BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

DNET Tambah Modal, Investor Bakal Dapat Jackpot Seperti Sebelumnya?

Bareksa09 Juni 2016
Tags:
DNET Tambah Modal, Investor Bakal Dapat Jackpot Seperti Sebelumnya?
Karyawan melayani pembeli melalui mobil toko salah satu waralaba di Jakarta, Kamis (19/3). Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebutkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika berdampak pada kenaikan harga barang dan tingkat daya beli masyarakat. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/mes/15

Keuntungan investor pada transaksi sebelumnya mencapai 11 kali lipat.

Bareksa.com - PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) akan melakukan penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau biasa disebut dengan penawaran non-HMETD dengan menerbitkan 1,42 miliar saham baru atau setara 10 persen modal disetor.

Dengan nominal saham sebesar Rp250 per lembar, harga penawaran non-HMETD tersebut adalah Rp925, sehingga total dana yang diraih mencapai Rp1,31 triliun.

Penambahan modal ini bukan yang pertama kali dilakukan perseroan. Sebelumnya, pada tahun 2013, DNET telah melakukan rights issue pertama sebesar Rp7 triliun. Perusahaan melepas 14 miliar saham biasa. Nilai nominal saham rights issue itu Rp250 per saham. Sedangkan harga pelaksanaannya Rp500 per saham.

Promo Terbaru di Bareksa

Setiap pemegang 23 lembar saham lama berhak atas 1.750 HMETD, dengan 1 HMETD sebagai hak membeli 1 saham baru. Jika pemegang saham tidak mengambil HMETD yang ditawarkan, maka mereka akan terkena dilusi sampai dengan maksimal 98,7 persen.

Pada saat itu, DNET menyatakan akan memakai dana yang dihimpun untuk masuk ke tiga perusahaan Grup Salim. Di saat yang sama aksi korporasi juga mengubah lini bisnis perseroan, dari sebelumnya bertumpu pada jasa teknologi menjadi holding perusahaan ritel dan konsumsi.

Jackpot

Lalu seberapa besar jackpot yang didapat investor lama atas rights issue tersebut?

Rencana rights issue DNET telah banyak diberitakan sejak April 2013 dan hingga tanggal pelaksanaan 7 Juni 2013, harga saham DNET telah meroket 11 kali lipat menjadi Rp1.210 per saham dari sebelumnya hanya Rp109.

Grafik: Pergerakan Harga Saham DNET 12 April - 7 Juni 2013

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menghentikan sementara perdagagan DNET pada tanggal 22-28 April 2013. Suspensi itu dilakukan karena lonjakan harga DNET yang dinilai tak biasa. Namun, setelah suspensi dibuka, DNET kembali melonjak. Bahkan, menurut penelusuran data Bareksa, saham ini mengalami auto reject sebanyak 13 kali hingga berada di level Rp1.210 per saham.

Pada periode tersebut harga saham DNET naik seiring tingginya transaksi jual-beli saham DNET di pasar negosiasi yang mencapai Rp195,4 miliar. Nilai tersebut 160 kali lipat transaksi di pasar reguler yang hanya mencapai Rp1,2 miliar. Perlu diketahui, saham DNET bahkan pernah ditransaksikan di level Rp30.000 per lembar.

Dana dari hasil rights issue ini digunakan untuk membeli saham perusahaan ritel dan konsumer Grup Salim, yakni perusahaan pemilik waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) dan Sari Roti yang sudah tercatat di bursa saham. Selain itu, juga digunakan untuk membeli saham operator gerai Indomaret yang belum tercatat di bursa--sehingga bisa dikatakan sebagian backdoor listing. Sisa dana diperuntukkan bagi modal kerja perseroan yang sebelumnya masih bergerak di bidang jasa internet dan operasional situs OgahRugi.com.

Tabel: Rincian Penggunaan Dana Rights Issue DNET

Illustration

Sumber: Prospektus Rights Issue

Rights issue berskala besar ini berhasil mendongkrak kinerja perusahaan. Ini terlihat dari kenaikan laba perusahaan yang mencapai ratusan kali lipat, seiring dengan perubahan lini bisnis perseroan. Laba DNET pada tahun 2013 meroket menjadi Rp192 miliar dari sebelumnya hanya Rp200 juta. Bahkan, pada akhir tahun 2015, perusahaan berhasil mengantongi keuntungan Rp415 miliar.

Grafik: Kinerja Laba/Rugi DNET 2011-15

Illustration

Sumber: Laporan Keuangan DNET

Peningkatan laba yang signifikan ini didorong oleh laba entitas asosiasi, yaitu FAST, ROTI, dan Indomarco yang berhasil menyumbang keuntungan hingga Rp416 miliar pada tahun 2015. (kd)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Capital Fixed Income Fund

1.773,76

Up0,54%
Up3,36%
Up0,03%
Up6,73%
Up17,30%
Up44,83%

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.325,17

Up0,88%
Up4,09%
Up0,03%
Up5,78%
Up18,69%
-

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.752,53

Down- 0,32%
Up2,73%
Up0,01%
Up3,85%
Up18,24%
Up46,77%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.046,42

Up0,71%
Up2,82%
Up0,02%
Up3,06%
Down- 1,49%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.037,25

Up0,52%
Up3,63%
Up0,03%
---
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua