Bareksa Insight : Pasar Tunggu BI Rate, Investor Bisa Pilih Reksadana Ini

Abdul Malik • 23 May 2022

an image
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI dihadapan wartawan di gedung BI, Jakarta, Kamis (18/7/2019). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp)

Analisis Bareksa memperkirakan BI akan mulai menaikkan suku bunga acuannya 0,25 persen jadi 3,75 persen pada awal semester II tahun ini

Bareksa.com - Bank Indonesia diproyeksikan masih akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini di level 3,5 persen. Prediksi tersebut karena masih stabilnya angka inflasi Tanah Air. 

Analisis Bareksa memperkirakan BI akan mulai menaikkan suku bunga acuannya 0,25 persen jadi 3,75 persen pada awal semester II tahun ini. Selain itu BI juga memproyeksikan inflasi bulan Mei 2022 akan sedikit lebih rendah dibandingkan April. 

Dengan proyeksi inflasi yang lebih terjaga pada Mei 2022 akan memberikan sentimen positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Sementara itu, sepanjang pekan kemarin,pasar saham mengalami penguatan seiring kenaikan saham-saham berkapitalisasi besar (big caps) setelah sempat menyentuh angka psikologis di level 6.600. 

Analisis Bareksa menilai penguatan ini kemungkinan akan masih terjadi hingga pekan ini mengingat bursa regional Asia beberapa dibuka menguat. Dari pasar obligasi, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia mengalami penguatan dengan kembali ke level 7.28 persen.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 20 Mei 2022 ditutup naik 1,39 persen ke level 6.918,14.

Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa

Apa yang bisa dilakukan Investor?

Analisis Bareksa melihat reksadana indeks dan reksadana saham masih memiliki potensi untuk kembali menguat hingga ke level 7.200 - 7.400 pada tahun ini. 

Investor disarankan untuk melakukan pembelian besar di reksadana saham dan reksadana indeks pada saat IHSG menyentuh 6.500 - 6.600 sebagai angka psikologis investor. 

Analisis Bareksa juga melihat pekan ini reksadana pendapatan tetap akan bergerak menguat dengan yield diproyeksikan akan bertahan di level 7.24 - 7.28 persen. 

Investor disarankan tetap dapat membeli reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi hingga yield obligasi lebih stabil ke depannya. 

Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa

Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks dengan kinerja cemerlang yang bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko moderat dan agresif adalah sebagai berikut : 

Imbal Hasil 1 Tahun (per 20 Mei 2022)

Reksadana Indeks

Avrist IDX30 : 19,58 persen
Principal Index IDX30 Kelas O : 19,29 persen

Reksadana Saham

Trim Kapital : 21,74 persen
Eastspring Investments Value Discovery Kelas A : 17,46 persen

Imbal Hasil 3 Tahun (per 20 Mei 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 31,21 persen
Trim Dana Tetap 2 : 19,95 persen

Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi

Investasi Sekarang

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.