BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Naik 30% Dalam 2 Hari, Benarkah Pergerakan Saham Mitra Keluarga (MIKA) "Dijaga"?

Bareksa25 Maret 2015
Tags:
Naik 30% Dalam 2 Hari, Benarkah Pergerakan Saham Mitra Keluarga (MIKA) "Dijaga"?
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Ito Warsito (kanan) didampingi Direktur Utama PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk Rustiyan Oen (tengah) dan Direktur Utama PT Kresna Graha Sekurindo Tbk Michael Steven (kiri) mengamati pergerakan saham PT Mitra Keluarga pada acara pencatatan sahamnya (ANTARA FOTO/HO)

Juru bicara UBS–salah satu penjamin emisi MIKA– tidak bersedia untuk memberikan komentar soal hal ini

Bareksa.com – Saham perusahaan pengelola rumah sakit PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) kembali menguat pada perdagangan hari ini 25 Maret 2015, setelah kemarin di tutup naik 24,7 persen. Pada pukul 10.30 WIB, harga saham MIKA kembali naik 3,9 persen menjadi Rp22.025 per saham. Dalam dua hari perdagangannya, harganya telah naik 29,56 persen.

Selain didukung kinerja fundamental yang baik, kenaikan harga saham MIKA diiringi dengan kabar bahwa harga sahamnya ‘dijaga’ untuk tetap naik. Dari kabar yang didapatkan Bareksa, penjamin emisi MIKA tengah ‘menjaga’ saham perusahaan yang masih terafiliasi dengan grup Kalbe ini.

Grafik Pergerakan Intraday Saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA)

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

Sumber:Bareksa

Salah satu trader senior perusahaan pialang saham asing mengatakan saham MIKA akan dijaga oleh penjamin emisi di level 30 persen di atas harga perdana selama tiga bulan.

“Harga sahamnya bisa naik 20-30 persen dalam satu bulan ini. Paling tidak, harganya akan ‘dijaga’ dua sampai tiga bulan ke depan oleh beberapa sekuritas asing. Waktu penawaran IPO saja sudah oversubscribed hingga enam kali,” ungkap sumber Bareksa.

Sementara, juru bicara UBS–salah satu penjamin emisi MIKA– tidak bersedia untuk memberikan komentar soal hal ini saat dihubungi Bareksa.

Lanang Trihardian Head of Research Syailendra Capital mengatakan penjamin emisi tidak bisa melakukan penjualan maupun pembelian saham karena di dalam prospektus juga tidak disebutkan bahwa penjamin emisi memiliki opsi "green shoe" yang bisa digunakan untuk menjaga stabilisasi harga saham.

Sesuai kesepakatan dana hasil penjualan saham "green shoe" pada proses penawaran saham perdana (Initial Public Offering / IPO) akan diberikan kepada penjamin emisi untuk melakukan pembelian kembali saham tersebut bursa efek jika pada periode tertentu harganya turun di bawah harga IPO. Dan kesepakatan ini pun wajib diungkapkan pada prospektus.

“Itu cuma rumour, tidak mungkin penjamin emisi bisa memberikan garansi kenaikan harga di pasar sekunder. Soal lock up itu biasa di setiap IPO, blue bird (BIRD) dulu juga seperti itu, agar pemegang saham lama tidak bisa seenaknya mengambil keuntungan dari proses IPO,” ungkap Head of Research Syailendra Lanang Trihardian.

Diakui Lanang, IPO MIKA ini terbilang "hot" dan diperkirakan harga sahamnya bisa naik lagi. Alasannya sederhana yaitu saat ini investor sedang menyukai tema kesehatan (health care).

"Secara growth-nya juga diperkirakan akan tinggi, terlebih dengan adanya program-program pemerintah terkait kesehatan.”

Dari sisi fundamental juga Lanang melihat Mitra Keluarga sebagai perusahaan yang solid. Jika dibilang harganya murah juga relatif, mengingat Price to Earning Ratio (PER) MIKA mencapai 63 kali sedangkan IHSG PERnya berkisar 13 kali. Tapi jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang juga mengelola rumah sakit seperti PT Siloam Internasional Hospital Tbk (SILO) dengan PER 215 kali tentu valuasi MIKA menjadi relatif lebih murah.

Manajer Investasi yang mengelola reksa dana syariah dengan nilai sekitar Rp300 miliar kepada Bareksa.com mengatakan tidak mendengar kabar mengenai penjamin emisi yang menjaga harga saham. Tetapi pada perdagangan saham kemarin, 24 Maret 2015, banyak sekali antrean beli pada saham MIKA di bawah harga Rp20.000 per saham. Hingga akhirnya ada satu dari lima perusahaan asset management yang menaikkan posisi antrean beli ke level Rp20.500 dan mendorong investor lain melakukan pembelian.

Di lain pihak, Manajer Investasi yang berpengalaman lebih dari 25 tahun dan mengelola dana lebih dari Rp7 triliun mengatakan sedikitnya hasil penjatahan mungkin yang membuat investor akhirnya melakukan pembelian di pasar sekunder. "Kita yang institusi saja dapatnya sangat sedikit," ungkapnya kepada Bareksa.com.

Menanggapi hal ini, Head of Research NH Korindo Securities Reza Priambada juga ragu jika kenaikan harga saham yang terjadi disebabkan aksi ‘jaga’ pelaku pasar.

“Kalau dibilang aksi lock up saham dikatakan sebagai aksi ‘menjaga’, kurang lebih bisa saja. Jadi dengan aksi lock itu, maka pemegang saham sebelumnya tidak bisa menjual saham seenaknya. Jadi dengan periode lock tersebut harga saham MIKA bisa dikelola dengan baik.”

Namun, Reza lebih yakin kalau kenaikan tersebut lebih disebabkan siklus IPO. Harga saham MIKA, saat listing perdana di bursa mendapatkan respon yang sangat positif dari pelaku pasar sehingga harganya saat perdagangan mengalami kenaikan.

"Dan itu merupakan hal umum di pasar modal.” (al,np)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

autodebet

1.201,44

Up0,38%
Up5,46%
Up9,53%
Up9,74%
Up18,73%
Up8,35%

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.181,6

Up0,46%
Up4,99%
Up8,73%
Up9,06%
--

Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A

1.152,06

Up0,42%
Up4,48%
Up9,54%
Up9,93%
--

Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A

1.047,01

Up1,51%
-----

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua