Bareksa Insight : Pasar Cermati Lonjakan Kasus Covid-19 China, Ini Cara Cuan Investasi Reksadana

Abdul Malik • 27 Dec 2022

an image
Penguncian wilayah (lockdown) di Shanghai, China menyusul kebijakan Zero Covid Policy. Pelonggaran kebijakan lockdown mengakibatkan kasus Covid-19 di China membludak, yang bisa berdampak ke ekonomi negara tersebut dan Indonesia, sehingga berpengaruh terhadap kinerja pasar modal global, IHSG dan reksadana. (Shutterstock)

Lonjakan kasus Covid-19 membuat investor global khawatir atas outlook pemulihan ekonomi China

Bareksa.com - Pelaku pasar modal global sedang mencermati membludaknya kasus Covid-19 di China. CNN International melaporkan dokumen bocor dari rapat internal Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) terungkap 20 hari pertama di Desember 2022 ada 250 juta penduduk China terinfeksi Covid-19. Jumlah itu setara 18% dari total 1,4 miliar penduduk China.

Bahkan pada Selasa pekan lalu, ada 37 juta kasus Covid-19 dalam sehari di Negara Panda. Meski begitu, data CDC China mengungkapkan data sebaliknya yang menyebut hanya ada 3.049 kasus Covid-19 baru di hari yang sama. Badan dunia untuk kesehatan (WHO) mendesak pemerintah China lebih transparan ihwal jumlah kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19. Lonjakan kasus Covid-19 seiring pelonggaran kebijakan lockdown di negara tersebut.

Baca juga : Bareksa Insight : Pekan Terakhir Window Dressing 2022, Ini Potensi Cuan Investasi Emas dan Reksadana

Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini

Menurut Tim Analis Bareksa, lonjakan kasus Covid-19 membuat investor global khawatir atas outlook pemulihan ekonomi China. Selain itu hal ini juga bisa berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan konsumen dalam negeri dan mobilitas masyarakat. Sebab melemahnya outlook ekonomi China bisa berdampak ke ekonomi Indonesia, karena Negeri Tirai Bambu merupakan mitra dagang terbesar. 

Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (26/12/2022) ditutup menguat 0,52% di level 6.835,81. Sepekan terakhir, IHSG menguat 1,03%. Adapun imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) acuan 10 tahun, menurut data CNBC Indonesia berada di level 6.923% pada Selasa pukul 08.04 WIB (27/12/2022).

Lihat juga : Bareksa Insight: PPKM Akan Berakhir, Reksadana Ini Bisa Kena Imbas Positif

Ingin Cuan dari Investasi di Reksadana, Klik di Sini

Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?

Mempertimbangkan potensi pelemahan outlook ekonomi China akibat lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut yang bisa berdampak ke Indonesia, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor menerapkan 2 jurus ini agar kinerja investasinya tetap maksimal

1. Smart Investor direkomendasikan untuk sementara berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis oblogasi korporasi dan reksadana pasar uang.

2. Kinerja pasar saham Tanah Air diprediksi masih akan bergerak terbatas ke depan karena minimnya sentimen dari dalam negeri. Smart Investor direkomendasikan untuk tetap mengakumulasi investasi secara bertahap di reksadana berbasis saham, jika IHSG kembali melemah ke level 6.600 - 6.700.

Simak juga : Bareksa Insight: Investor Nantikan Suku Bunga Acuan BI, Reksadana Ini Bisa Berpotensi

Mau Potensi Cuan dari Invetasi Emas, Klik di Sini

Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat, agresif dan konservatif ialah sebagai berikut : 

Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 26 Desember 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

Trimegah Fixed Income Plan : 6,53% (termasuk Dividen)

Reksadana Saham 

Mandiri Investa Atraktif Syariah : 11,12%

Reksadana Pasar Uang

Capital Money Market Fund : 4,44%

Baca juga : Bareksa Insight: Defisit APBN Terjaga, Ini Dampaknya ke Reksadana

Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini

Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. 

Simak juga : Bareksa Insight : Jurus Cuan Investasi Reksadana Saat Optimisme Pasar Turun Jelang Akhir Tahun

Siapkan Dana Darurat dengan Investasi di Reksadana , Klik di Sini

(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.