasi pembelian pada saham ini. Investor asing juga tercatat melakukan net buy Rp10,67 miliar. (Lihat : Belanja Politik Pilkada dan Jelang Pilpres Bakal Dongkrak Daya Beli di 2018)

Indikator relative strength index (RSI) terlihat mulai bergerak positif dan saat ini berada di level 53 atau masih sangat jauh dari area overbought menandakan peluang kenaikan saham ini masih terbuka terutama untuk menguji resisten di level Rp11.675 per saham. (AM) (Baca : Saham LPPF Meroket 9 Persen di Tengah Sentimen Negatif, Ini Alasannya)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.