BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

CEO Mandiri Investasi, Alvin P: Strategi Capai AUM Rp66 T Meski Terdampak Corona

03 Maret 2020
Tags:
CEO Mandiri Investasi, Alvin P: Strategi Capai AUM Rp66 T Meski Terdampak Corona
Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi, Nurdiaz Alvin Pattisahusiwa (mandiri-investasi.co.id)

Salah satu risiko yang mesti dihadapi adalah pelambatan ekonomi yang disebabkan wabah Covid19 (corona)

Bareksa.com - Chief Executive Officer (CEO) PT Mandiri Manajemen Investasi atau Mandiri Investasi, Alvin Pattisahusiwa menyatakan Mandiri Investasi optimistis dana kelolaan (asset under management/AUM) pada tahun ini akan tumbuh dibandingkan tahun lalu meski menghadapi sejumlah risiko penyebab penurunan dana kelolaan.

Risiko itu di antaranya dampak virus corona yang mengakibatkan pasar modal rontok dalam beberapa waktu terakhir, dan menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), rupiah, surat utang, hingga reksadana.

Mandiri Investasi yakin, dana kelolaan tahun ini bisa tumbuh 13,79 persen dibandingkan perolehan dana kelolaan tahun lalu. "Dana kelolaan Mandiri Investasi pada tahun ini targetnya Rp66 triliun, naik dibandingkan posisi dana kelolaan Rp58 triliun pada akhir 2019," kata Alvin Pattisahusiwa kepada Bareksa, Senin (2/3/2020).

Promo Terbaru di Bareksa

Pada Januari 2020, Mandiri Investasi tercatat sebagai manajer investasi yang menempati posisi kedua dengan dana kelolaan terbesar secara industri. Tercatat, pada Januari 2020 dana kelolaan Mandiri Investasi lebih dari Rp45 triliun, tumbuh 5 persen secara tahunan (YoY).

Illustration
Sumber : Bareksa

Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market Monthly Report January 2020 menyebut Mandiri Investasi termasuk dalam 10 besar manajer investasi dengan dana kelolaan reksadana syariah terbesar pada Januari 2020. Dana kelolaan reksadana syariah Mandiri Investasi pada Januari 2020 tercatat Rp3,05 triliun, tumbuh 94 persen secara tahunan (YoY).

Guna mencapai target kinerja tahun ini, Mandiri Investasi akan mengoptimalkan kerja sama dengan bank mitra yang bertindak sebagai distributor atau agen penjual reksadana. MMI akan akan meningkatkan penetrasi di segmen investor institusi.

Untuk meningkatkan penetrasi itu, Mandiri Investasi akan menyediakan solusi investasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing institusi. Misalnya, untuk kebutuhan likuiditas atau cash management, pihaknya menawarkan fasilitas reksadana pasar uang dengan fitur same day (T+0) settlement.

Selain itu, MMI juga tetap menawarkan produk reksadana lain seperti reksadana pendapatan tetap dan reksadana yang memberikan imbal hasil kompetitif untuk investor. Untuk diversifikasi perseroan menawarkan produk-produk investasi alternatif seperti KIK Dinfra dan KIK EBA.

Mandiri Investasi sebelumnya menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) syariah pada November 2019. Pihaknya menargetkan dana sekitar Rp2 triliun hingga Rp3 triliun dari emisi tersebut.

Mandiri Investasi sebelumnya menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) syariah pada November 2019. Pihaknya menargetkan dana sekitar Rp2 triliun hingga Rp3 triliun dari emisi tersebut.

Direktur Mandiri Manajemen Investasi, Endang Astharanti mengatakan produk baru ini akan menggunakan underlying dari pendapatan tiket Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta outer ring road/JORR) Cilincing-Cikunir milik PT Jasa Marga Tbk. (JSMR).

"Setelah sebelumya kami telah merilis KIK-Dinfra, sekarang akan diluncurkan KIK-EBA Syariah untuk target pasar yang lebih luas. Konsep produknya kami yang kelola, kemudian originator-nya atau underlying-nya adalah tol JORR yang di miliki Jasa Marga," papar Endang.

Mandiri Manajemen Investasi melalui bank kustodian telah mendaftarkan hingga lima produk reksadana ke S-Invest milik Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dalam dua bulan awal di 2020. Lima reksadana itu terdiri dari empat reksadana terproteksi dan satu reksadana penyertaan terbatas (RDPT).

Berdasarkan data yang dihimpun dari informasi KSEI, reksadana pertama yang telah didaftarkan pada awal 2020 adalah Reksa Dana Terproteksi Mandiri Seri 210 melalui bank kustodian PT Bank DBS Indonesia. Reksadana ini efektif didaftarkan pada 13 Januari 2020. Kemudian, perseroan melalui bank kustodian Bank DBS Indonesia juga mendaftarkan RDPT Infrastruktur Tirta Banyubiru. Reksadana ini sudah efektif per 14 Januari 2020. Masih pada tanggal yang sama, perseroan kembali mendaftarkan Reksa Dana Terproteksi Mandiri Seri 212 yang efektif pada 14 Januari 2020.

Selanjutnya pada 31 Januari 2020, perseroan mendaftarkan dua reksadana terproteksi melalui bank kustodian PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), yakni Reksa Dana Terproteksi Mandiri Seri 209. Berikutnya adalah Reksa Dana Terproteksi Mandiri Seri 213 yang juga terdaftar melalui bank kustodian BCA.

Berdasarkan data Bareksa, produk reksadana terproteksi memang mendominasi produk Mandiri Manajemen Investasi. Dari 214 produk reksadana Mandiri Manajemen Investasi, sekitar 159 adalah produk reksadana terproteksi.

Risiko

Alvin menambahkan perseroan siap menghadapi berbagai risiko yang dapat berpotensi menekan kinerja Mandiri Investasi. Ia menyampaikan risiko-risiko yang dapat berpotensi menekan pertumbuhan dana kelolaan reksadana pada tahun ini. "Perlambatan ekonomi yang disebabkan wabah Covid19 (corona), melebarnya defisit anggaran, dan risiko nilai tukar karena defisit current account."

Di sisi lain ia menilai, ada hal positif yang dapat mendorong kinerja reksadana pada tahun ini yakni dari dalam dan juga luar negeri. "Yang positif adalah kebijakan moneter yang masih longgar dari bank sentral Amerika Serikat dan juga Bank Indonesia," kata Alvin.

Untuk diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut, nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada di dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.

Jenis reksadana yang dipilih, bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker, atau low-risk taker. Jika kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.

Sementara jika cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Jika cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).

Perlu diketahui soal reksadana, selain aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana juga berpotensi memberikan imbal hasil optimal, bukan objek pajak, serta sangat berpeluang bisa mengalahkan angka inflasi.

Sekadar mengingatkan, demi kenyamanan berinvestasi pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu ya.

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.313,18

Up0,15%
Up3,81%
Up0,02%
Up5,82%
Up18,30%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,42

Up0,60%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,32%
Up17,24%
Up43,22%

STAR Stable Income Fund

1.917,41

Up0,56%
Up2,94%
Up0,02%
Up6,33%
Up30,71%
Up60,33%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.753

Down- 0,46%
Up3,74%
Up0,01%
Up4,38%
Up18,76%
Up47,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.035,73

Down- 0,22%
Up1,77%
Up0,01%
Up2,68%
Down- 2,15%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua