BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Analis Macquarie: Kenaikan Harga Saham PGAS Hanya Sementara

Bareksa07 April 2015
Tags:
Analis Macquarie: Kenaikan Harga Saham PGAS Hanya Sementara
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Hendi Prio Santoso (tengah) melakukan pengecekan instalasi jaringan setelah meresmikan penggunaan gas bumi di rumah susun Marunda, Jakarta Utara, 25 September 2014

Ke depannya, PGAS dinilai akan menghadapi sejumlah tantangan dalam mengembangkan bisnisnya

Bareksa.com – Harga saham distributor gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengalami kenaikan 35 poin menjadi Rp4865 per saham saat penutupan perdagangan hari ini, Selasa 7 April. Salah satu penyebabnya adalah rencana perusahaan yang akan membagikan deviden sebesar Rp144,8 per saham.

Grafik Pergerakan Intraday Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)

Illustration

Promo Terbaru di Bareksa

Sumber: Bareksa

Kenaikan harga saham telah terjadi dalam sepekan terakhir, setelah dalam empat bulan sebelumnya harga saham PGAS mengalami tekanan. Harga saham PGAS mengalami penurunan 21,46 persen dari harga penutupan tanggal 21 November lalu.

Analis Macquarie Lyall Taylor menilai kenaikan harga saham yang terjadi hanya bersifat sementara (short-term). Alasannya, PGAS ke depannya akan menghadapi beberapa tantangan strategis.

Diantaranya adalah kesulitan PGAS dalam mengembangkan bisnisnya di tahun-tahun mendatang karena volume suplai gas PGAS yang diperkirakan akan terus berkurang. Beda halnya dengan Pertagas,anak usaha Pertamina jauh lebih baik karena didukung oleh suplai gas Pertamina.

Selain itu, pertagas juga telah membuat terobosan lebih cepat ke sektor hilir dan diperkirakan akan menjadikan persaingan dengan PGAS menjadi sangat kompetitif terutama dalam halnya memasok gas untuk industri di Jawa Barat/ Tengah dan Sumatera. Dibandingkan PGAS, Lyall menilai posisi pertagas jauh lebih baik karena konsumennya didominasi untuk kebutuhan PLN dan industri besar single-site.

Margin usaha PGAS juga diperkirakan akan terus mengalami penurunan. Berdasarkan data Bareksa, margin keuntungan PGAS dalam lima tahun belakangan ini terus mengalami penurunan.

Sebagai perbandingan, margin operasional PGAS di tahun 2014 turun menjadi 28,81 persen dibandingkan tahun lalu yang masih tercatat di atas 30 persen.

Grafik Perbandingan Rasio Margin Operasional dan Keuntungan PGAS Periode 2010-2014

Illustration
Sumber: Bareksa

Penurunan terjadi seiring penurunan kontribusi pendapatan dari segmen distribusi yang selama ini mendominasi pendapatan PGAS. Pada tahun 2014, misalnya, kontribusi pendapatan distribusi gas turun menjadi 85 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang berkontribusi sebesar 92 persen dari total pendapatan PGAS.

Grafik Perbandingan Kontributor Pendapatan PGAS 2013 & 2014

Illustration

Sumber: Laporan keuangan PGAS, diolah Bareksa

Selain itu, Lyall juga menilai permintaan pemerintah agar BUMN mendukung pembangunan pembangunan infrastruktur dengan mengurangi jumlah deviden yang dibayarkan juga akan berdampak negatif bagi PGAS. Pasalnya, pemerintah dengan kebijakan ini, meminta PGAS untuk meningkatkan investasinya dalam penyaluran gas melalui pipa transmisi atau yang lebih dikenal dengan open access. Alasannya, agar masyarakat dapat memperoleh gas dengan harga yang lebih murah.

Padahal, pendapatan penyaluran gas melalui pipa transmisi memiliki margin yang lebih kecil dibandingkan pendapatan dari penyaluran melalui distribusi.(al)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.201,44

Up0,38%
Up5,46%
Up9,53%
Up9,74%
Up18,73%
Up8,35%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.181,6

Up0,46%
Up4,99%
Up8,73%
Up9,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,06

Up0,42%
Up4,48%
Up9,54%
Up9,93%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.047,01

Up1,51%
-----

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua