Leo Akbar: Investasi Reksa Dana untuk Ibadah Haji
Jangan hanya sekedar niat tetapi segeralah action agar semua mimpi dapat menjadi kenyataan

Jangan hanya sekedar niat tetapi segeralah action agar semua mimpi dapat menjadi kenyataan
Bareksa.com - Menunaikan ibadah haji merupakan salah satu kewajiban untuk umat Muslim yang mampu secara fisik, mental dan finansial. Tidak hanya niat saja, tetapi juga faktor finansial harus disiapkan untuk menunaikan ibadah dalam rukun Islam tersebut yang dananya tidak murah.
Leo Akbar, yang kini berusia 35 tahun, telah berhasil menunaikan ibadah tersebut bersama sang istri menggunakan dana hasil investasi reksa dana. Dia pun membagi pengalamannya saat mengumpulkan uang untuk berangkat haji.
Bapak dua anak ini bercerita bahwa sebenarnya sudah cukup lama mengenal investasi, terutama reksa dana. Awal mengenal investasi dari nasabahnya ketika dia bekerja di sebuah bank swasta nasional. "Saya ingin berinvestasi seperti nasabah saya, yang kini sudah meninggal, tetapi masih bisa meninggalkan warisan untuk anaknya sekolah," ujar Leo.
Promo Terbaru di Bareksa
Ketika dia mengenal investasi sekitar 2007, dia hanya tahu satu produk yang menetapkan minimal uang ditanam sebesar Rp25 juta. Angka tersebut cukup besar bagi seorang investor pemula sehingga Leo pun mengurungkan niatnya. Akan tetapi, pada 2008 dia menemukan sebuah produk reksa dana yang dapat dibeli cukup dengan Rp500.000 dan mulai berinvestasi. "Kalau terlalu besar belum berani," katanya.
Pada saat itu, tujuan investasi pertamanya untuk menikah. Dengan menetapkan rencana untuk menikah, Leo pun memilih reksa dana pasar uang yang ditanamnya selama dua tahun. Singkat cerita, tujuan investasi pertamanya terpenuhi dan pada 2009 dia melangsungkan pernikahan dengan wanita yang kini menjadi ibu dari anak-anaknya.
Investasi Leo tidak berhenti, karena dia memiliki tujuan yang lebih besar, yaitu menunaikan ibadah haji. Berbekal uang muka pembayaran dana haji Rp25 juta dari orang tuanya, Leo pun mendaftar untuk pergi ke Tanah Suci. Sementara itu, dia pun mencicil sisa biaya haji sekitar Rp20 juta dengan berinvestasi di reksa dana selama tiga tahun.
"Setelah menyetorkan DP ke bank untuk naik haji, saya rutin berinvestasi di reksa dana dengan cara autodebet sejak 2009. Pada 2012 saya mencairkan investasi itu dan pada 2013 saya berangkat naik haji," ujarnya.
Adapun jenis reksa dana yang dipilihnya adalah reksa dana saham. Niatnya, dia ingin menanamkan modalnya di instrumen yang sesuai dengan prinsip Islam tetapi pada saat itu belum banyak produk yang ditawarkan sehingga dia memasukkan uangnya ke reksa dana saham dan campuran konvensional.
Tidak Berhenti Bermimpi
Setelah berhasil menjadi seorang Haji, Leo tetap rutin berinvestasi. Kini, tujuannya menyekolahkan kedua putranya, Al dan Ray. Pemegang gelar Registered Financial Planner (RFP) ini tetap menanamkan modal di reksa dana, di samping produk investasi lainnya seperti emas, properti, obligasi dan saham.
Sepuluh tahun pengalamannya bekerja di bidang keuangan, dia sekarang lebih mengerti tentang beragam produk investasi dan memperkaya portofolionya. Masing-masing produk, katanya, memiliki kegunaan dan karakter yang berbeda. Contohnya, emas dan properti.
"Emas dalam bentuk perhiasan saya gunakan untuk dana darurat yang bisa langsung dijual atau digadaikan. Nilai emas cenderung stabil dan tidak berfluktuasi tinggi sehingga imbal hasilnya tidak besar. Untuk properti saya juga punya dalam bentuk kos-kosan. Investasi ini istilahnya ATM Gedor buat saya dan saya gunakan untuk kebutuhan kas bulanan."
Akan tetapi, porsi investasi yang paling besar dalam portofolio Leo adalah reksa dana saham. Pasalnya, investasi ini termasuk likuid dan bisa dicairkan kapan saja dengan imbal hasil yang cukup bagus. Dia pun membandingkan reksa dana saham yang lebih nyaman baginya ketimbang dengan berinvestasi saham secara langsung yang membuatnya ketakutan saat harga turun.
"Investasi saham itu seperti naik mobil Mercy tapi nyetir sendiri, harus fokus ke jalan dan tidak bisa sambil melakukan hal lain. Akan tetapi, investasi reksa dana saham seperti naik mobil Mercy juga tetapi disupiri. Memang harus membayar supir tetapi kita bisa melakukan kegiatan lain seperti membaca atau mengetik di mobil," dia memaparkan.
Leo pun mengakui berdasarkan pengalamannya, investasi reksa dana saham justru dapat memberi return lebih baik dibandingkan dengan investasi di saham langsung. "Karena saya bekerja jadi tidak bisa selalu memantau harga saham sepanjang hari."
Bahkan, salah satu investasinya di reksa dana sejak tujuh tahun lalu memberikan imbal hasil (return) yang sangat besar dan hingga saat ini belum dicairkan. Imbal hasil investasi itu bahkan sudah meningkat hampir empat kali lipat dari sejak awal. Padahal dia tidak menambahkannya setiap bulan. Hal itu terjadi karena Leo mulai berinvestasi saat harga saham sedang murah akibat krisis finansial yang terjadi pada 2008.
Grafik Simulasi Investasi Reksa Dana Saham

Sumber: Bareksa.com
Untuk itu, dia pun membagi strategi bagi para investor untuk mencapai tujuan dan kebutuhan yang diinginkannya. Menurut dia, investor harus bisa menghitung pendapatan dikurangi dengan pengeluaran rutin bulanan. Sisanya uang untuk investasi yang dapat ditanamkan di berbagai produk.
"Kalau kita memiliki tujuan, jangan hanya sekedar niat tetapi segeralah action agar semua mimpi dapat menjadi kenyataan," katanya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.201,44 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.181,6 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,06 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.047,01 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.