Ke level berapa harga timah bisa naik di 2014
Harga US$24 ribu per ton dipandang tingkat yang ideal untuk tahun ini. Kenapa?

Harga US$24 ribu per ton dipandang tingkat yang ideal untuk tahun ini. Kenapa?
Bareksa.com - Harga timah pada tahun 2014 ini diperkirakan membaik dan akan bergerak di kisaran US$25-30 ribu per ton. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah konsumsi logam timah dunia pada 2014 yang diperkirakan meningkat 5-6 persen dibandingkan tahun lalu, menjadi sebesar 355 ribu ton. Demikian dinyatakan Direktur Utama PT Timah Tbk (TINS), Sukrisno, sebagaimana dikutip Indonesia Finance Today.
Jika benar, itu akan menjadi angin segar. Soalnya, menurut laporan yang dirilis Barclay Plc, Januari lalu, pada tahun ini pasar timah dunia diprediksi akan kembali mengalami defisit sebesar 5.000 ton, melanjutkan tren empat tahun sebelumnya yang terus mengalami defisit berturut-turut. Kondisi ini diperparah dengan munculnya kebijakan larangan ekspor bahan tambang mentah, yang membuat timah yang hendak diekspor harus dimurnikan terlebih dahulu di dalam negeri. Hal ini telah turut mengetatkan suplai timah di pasar global, mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar komoditas ini di dunia.
Posisi Indonesia yang strategis tersebut mendorong pemerintah membentuk Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI atau ICDX) sebagai bursa acuan untuk perdagangan komoditas-komoditas unggulan Indonesia, yang dimulai dari timah.
Promo Terbaru di Bareksa
Analis PT Ciptadana Sekuritas, Wilim Hadiwijaya, kepada Bloomberg mengatakan Indonesia merupakan produsen komoditas yang signifikan dan perlu menciptakan harga referensi untuk komoditas-komoditas lainnya seperti nikel, tembaga dan karet. ICDX dia nilai telah cukup berhasil sejauh ini. Produsen utama seperti PT Timah Tbk (TINS) secara konsisten telah memperdagangkan timah batangan dengan harga yang menurut Wilim sudah menguntungkan.
Menurut Komisaris BKDI, Fenny Widjaja, harga timah dapat mencapai US$24 ribu per ton, yang dia pandang sebagai tingkat harga yang ideal. Ini mengingat rata-rata biaya produksi di Indonesia adalah sebesar US$21.500 per ton.
Harga yang US$24 ribu itu dipandang sebagai level ideal untuk tahun ini, yang akan menyediakan ruang yang cukup bagi para pengusaha smelter untuk dapat berinvestasi lebih pada kegiatan eksplorasi, perawatan, dan aktivitas paska penambangan. Selain itu, pembayaran royalti yang diterima pemerintah dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan dan pembangkit listrik untuk mendukung industri timah dan sektor lainnya.
Wilim mengingatkan posisi Indonesia kini berada di atas angin karena China -- yang merupakan produsen timah terbesar di dunia -- saat ini sulit masuk ke pasar timah dunia karena biaya produksi di Negeri Tirai Bambu kini berada di level sekitar US$27 ribu per ton. Ini jauh di atas biaya produksi di Indonesia maupun harga timah di pasar dunia saat ini.
Analis Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan kepada Bareksa.com, harga komoditas berpeluang kembali naik jika ekonomi kembali pulih tahun ini -- selain harus dilihat juga faktor permintaan timah ke depan.
Saat ini, negara-negara tujuan ekspor timah terbesar Indonesia adalah Singapura, Thailand, Malaysia, dan Jepang. Menurut data tahun 2013, komposisi eksportir timah Indonesia didominasi oleh swasta yang mencapai 79 persen, sementara porsi PT Timah hanya 21 persen. Pangsa ekspor PT Timah merosot tahun lalu itu merosot apabila dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 29 persen, dengan volume 28.364 ton.
Mengenai harga timah, Reza mengatakan level saat ini masih lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang berada di kisaran US$25.500-26.000 per ton. Bahkan, di tahun-tahun sebelumnya harga timah pernah mencapai US$27 ribu ketika krisis Eropa belum menyebar. Jadi, dalam pandangan Reza, prospek industri pertambangan timah domestik tahun ini kembali berujung pada ekspektasi pemulihan ekonomi nasional. (kd)
*Anita Eka Cahyani adalah analis Bareksa.com
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
| Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
|---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.203,47 | ||||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.182,49 | - | - | ||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund Kelas A | 1.152,86 | - | - | ||||
Eastspring Syariah Mixed Asset Fund Kelas A | 1.045,26 | - | - | - | - | - |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.