Bareksa.com - Harga saham PT Adaro Energy (Persero) Tbk (ADRO) pada perdagangan Selasa, 12 Desember 2017, ditutup melonjak 5,84 persen ke level Rp1.810 per saham. Saham ADRO ditransaksikan sebanyak 4.840 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp94,66 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer saham ADRO antara lain RHB Sekuritas (DR) dengan nilai pembelian Rp19,69 miliar, kemudian CLSA Sekuritas (KZ) Rp11,03 miliar, dan Merrill LynchSekuritas (ML) Rp10,52 miliar. (Baca : ADRO Ditutup Naik 3,49 Persen, Ini Analisa Fundamental dan Teknikal Saham Adaro)

Analisis Teknikal ADRO

Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal saham ADRO terlihat membentuk pola double bottom yang mengindikasikan adanya sinyal reversal (pembalikan arah) dalam jangka pendek. Selain itu pada perdagangan kemarin ADRO juga membentuk bullish candle disertai long upper shadow. (Lihat : Dijual Sandiaga Uno Melalui Saratoga, Saham ADRO Turun 4,21%)

Kondisi tersebut menggambarkan saham ini sepanjang perdagangan berada di zona positif, namun sempat menyentuh level terendah hanya satu tick di bawah harga pembukaan. Setelah itu saham ADRO terus menguat hingga di tutup pada level tertingginya di Rp1.810 yang sekaligus menjadi resisten terdekat.

Indikator volume terlihat mengalami lonjakan signifikan mengindikasikan adanya tren pembelian yang meningkat. Kemudian secara foreign flow, investor asing juga tercatat melakukan net buy senilai Rp29,2 miliar.

Indikator relative strength index (RSI) terlihat mulai bergerak positif dan saat ini berada di level 55 atau masih cukup jauh dari area overbought (jenuh beli) di level 80 menandakan sinyal kenaikan saham ini masih cukup kuat.

Level support saham ADRO berada di Rp1.680 per saham dan bila berhasil bergerak di atas resisten Rp1.810. Saham ini berpotensi menguji resisten berikutnya di level Rp1.935. (Baca : Harga Batu Bara Meroket, Laba Adaro Naik 78 Persen di Kuartal III)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.