BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

IHSG Berpotensi ke Level 7.500, Bagaimana Peluang Reksadana Saham?

Abdul Malik04 Maret 2022
Tags:
IHSG Berpotensi ke Level 7.500, Bagaimana Peluang Reksadana Saham?
Ilustrasi lonjakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seiring prospek positif ekonomi nasional dan derasnya arus dana asing masuk ke pasar saham, sehingga turut mendongkrak kinerja reksadana dan SBN. (Shutterstock)

Secara fundamental, pergerakan aset berisiko juga didukung oleh naiknya optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi

Bareksa.com – PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini bisa berada di level 7.000-7.500, seiring mulai masuknya aliran dana asing ke pasar saham. Peningkatan IHSG ini bisa berdampak positif bagi instrumen reksadana saham.

Pada perdagangan Jumat (4/3/2022), IHSG ditutup naik 0,8 persen atau bertambah 59,9 poin ke level 6.923, atau merupakan rekor tertinggi baru level penutupan pasar saham. Investor asing memborong saham-saham RI hingga mencapai Rp1,9 triliun di pasar reguler hari ini.

Saham sekotor energi melesat lebih dari 5 persen. Indek LQ45 naik 1,6 persen. IHSG berhasil ditutup menguat dan mencatatkan rekor tertinggi baru (all time high) di tengah melemahnya pasar saham global.

Promo Terbaru di Bareksa

Wealth Management Head Bank OCBC NISP Juky Mariska menjelaskan, setelah melalui bulan perdagangan yang fluktuatif, IHSG ditutup naik 0,75 persen pada Januari 2022 ke level 6.631,15.

“Penguatan ditopang oleh aliran dana asing sebesar US$425 juta pada Januari lalu,” jelas Juky dalam Monthly Outlook, Jumat (04/03/2022)

Dari segi Covid-19, penyebaran domestik mulai meningkat pesat dari 500 per hari ke kisaran 10 ribu per hari pada akhir Januari. Pemerintah sebelumnya telah menyatakan komitmennya untuk memproduksi lokal pengobatan Covid-19 pada semester pertama 2022, dan memiliki target untuk mencapai 100 persen tingkat vaksinasi nasional pada akhir kuartal 1 ini.

Secara fundamental, pergerakan aset berisiko juga didukung oleh naiknya optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi. Setelah bertahun – tahun mencatatkan defisit ganda, selisih di antaranya semakin menipis. Terlebih lagi, transisi dana yang sebelumnya digunakan untuk penanganan pandemi Covid-19 mulai kembali dipindahkan untuk pembangunan infrastruktur.

“Apabila hal – hal tersebut benar dapat terjadi, seiring dengan pemulihan laba korporasi tahun ini, maka indeks IHSG dipercaya dapat diperdagangkan di rentang 7.000 – 7.500 pada 2022,” kata Juky.

Pasar Global

Menurut Juky, pada awal 2022 ini, sentimen pasar keuangan global cukup tertekan. Investor mengawali tahun baru dengan sikap yang lebih berhati – hati. Pelemahan yang dialami oleh pasar saham global sejalan dengan pasar obligasi dengan imbal hasil US Treasury terlihat naik signifikan dari 1,5 persen ke level 1,78 persen pada akhir bulan Januari.

Kenaikan tersebut terutama didorong oleh sikap The Fed yang semakin hawkish, dimana pasar saat ini memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps sebanyak empat hingga lima kali seiring dengan inflasi dan lapangan ketenagakerjaan yang semakin pulih. Bukan hanya The Fed, bank sentral Eropa juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan di semester kedua tahun ini.

Terkait Covid-19, bulan Januari melihat tingkat penyebaran yang meningkat secara global. Namun, investor terlihat lebih mengkhawatirkan potensi dimulainya siklus kenaikan suku bunga yang lebih cepat. Semakin banyak negara, terutama di Eropa, kini memilih untuk hidup bersama dengan virus corona dan mengutamakan pembukaan masing – masing ekonomi.

Sementara di Asia, sentimen aset berisiko masih dibebani oleh hal seperti ketidakpastian sektor properti China, tech crackdown oleh pemerintah China, hingga tingkat transmisi virus yang naik signifikan di beberapa negara. Positifnya, ekonomi dunia masih diperkirakan tumbuh moderat sebesar 4,7 persen tahun ini, turun dari lebih dari 6 persen tahun lalu.

Dari segi domestik, secara fundamental ekonomi tanah air terlihat semakin menunjukkan pemulihan yang kuat. Ekonomi tumbuh 5,02 persen secara tahunan pada kuartal IV-021, sehingga berhasil mencatatkan pertumbuhan penuh 3,69 persen tahun lalu; masih berada dalam target bank sentral dan pemerintah. Inflasi terlihat naik secara stabil, dari 1,87 persen ke 2,18 persen pada Januari, sementara PMI Manufaktur masih berada di level ekspansi di angka 53,7.

Peluang Reksadana Saham

Fundamental ekonomi yang kuat tentunya menjadi pendorong peningkatan IHSG ke level 7.500. IHSG yang meningkat bisa berimbas positif bagi reksadana yang memiliki underlying saham.

Berdasarkan data Bareksa, sebanyak 81 reksadana saham yang ada di Bareksa, rata-rata masih membukukan tingkat pengembalian (return) yang positif.

HPAM Ultima Ekuitas I dari PT Henan Putihrai Asset Management menjadi reksadana saham dengan return tertinggi untuk satu tahun, yakni mencapai 19,22 persen.

Selain itu, juga ada Manulife Saham Andalan, Trim Kapital Plus dan Trim Kapital yang juga membukukan return di atas 10 persen, yakni masing-masing 14,6 persen, 11,55 persen dan 10,99 persen.

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​

Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,31

Down- 0,02%
Up3,54%
Up0,02%
Up5,67%
Up18,13%
-

Capital Fixed Income Fund

1.766,74

Up0,56%
Up3,41%
Up0,02%
Up7,34%
Up17,26%
Up43,41%

STAR Stable Income Fund

1.917,73

Up0,52%
Up2,95%
Up0,02%
Up6,35%
Up30,73%
Up60,39%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.750,18

Down- 0,68%
Up3,54%
Up0,01%
Up4,21%
Up18,57%
Up46,98%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.034,18

Down- 0,40%
Up1,62%
Up0,01%
Up2,52%
Down- 2,29%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua