BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Ini Dua Saham yang Paling Sering Bergerak Tidak Wajar

Bareksa28 November 2017
Tags:
Ini Dua Saham yang Paling Sering Bergerak Tidak Wajar
Seorang pria melintas di sekitar papan elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Dari 110 surat unsual market activity (UMA) hingga 28 November 2017, dua saham ini telah menerima tiga surat

Bareksa.com – Jelang satu bulan terakhir tahun ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengeluarkan 110 surat pengumuman unnusual market activity (UMA). Catatan itu tertuang hingga hari ini (Selasa, 28 November 2017).

Jika dibandingkan tahun lalu, telah terjadi penurunan surat UMA. Sepanjang 2016 lalu, BEI mengeluarkan 128 surat UMA. Meski begitu, bukan tidak mungkin dalam sebulan ke depan, BEI masih akan mengeluarkan surat UMA lagi, mengingat banyak saham yang bergerak cukup fluktuatif. (Baca : Baru Saja Menguat 11 Persen, Saham RIMO Kembali Ambrol 18,3 Persen di Awal Pekan)

Grafik: Catatan Surat UMA BEI Sejak 2014

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

Sumber: BEI, diolah Bareksa

Yang terbaru, BEI menetapkan pergerakkan saham PT Indo Komoditi Korpora Tbk (INCF) tidak wajar karena telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas di luar kebiasaan. Saham INCF yang masih berada pada level Rp178 per saham pada 22 November 2017 naik 103 persen dalam periode 23-27 November 2017 menjadi Rp362 per saham. (Lihat : Saham RIMO Amblas 67,3% Sejak Awal November, Tiga Broker Ini Jual 6,7 Juta Lot)

Di luar INCF yang baru saja mendapat surat UMA, penulusuran Bareksa menemukan setidaknya ada dua saham yang paling rajin mendapat surat UMA dari BEI. Dua saham itu antara lain PT Rimo Internatonal Lestari Tbk (RIMO) dan saham PT Wicaksana Overseas International Tbk (WICO). Sepanjang tahun ini, saham RIMO dan WICO telah mendapat tiga kali surat UMA dari bursa.

Berdasarkan catatan BEI, surat UMA kepada RIMO pertama kali diberikan pada 15 Maret 2017. Setelah itu, BEI juga kembali mengeluarkan surat UMA untuk RIMO pada 14 Juli dan 6 November 2017.

Sementara, surat UMA bagi WICO pertama kali keluar pada 25 Januari 2017, kemudian disusul 10 Mei 2017 dan terakhir diberikan pada 26 Oktober 2017. (Baca : Pasca Meroket 11 Persen, Ini Analisa Teknikal Prospek Saham RIMO)

Dengan menyandang gelar sebagai saham penerima surat UMA terbanyak tahun ini, tidak ada salahnya jika dilihat lagi bagaimana pergerakkan dua saham tersebut di sepanjang tahun ini.

Saham RIMO misalnya. Hingga 27 November 2017, harga sahamnya dalam posisi naik 95,69 persen dari posisi akhir tahun Rp93 menjadi Rp182. Bahkan, saham RIMO pernah menyentuh level Rp660 atau naik 609,68 persen secara year to date pada 25 Oktober 2017. (Lihat :Sejak Akhir Oktober, Benny Tjokro Sudah Lepas 3,03 Persen Saham RIMO)

Grafik: Pergerakkan Saham RIMO Periode 30 Desember 2016 – 27 November 2017

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Meski tidak selalu pasti, pemberian surat UMA terkadang dilanjutkan bursa dengan menghentikan perdagangan saham tersebut. Begitu juga bagi RIMO. Tahun ini, saham RIMO sudah dua kali dihentikan perdagangannya yakni pada 6 November 2017 dan 9 November 2017 sampai 14 November 2017. (Baca : Kurangi Porsi Kepemilikan RIMO, Benny Tjokrosaputro Kantongi Rp3,85 Triliun)

Sementara nasib berbeda dengan WICO. Meskipun tiga kali mendapat surat UMA, saham WICO hanya sekali disuspensi bursa yakni pada 12 Mei 2017.

Harga saham WICO hingga 27 November 2017 sudah naik 1.110 persen dari Rp50 pada akhir 2016 menjadi Rp605. Saham WICO sempat menyentuh level Rp615 yang menjadi level tertingginya tahun ini pada 13 November 2017.

Grafik: Pergerakkan Saham WICO Periode 30 Desember 2016 – 27 November 2017

Illustration

Sumber: Bareksa.com

BEI menegaskan, UMA menjadi salah satu bentuk perlindungan investor di pasar modal terhadap pergerakkan suatu saham agar berhati-hati dalam melakukan transaksi. Karena itu, bursa selalu menyampaikan agar para investor selalu mencermati jawaban perusahaan tercatat atas konfirmasi bursa.

Tidak hanya itu, setiap adanya surat UMA, bursa juga selalu mengingatkan investor agar mencermati kinerja perusahaan tercatat, dan mempertimbangkan kembali berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum mengambil keputusan investasi. (Lihat : Kompak Naik 34% Dalam Sehari, Begini Kinerja LMAS dan WICO)

Adapun pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.312,44

Down- 0,08%
Up3,34%
Up0,02%
Up5,46%
Up18,23%
-

Capital Fixed Income Fund

1.768,97

Up0,54%
Up3,38%
Up0,02%
Up6,87%
Up17,31%
Up43,84%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.747,79

Down- 0,93%
Up3,15%
Up0,01%
Up3,84%
Up18,26%
Up46,65%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,9

Down- 0,36%
Up1,69%
Up0,01%
Up2,70%
Down- 2,29%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.034,47

Up0,49%
-
Up0,03%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua