BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Optimistis Dampak Kenaikan PPh Impor Minim, Ini Peluang Saham ERAA

Bareksa13 September 2018
Tags:
Optimistis Dampak Kenaikan PPh Impor Minim, Ini Peluang Saham ERAA
Seorang karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (7/3). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Harga saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) pada perdagangan Rabu, 12 September 2018, ditutup menguat 4,68 persen

Bareksa.com - Harga saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) pada perdagangan Rabu, 12 September 2018, ditutup menguat 4,68 persen dengan berakhir di level Rp2.460 per saham. ERAA

Saham bergerak cukup atraktif pada perdagangan kemarin dengan menempati peringkat kelima saham dengan frekuensi perdagangan terbesar sebanyak 9.211 kali serta nilai transaksi mencapai Rp80,26 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham ERAA pada perdagangan kemarin antara lain JP Morgan Sekuritas (BK) dengan nilai pembelian Rp22,55 miliar, kemudian Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp6,58 miliar, dan Indo PremierSekuritas (PD) Rp5,88 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi ERAA secara keseluruhan yaitu 28,10 persen, 8,20 persen, dan 7,33 persen.

Dampak PPh Impor Minim Terhadap Kinerja ERAA

Pemerintah berencana menaikkan tarif pajak penghasilan (PPh) impor untuk meyelematkan rupiah dari tekanan dolar AS. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menilai, kebijakan ini tak akan berdampak signifikan pada kinerja keuangannya. Apalagi, porsi impor barang oleh perusahaan itu, saat ini terbilang sangat minim.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan pada kuartal II 2018, kontribusi pendapatan terbesar perusahaan berasal dari penjualan ponsel dan tablet.

Adapun persentase penjualan neto yang menempati peringkat pertama adalah ponsel merek Xiaomi sebanyak 35,54 persen, Samsung 26,09 persen dan Apple 9,6 persen.

Sebagai informasi, lebih dari 80 persen pendapatan Erajaya berasal dari hasil penjualan ponsel dan tablet, di mana pada kuartal II 2018, nilai penjualannya sudah mencapai Rp14,37 triliun.

Direktur Marketing dan Komunikasi ERAA, Djatmiko Wardoyo, mengungkapkan sebagian besar produk yang dijual perusahaan itu dari lokal. Meskipun ada beberapa barang yang masih diimpor dari luar, namun dilihat dari sisi volume masih sangat kecil.

Mengacu pada laporan keuangan perusahaan, diketahui bahwa market share ERAA ada di ponsel Xiaomi dan Samsung. Di mana dijelaskan, produk produk tersebut dibeli dari lokal dan dalam bentuk rupiah.

Hingga semester I 2018, ERAA telah membukukan kenaikan laba periode berjalan sebanyak 212,31 persen dari capaian tahun lalu yakni Rp139,32 miliar menjadi Rp435,12 miliar.

Bahkan, pendapatan perusahaan yang diperoleh dari hasil penjualan, sudah tembus 63,83 persen dari atau sekitar Rp17,09 triliun dari target Rp28 triliun sepanjang 2018 hanya dalam waktu enam bulan pertama tahun ini.

Padahal, periode yang sama tahun lalu, perusahaan itu baru mencatatkan pendapatan Rp11,05 triliun, sehingga ada kenaikan 54,6 persen untuk pendapatan perusahaan tahun ini.

Analisis Teknikal Saham ERAA

Illustration
Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham ERAA pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan short upper shadow yang menggambarkan saham ini bergerak positif meskipun ditutup lima tick di bawah level tertingginya.

Secara volume terlihat mengalami peningkatan menandakan adanya akumulasi pembelian yang meningkat dari para pelaku pasar. Selain itu, investor asing juga tampak mengoleksi saham ERAA dengan mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp29,41 miliar.

Indikator relative strength index (RSI) terpantau mulai bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target terdekat di resisten pada level Rp2.960.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,01

Up0,33%
Up4,11%
Up7,65%
Up8,53%
Up19,56%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,34

Up0,43%
Up4,30%
Up7,08%
Up7,44%
Up3,35%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.081,79

Up0,62%
Up3,99%
Up7,30%
Up7,80%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.848,01

Up0,56%
Up3,87%
Up6,86%
Up7,41%
Up17,86%
Up40,92%

Insight Renewable Energy Fund

2.277,12

Up0,87%
Up3,97%
Up6,86%
Up7,35%
Up20,27%
Up35,71%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua