Bareksa.com - Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir :

Reksadana Saham

IHSG : -3,01 persen
Indeks Reksadana Saham : -2,84 persen
Shinhan Equity Growth : 2,27 persen

Indeks Reksadana Saham Syariah : -2,5 persen
Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS : 2,86 persen

Reksadana Campuran

Indeks Reksadana Campuran : -1,15 persen
Narada Campuran I : 1,99 persen

Indeks Reksadana Campuran Syariah : -0,67 persen
Cipta Syariah Balanced : -0,5 persen

Reksadana Pendapatan Tetap

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap: 0,55 persen
Sucorinvest Bond Fund : 1,19 persen

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : 0,39 persen
Bahana Mes Syariah Fund : 0,82 persen

Reksadana Pasar Uang

Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan

Indeks Reksadana Pasar Uang : 0,38 persen
Sucorinvest Money Market Fund : 0,66 persen

Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,24 persen
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia : 0,62 persen

Ringkasan Informasi Pasar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 01 Oktober 2019 turun 0,5 persen ke level 6.138,25. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih Rp607 miliar. Benchmark obligasi pemerintah tetap di level 7,3 persen pada 01 Oktober 2019.

Meskipun IHSG mengalami penurunan, di marketplace reksadana Bareksa, terdapat dua reksadana campuran yang mampu mencetak positif. Bahkan, bila dilihat sejak awal tahun sampai dengan 01 Oktober 2019 (year to date), keduanya mencetak return 12,01 persen dan 9,15 persen. Dua reksadana itu adalah TRIM Syariah Berimbang dan Schroder Dynamic Balanced Fund.

Reksadana TRIM Syariah Berimbang mencetak return 12,01 persen secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode Agustus 2019, portofolio investasi reksadana ini adalah campuran saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), SBSN Seri PBS022 (PBS022), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Sedangkan reksadana Schroder Dynamic Balanced Fund mencetak return 9,15 persen secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode Agustus 2019, portofolio investasi reksadana ini adalah campuran saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Obligasi Negara RI Seri FR0068 (FR0068), Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0078 (FR0078), Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0082 (FR0082), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito. Sementara itu, reksadana syariah hanya bisa berinvestasi pada efek yang masuk dalam pengelolaan secara syariah.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.