BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Mandiri Sekuritas Sebut Ekonomi 2017 Naik 5,1%, Waspada Risiko Inflasi

Bareksa22 Desember 2016
Tags:
Mandiri Sekuritas Sebut Ekonomi 2017 Naik 5,1%, Waspada Risiko Inflasi
Suasana pembangunan dan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (23/12). Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa pemerintah optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen sampai 5,4 persen di tahun 2016 akan tercapai. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Ekonomi Indonesia telah melewati titik terbawahnya dan akan terus membawa gelombang positif pada 2017

Bareksa.com - Tahun 2017 diperkirakan perekonomian Indonesia akan lebih baik. Paling tidak itulah prediksi Mandiri Sekuritas. Nada positif di tahun 2017 datang setelah ekonomi tahun 2016 tumbuh dengan moderat.

Dalam risetnya yang diberikan kepada nasabah, Mandiri Sekuritas mengatakan tahun 2016 menjadi tahun yang cukup baik bagi perekonomian Indonesia. Indikator perekonomian pun dibandingkan dengan 2015 mengalami kemajuan yang cukup signifikan.

Pertumbuhan ekonomi di tahun 2016 mencapai 5 persen, sedangkan di tahun 2015 hanya 4,8 persen. Selain itu inflasi tahun 2016 sangat rendah yakni 3,3 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

"Secara umum, kami menilai ekonomi Indonesia telah melewati titik terbawahnya dan akan terus membawa gelombang positif pada 2017," tulis riset yang sudah dibagikan kepada nasabah tersebut.

Yang bisa menjadi sandungan hanyalah kondisi perekonomian yang melambat dan juga konsumsi swasta yang sulit untuk diakselerasi.

Meskipun hasil tax amnesty pada tahun 2016 bisa dibilang baik, target penerimaan pajak pemerintah pada tahun 2017 dinilai terlalu tinggi. Hal ini berpotensi menghambat belanja fiskal, termasuk belanja modal.

Mandiri Sekuritas pun merevisi target perkiraan pertumbuhan ekonominya dari sebelumnya 5,4 persen menjadi 5,1 persen. Angka ini menurut riset itu sudah lebih baik dibandingkan tahun ini sebesar 5 persen.

Selain itu, investasi diperkirakan akan tumbuh hanya 6,8 persen dari sebelumnya 7,4 persen. Kontribusi dana asing juga akan meningkat didukung oleh kondisi ekonomi global yang membaik.

Terkait kebijakan moneter, Bank Indonesia diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga pada level 4,75 persen setelah melakukan pemotongan 150 basis poin di 2016.

Meskipun demikian, ada sejumlah risiko bagi ekonomi tahun depan, terutama datang dari harga komoditas. Harga minyak diperkirakan mencapai US$50 per barel, sementara harga batu bara bisa mencapai US$70 per metrik ton dan harga CPO menjadi US$670 per metrik ton.

Sisi positifnya, bila harga komoditas lebih tinggi daripada perkiraan Mandiri Sekuritas, hal ini bisa mendorong konsumsi swasta. Namun, sisi negatifnya adalah bila harga minyak naik ke dalam kisaran US$55-60 per barel, perkiraan inflasi berisiko meningkat karena harga bensin eceran terpaksa harus ikut naik.

Berdasarkan perhitungan Mandiri Sekuritas, inflasi tahun 2017 akan naik hingga 4,2 persen. Kenaikan ini merupakan konsekuensi dari penyesuaian harga listrik.

Nilai tukar Indonesia terhadap Dolar Amerika Serikat pun diperkirakan akan berada di Rp13.400 per dolar Amerika dari sebelumnya Rp13.100. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,47

Up0,44%
Up5,47%
Up9,71%
Up9,85%
Up18,69%
Up8,66%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,49

Up0,46%
Up5,00%
Up8,81%
Up9,05%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,86

Up0,42%
Up4,45%
Up9,61%
Up9,90%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.045,26

Up1,03%
-----

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua