Saham ADMG Naik 58% Sejak Awal 2017, Masih Murahkah?
Saham produsen tekstil ini memiliki likuiditas yang rendah di Bursa Efek Indonesia

Saham produsen tekstil ini memiliki likuiditas yang rendah di Bursa Efek Indonesia
Bareksa.com – Sejak awal tahun, sejumlah saham lapis dua dan lapis tiga di Bursa Efek Indonesia bergerak naik-turun secara signifikan. Salah satu yang menarik ialah saham PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) yang mencuri perhatian kalangan pelaku pasar di tahun ini.
Sejak awal tahun 2017, saham produsen bahan baku tekstil ini melonjak hingga 58 persen menjadi Rp200 pada penutupan pekan lalu (12 Mei 2017). Bahkan, pada perdagangan hari ini (15 Mei 2017), harga saham ADMG mencapai Rp256 atau naik 25 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.
Bila dibandingkan dengan saham tekstil lain yang tercatat di Bursa, naiknya harga saham ADMG merupakan yang paling tajam. Sejak awal tahun ini hingga 12 Mei 2017 (year to date/YTD), saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) naik 42,61 persen dan PT Pan Brothers Tbk (PBRX) naik 20,65 persen. Sementara itu, PT Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO) justru turun 11,26 persen dan PT Roda Vivatex Tbk (RDTX) anjlok 19,8 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Gambar : Perbandingan Return Saham Tekstil Secara Year To Date (YTD)

Sumber : Bareksa.com
Bareksa melihat kenaikan saham ADMG yang sangat signifikan terkait kinerja fundamental yang membaik. Mengacu pada laporan keuangan (financial statement) kuartal I-2017, perusahaan yang bergerak di bidang produksi polyester, kimia dan nylon ini berhasil membukukan laba bersih sebesar US$2,9 juta dari sebelumnya merugi hingga US$10 juta. Keuntungan ini terjadi setelah perseroan selama tiga tahun sebelumnya secara berturut-turut membukukan kerugian.
Kinerja laba ini terdorong pendapatan perusahaan yang melonjak 37,8 persen menjadi US$102 juta pada periode Januari-Maret 2017 dari US$74 juta pada periode sama tahun lalu. (Baca juga: Saham ADMG Lompat 34,5%, Sesuaikah Dengan Kinerja Perusahaan?)
Selain itu, naiknya harga saham tersebut juga tidak terlepas dari murahnya harga saham ADMG dibandingkan dengan nilai bukunya. Hal ini tercermin dari rendahnya Price to Book Value (PBV) dibandingkan saham emiten industri tekstil lainnya
Data Bareksa mencatat, saham ADMG memiliki PBV hanya 0,23 kali. Artinya, saham ADMG dihargai 0,23 kali nilai bukunya, jauh di bawah harga SRIL, PBRX, RDTX dan TFCO yang memiliki PBV 1,3 kali, 1,19 kali, 1,12 kali dan 1,1 kali.
Grafik : Perbandingan PBV dan Outstanding Shares Sektor Tekstil

Sumber : Bareksa.com
Namun, dibandingkan keempat emiten lainnya, ADMG memiliki jumlah saham beredar nomor dua paling sedikit atau hanya berkisar 3,89 miliar lembar. Keadaan tersebut diperparah dengan kepemilikan publik yang hanya mencapai 14 persen atau hanya berkisar 545 juta lembar saham.
Sementara kepemilikan terbesar lainnya adalah Provestment Limited sebanyak 50 persen dan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) sebesar 26 persen. Adapun PT Satya Mulia gema Gemilang memiliki 10 persen saham ADMG.
Tabel: Kepemilikan Saham ADMG

Sumber : Bursa Efek Indonesia (BEI)
Kondisi tersebut dapat membuat saham ini mempunyai likuiditas yang kurang baik sehingga peningkatan atau penurunan signifikan terhadap saham ADMG pun tak dapat terhindarkan, terlepas baik atau buruknya performa kinerja laporan keuangan tersebut. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.201,44 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.181,6 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,06 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.047,01 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.