BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : GRAB & UBER akan Merger 8 April, Laba BIRD Anjlok 16,2 Persen

Bareksa27 Maret 2018
Tags:
Berita Hari Ini : GRAB & UBER akan Merger 8 April, Laba BIRD Anjlok 16,2 Persen
Pengemudi Taksi Blue Bird menunggu penumpang di Jakarta, Senin (21/3). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Penjualan alat berat UNTR melonjak 41,57 persen, WEGE investasi di bisnis konsesi, AGRO right issue Rp1,8 triliun

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa 27 Maret 2018 :

Grab dan Uber

Grab dan Uber Asia Tenggara telah memutuskan merger. Manajemen keduanya mengumumkan, aplikasi Uber Asia Tenggara, termasuk Indonesia, hanya akan berlaku sampai 8 April 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Grab mengumumkan, dalam dua pekan ke depan, artinya pengemudi Uber harus mendaftar sebagai pengemudi Grab. "Bagi pengemudi roda empat, begitu informasi mengenai pengemudi Uber ditransfer ke Grab, dalam waktu 3-5 hari kerja Anda akan dihubungi melalui SMS, telepon dan email," tulis Grab dalam situs resminya.

Sedangkan bagi pengemudi roda dua yang belum punya akun mitra Grab, akan dihubungi melalui SMS.

PT Blue Bird Tbk (BIRD)

Kinerja emiten taksi terbesar nasional, BIRD mengalami penurunan pada tahun lalu. Pada 2017, laba tahun berjalan perseroan yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk Rp424,86 miliar.

Laba yang dibukukan perusahaan berlogo Burung Biru pada 2017 itu terkoreksi 16,24 persen dibandingkan capaian perseroan di 2016 yang sebesar Rp507,28 miliar. Laba Blue Bird terus tergerus setelah pada 2015 sempat menyentuh Rp824,02 miliar.

Emiten dengan kode saham BIRD tersebut membukukan pendapatan bersih Rp4,2 triliun pada 2017, melemah 12,31 persen dibandingkan 2016 yang sebesar Rp4,79 triliun.

PT United Tractors Tbk (UNTR)

Penjualan alat berat atau mesin konstruksi UNTR pada Januari-Februari 2018 mencapai 756 unit, atau melonjak 41,57 persen dibandingkan Januari-Februari 2017 yang sebesar 534 unit.

Dalam publikasi perseroan, sektor tambang mendominasi penyerapan atau 59 persen, kemudian konstruksi 19 persen, perkebunan 13 persen, dan kehutanan 9 persen. Pada tahun ini, perusahaan menargetkan penjualan alat berat 4.200 unit, naik 10,87 persen yoy dari realisasi 2017 sebanyak 3.788 unit.

Dari lini bisnis kontrak pertambangan, UNTR memproduksi batu bara (coal getting) sejumlah 17,2 juta ton pada Januari-Februari 2018, meningkat dari periode yang sama pada 2017 sebesar 16,2 juta ton. Tahun lalu, perusahaan merealisasikan volume produksi batu hitam sebanyak 112,6 juta ton.

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)

Anak Usaha WIKA, PT Wijaya Karya Bitumen (Wika Bitumen) baru saja memperoleh kontrak baru serta mulai menjalankan bisnis joint venture dengan salah satu perusahaan di Cina.

Arifin Fahmi, Direktur Utama Wika Bitumen mengungkapkan, bulan ini pihaknya mendapatkan purchase order (PO) dari Bangun Cipta Kontraktor yang mencakup 10 kontainer, di mana setiap kontainer berisi 18 ton aspal. Perusahaan ini juga tengah menjajaki kerjasama dengan mitra bisnis di Kota Dafeng, Cina. "Mitra bisnis kami di Dafeng akan membuka L/C (letter of credit) untuk bulan April,"ujar Arifin.

Wika Bitumen pada tahun ini bakal melakukan joint venture dengan perusahaan Cina dengan memasok Buton Rock Asphalt (BRA) sebanyak 5.000 ton dengan nilai US$400.000 serta raw material sebanyak 35.000 ton dengan nilai US$875.000.

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE)

WEGE akan gencar melakukan invetasi tahun ini. Tidak hanya fokus mengembangkan bisnis pendukung konstruksi, perusahaan juga akan berinvestasi dalam bisnis konsesi.

Guna mendukung ekspansinya, perusahaan yang lebih dikenal dengan nama Wika Gedung ini menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp667 miliar. Khusus untuk bisnis konsesi, akan dialokasikan Rp383 miliar dan sisanya untuk pengembangan binis backward konstruksi serta penambahan peralatan.

PT Bank BRI Agro Tbk (AGRO)

AGRO tahun ini akan melakukan rights issue Rp1,8 trliun. Dengan ini maka modal inti bank akan naik menjadi diatas Rp5 triliun atau masuk kelompok BUKU III. Zuhri Anwar, Direktur BRI Agro menyatakan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan mengurangi kepemilikan saat rights issue BRI Agro.

"Karena kami bertujuan untuk meningkatkan porsi kepemilikan publik agar lebih likuid," kata Zuhri. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.311,79

Up0,68%
Up3,10%
Up0,02%
Up6,29%
Up20,00%
-

Capital Fixed Income Fund

1.757,84

Up0,53%
Up3,44%
Up0,02%
Up7,40%
Up18,25%
Up43,13%

STAR Stable Income Fund

1.908,88

Up0,50%
Up2,87%
Up0,01%
Up6,27%
Up31,65%
Up59,98%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1.762,89

Up0,50%
Up2,81%
Up0,01%
Up5,44%
Up20,06%
Up48,78%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.038,34

Up0,52%
Up2,03%
Up0,02%
Up2,02%
Down- 2,73%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua