BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Setahun Aplikasi Taksi Online "Uber" Rambah 300 Kota; Jakarta Jadi Potensi "Hot"

Bareksa12 Juni 2015
Tags:
Setahun Aplikasi Taksi Online "Uber" Rambah 300 Kota; Jakarta Jadi Potensi "Hot"
Ilustrasi pengemudi dan kendaraan Uber (sumber: Uber)

Penetrasi Taksi di Jakarta Indonesia 7,3 kali lebih rendah dibandingkan dengan Bangkok, Thailand

Bareksa.com – Walau mengundang kontroversi hingga berujung pada pelaporan ke Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri, perusahaan penyedia aplikasi pemesanan taksi online dengan brand “Uber” masih tetap beroperasi. Potensi apa yang diincar “uber”?

Didirikan pada 2009 oleh Travis Kalanick dan Garrett Camp dengan modal awal $49 juta, Uber telah melayani 58 negara dengan ratusan kota di dunia.

Karun Arya, Kepala Bagian Komunikasi Uber untuk Asia Tenggara kepada Bareksa.com mengatakan pada 2014, secara global layanan Uber telah memfasilitasi lebih dari 140 juta penumpang di seluruh dunia.

Promo Terbaru di Bareksa

“Tahun ini kami proyeksi jutaan penumpang akan menggunakan aplikasi Uber,” kata Karun melalui email.

Karun tidak bisa secara spesifik memberi gambaran proyeksi pertumbuhan pengguna aplikasi Uber maupun pendapatan. Menurut Karun, per 23 April 2014, Uber telah masuk ke 100 kota di seluruh dunia. Lalu per 28 Agustus 2014 berhasil mencapai 200 kota dan per 2 April 2015 bahkan sudah menembus 300 kota.

Uber berhasil mengubah mindset bisnis transportasi. Kini perusahaan penyedia jasa transportasi tidak harus memiliki alat transportasi. Uber hanya menghubungkan pihak yang memiliki kendaraan dengan pihak yang membutuhkan jasa.

Bagaimana cara kerja aplikasi ini? Menurut situs globalnya, setiap pengemudi yang memiliki kendaraan dengan asuransi dapat mendaftar untuk menjadi "driver" di Uber. Profil pengemudi akan tampil dalam aplikasi ponsel, yang dapat dipilih oleh calon penumpang. Penumpang dapat memilih supir dengan mobil terdekat dari tempatnya dan membayar dengan kartu kredit yang diakses melalui aplikasi Uber.

Situs global Business Insider memproyeksi omset Uber pada 2015 bisa mencapai $10 miliar. Dengan skema komisi 20 persen dari setiap transaksi melalui aplikasinya, Uber bisa mendapatkan $2 miliar per tahun dari angka tersebut.

Valuasi perusahaan ini bahkan diproyeksi mencapai lebih dari $50 miliar –setara dengan valuasi Facebook sebelum go public – seperti dikutip dari New York Times. Tahun lalu, Uber telah mendapat suntikan dari sejumlah manajer investasi dan investor ventura senilai $1,2 miliar termasuk dari Fidelity Investments, Wellington Management, dan BlackRock Inc.

Pantas saja perusahaan taksi di Indonesia ketar-ketir terkait keberadaan Uber. Sebuah LSM bernama Indonesian Club bahkan telah melaporkan Uber ke Bareskrim Polri atas tuduhan pelanggaran Undang-undang Lalu Lintas dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik.

Akhir Februari lalu Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah melarang operasional Uber karena kekhawatiran akan keamanan penumpang dan bagaimana perlakuan pembayaran pajak.

Tetapi beberapa pengguna yang diwawancarai Bareksa menyampaikan aplikasi Uber masih bisa digunakan.

Karun menyampaikan sampai saat ini masih berdiskusi dengan pemerintah pusat dan daerah terkait solusi penyelesaian maslaah keselamatan yang menjadi kekhawatiran bagi pemerintah.

Potensi pertumbuhan transportasi di Indonesia memang cukup tinggi. Pasalnya jumlah transportasi publik di Indonesia jumlahnya sedikit.

Berdasar pada Euromonitor per 2012 yang disampaikan PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) menunjukan jumlah kendaraan taksi di Jakarta per 1.000 orang hanya 1,4 kali. Di Bangkok Thailand saja mencapai 10,2 kali.

Artinya penetrasi taksi di Jakarta 7,3 kali lebih rendah dibandingkan dengan Bangkok.

Grafik Penetrasi Taksi Di Kota Besar Asia Tenggara Tahun 2012
Illustration
Sumber: Materi Presentasi Express

Rata-rata pertumbuhan jumlah taksi Express di Indonesia saja pada periode 2009-2014 mencapai 29 persen per tahun.

Grafik Jumlah Armada Regular Taksi Milik Express Periode 2009-2014
Illustration
Sumber: Laporan Keuangan, diolah Bareksa.com

Jadi wajar bagi Uber menjadikan Indonesia sebagai salah satu target utama dalam meraih pendapatan. (Baca juga: Uber Taxi Betot Ratusan Ribu Pengguna di Indonesia; Blue Bird, Express Terancam?)

*Tambahan Laporan Dari Satria Wahyudi

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.203,47

Up0,44%
Up5,47%
Up9,71%
Up9,85%
Up18,69%
Up8,66%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.182,49

Up0,46%
Up5,00%
Up8,81%
Up9,05%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,86

Up0,42%
Up4,45%
Up9,61%
Up9,90%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.045,26

Up1,03%
-----

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua