Bareksa Insight : Sentimen Global Bayangi Pasar Modal, Ini Jurus Agar Investasi Cuan Terus

Abdul Malik • 31 Aug 2022

an image
Aktivitas di sebuah pabrik elektronik di Provinsi Jiangxi, China. Penurunan produksi industri China diperkirakan akan berdampak pada ekonomi global, dan jadi sentimen negatif pasar modal, termasuk pasar saham (IHSG), pasar obligasi dan reksadana. (Shutterstock)

Kinerja manufaktur Negara Panda yang masih terkontraksi akan mempengaruhi ekspektasi pertumbuhan ekonomi global

Bareksa.com - Pelaku pasar sedang menunggu rilis data kinerja industri manufaktur China yang diproyeksikan masih terkontraksi pada Agustus 2022. Investor juga memproyeksikan kinerja industri manufaktur hanya naik tipis ke level 49,2 di Agustus dari yang sebelumnya 49 pada Juli. 

Menurut Tim Analis Bareksa, kinerja manufaktur Negara Panda yang masih terkontraksi akan mempengaruhi ekspektasi pertumbuhan ekonomi global, serta permintaan dari Negeri Tirai Bambu ke depannya. 

Baca juga : Bareksa Insight : Pemerintah Salurkan Bansos Rp24 Triliun, Ini Dampaknya ke Kinerja Reksadana

Sementara itu, salah satu Anggota Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) di New York menyatakan The Fed akan terus menaikkan suku bunga acuannya lebih tinggi hingga inflasi di Negara Paman Sam kembali ke level lebih normal. 

Dia juga mengatakan selisih imbal hasil  antara suku bunga acuan dan inflasi inti harus berada di rentang yang positif. Pernyataan itu menandakan Bank Sentral AS akan lebih agresif lagi dalam menaikkan suku bunga acuannya. 

Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (30/8/2022) naik 0,38% ke level 7.159,47. Berdasarkan data  id.investing.com (diakses 30/08/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 7,2%.

Lihat juga : Bareksa Insight : Suku Bunga AS akan Terus Naik Agresif, Terapkan Strategi Investasi Ini

Apa yang bisa dilakukan investor?

Mempertimbangkan sentimen kontraksi industri China dan agresifnya kenaikan suku bunga AS sedang membayangi pasar, menurut Tim Analis Bareksa, Smart Investor bisa melakukan 2 strategi berikut agar investasinya tetap berpeluang cuan optimal

1. Tim Analis Bareksa memperkirakan reksadana saham dan reksadana indeks berpotensi bergerak pada hari ini (31/8/2022), setelah IHSG kemarin kembali menyentuh level 7.200. Investor dapat melakukan aksi profit taking sementara, apabila memiliki keuntungan di reksadana saham di atas 3%. 

2. Tim Analis Bareksa memprediksi reksadana pendapatan tetap juga akan bergerak terbatas, seiring investor sedang menunggu rilis inflasi bulan Agustus 2022 pada Kamis (1/9/2022). Pelaku pasar juga masih menunggu rilis rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang diwacanakan naik dalam waktu dekat. Investor disarankan untuk tetap mempertimbangkan reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi

Simak juga : Bareksa Insight : Produksi Minyak Dunia Ditahan, Reksadana Ini Cuan Hingga 25% Setahun

Beberapa produk reksadana indeks, reksadana saham, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko agresif, moderat dan konservatif ialah sebagai berikut : 

Imbal Hasil 1 Tahun (per 30 Agustus 2022)

Reksadana Indeks 

BNP Paribas Sri Kehati : 24,83%
Avrist IDX30 : 19,62%

Reksadana Saham

Avrist Ada Saham Blue Safir : 21,73%
Batavia Dana Saham Syariah : 16,68%

Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 30 Agustus 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 5,77%​
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : 4,58%

Imbal Hasil 1 Tahun (per 30 Agustus 2022)

Reksadana Pasar Uang

Capital Money Market Fund : 4,42%
Syailendra Sharia Money Market Fund : 4,09%

Baca juga : Bareksa Insight : Potensi Tesla Bangun Pabrik Mobil Listrik di RI, Cermati Reksadana Ini

Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Baca juga : Bareksa Insight : Imbal Hasil Tinggi, SBN Ritel seri SR017 Jadi Pilihan Investasi Menarik

Investasi Sekarang

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.