Bareksa Insight : Pasar Minim Sentimen, Investor Bisa Terapkan Strategi Ini

Abdul Malik • 21 Jun 2022

an image
Ilustrasi gejolak pasar saham yang tercermin dari fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berpengaruh terhadap kinerja reksadana dan SBN. (Shutterstock)

Investor masih wait and see keputusan suku bunga acuan BI

Bareksa.com - Minimnya sentimen dari dalam dan luar negeri, serta sikap investor yang masih wait and see (menanti) keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia pekan ini mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik terbatas pada awal pekan. 

Menurut analisis Bareksa, saham berkapitalisasi besar yang termasuk ke sektor energi, perbankan dan teknologi masih jadi penggerak utama IHSG. Tekanan jual investor asing masih cukup tinggi beberapa hari terakhir, sehingga membuat reksadana saham dan reksadana indeks mengalami fluktuasi tinggi.

Baca juga : Bareksa Insight : Investor Tunggu Suku Bunga BI, Reksadana Ini Cuan Hingga 32 Persen

Disisi lain, mayoritas reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi pemerintah masih melemah dengan imbal hasil (yield) acuan kemarin ditutup di level 7,5 persen. 

Namun, sejumlah reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi dan Sukuk Negara masih mencatat kenaikan tipis karena fluktuasinya cenderung lebih rendah dibandingkan yang berbasis Surat Berharga Negara (SBN) konvensional. Senada dengan pasar saham, investor obligasi juga masih mencermati kebijakan Bank Indonesia pekan ini. 

IHSG pada 20 Juni 2022 naik 0,57 persen ke level 6.976,38. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 20/06/2022 pukul 17.00 (WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 7,5 persen pada 20 Juni 2022. 

Lihat juga : Bareksa Insight : Ekonomi Dunia Berpotensi Melambat, Ini Jurus Agar Investor Tetap Cuan

Apa yang bisa dilakukan Investor?

Analisis Bareksa melihat reksadana saham dan reksadana indeks masih akan bergerak terbatas akibat minimnya sentimen dari dalam negeri. Selain menanti keputusan Bank Indonesia, investor juga wait and see hingga pengumuman kenaikan tingkat suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) berikutnya yang diproyeksikan kembali naik signifikan 0,75 persen.

Suku bunga acuan BI saat ini di 3,5 persen, level terendah sepanjang sejarah yang sudah berlaku sejak Februari 2021 atau 16 bulan terakhir. Pekan lalu, Bank Sentral AS (The Fed) mengerek suku bunga acuan (Fed Rate) 75 basis poin menjadi 1,5 - 1,75 persen, yang merupakan kenaikan tertinggi sejak 1994. 

Analisis Bareksa menyarankan agar investor bisa mempertimbangkan untuk akumulasi investasi di reksadana pendapatan tetap berbasis Obligasi Negara, jika yield acuan dapat menyentuh kisaran level di atas 7,6 persen untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal.

Simak juga : Bareksa Insight : Suku Bunga AS Naik, Ini Strategi Agar Investasi Terus Cuan

Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan investor berprofil risiko moderat adan agresif adalah sebagai berikut : 

Imbal Hasil 1 Tahun (20 Juni 2022)

Reksadana Indeks

Avrist IDX30 : 19,04 persen
Principal Index IDX30 Kelas O : 17,21 persen

Reksadana Saham

Avrist Ada Saham Blue Safir : 18,84 persen
Mandiri Investa Cerdas Bangsa : 12,44 persen

Imbal Hasil 3 Tahun (per 20 Juni 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

TRIM Dana Tetap 2 : 18,01 persen
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A : 20,7 persen

Baca juga : Bareksa Insight : Inflasi AS Mei di Level Tertinggi, Ini Tips Agar Investasi Cuan Maksimal

Investasi Sekarang

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.