Bareksa Insight : Inflasi AS Tertinggi dalam 40 Tahun, Investasi Cuan di ORI022 dan Reksadana

Abdul Malik • 14 Oct 2022

an image
Ilustrasi tingginya lonjakan inflasi Amerika Serikat (AS) membuat ekspektasi pelaku pasar atas kenaikan agresif suku bunga acuan The Fed meningkat. Hal ini bisa berdampak pada gejolak pasar modal global, termasuk IHSG, reksadana dan SBN. (Shutterstock)

Tingginya lonjakan inflasi AS membuat pelaku pasar semakin yakin dengan potensi kenaikan suku bunga Federal Reserve

Bareksa.com - Inflasi inti Amerika Serikat (AS) pada bulan September naik ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir, ke level 6,6% secara tahunan (YOY). Inflasi umum di bulan yang sama juga di level 8,2% YOY atau sedikit di atas ekspektasi pelaku pasar. 

Menurut Tim Analis Bareksa, tingginya lonjakan inflasi AS membuat pelaku pasar semakin yakin dengan potensi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) 0,75% atau 75 basis poin pada rapat The Fed November 2022. Saat ini suku bunga acuan The Fed di level 3 - 3,25%. 

Dengan begitu, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia juga meningkat, guna menjaga nilai tukar rupiah tetap atraktif. Saat ini suku bunga acuan BI di level 4,25%. Naiknya ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral, bisa mendorong pelemahan yield (imbal hasil) acuan Obligasi Negara RI, yang hingga akhir 2022 diproyeksikan kembali menuju level 7,5 - 7,6%. 

Baca juga : Bareksa Insight : IMF Prediksi Badai Resesi Global, Ini Dampak ke RI dan Kinerja Reksadana

Sementara itu, fluktuasi pasar saham diproyeksikan masih tetap tinggi dengan potensi pelemahan terbatas untuk jangka pendek. Di sisi lain, hari ini (14/10/2022) pelaku pasar menanti sejumlah rilis data ekonomi dari China, seperti inflasi dan neraca dagang, yang akan turut mempengaruhi pergerakan pasar modal dalam negeri.

Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (13/10) turun 0,41% ke level 6.880,63. Berdasarkan data  id.investing.com (diakses 13/10/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 7,4%. 

Lihat juga : Bareksa Insight : IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global, Ini Jurus Agar Investasi Cuan Terus

Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?

Di tengah sentimen tingginya ekspektasi atas kenaikan suku bunga acuan AS menyusul lonjakan inflasi yang bisa memicu gejolak pasar modal, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor menerapkan 3 strategi ini agar investasinya tetap aman dan cuan

1. Smart Investor bisa mencermati reksadana saham dan reksadana indeks terutama yang berbasis saham kapitalisasi besar (big caps), saat IHSG mengalami penurunan, karena akan lebih atraktif jika sudah terdiskon cukup besar.

2. Smart Investor juga bisa mengakumulasi investasi secara bertahap di reksadana pendapatan tetap berbasis Surat Berharga Negara (SBN), jika yield acuan dapat bergerak ke level 7,5%. Selain itu, alokasi investasi menyesuaikan profil risiko di reksadana pasar uang

3. Smart Investor juga masih bisa berinvestasi di Surat Berharga Negara Ritel (SBN) jenis Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI022 yang ditawarkan hingga 20 Oktober 2022, dengan kupon tinggi yakni 5,95% per tahun. Pada Jumat pagi (14/10), nilai pemesanan ORI022 telah mencapai 76% dari target penjualan.

Selain itu, ORI022 juga aman karena 100% dana pokok investasi dan imbal hasilnya dijamin oleh negara. Sehingga cocok dipilih sebagai salah satu instrumen investasi aman, cuan dan stabil di tengah gejolak pasar modal, akibat lonjakan inflasi dan potensi badai resesi global saat ini.

Simak juga : Bareksa Insight : Indeks Keyakinan Konsumen Turun, Emas dan Reksadana Ini Prospektif

Beberapa produk reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan oleh Smart Investor dengan profil risiko konservatif, moderat dan agresif ialah sebagai berikut : 

Imbal Hasil 3 Tahun (per 13 Oktober 2022)

Reksadana Pasar Uang

Shinhan Money Market Fund : 13,85%
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 17,02%

Reksadana Pendapatan Tetap

Mandiri Investa Dana Syariah : 12,68%
TRIM Dana Tetap 2 : 17,27%

Imbal Hasil 1 Tahun (per 13 Oktober 2022)

Reksadana Indeks

BNP Paribas Sri Kehati : 9,6%
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 9,41%

Reksadana Saham

TRIM Kapital : 11,63%
Sucorinvest Maxi Fund : 16,46%

Baca juga : Bareksa Insight : Ekonomi AS Membaik Dorong Suku Bunga Terus Naik, Reksadana Ini Bakal Ciamik

Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. 

Baca juga : Bareksa Insight : Kupon Tinggi, ORI022 Investasi Tepat Saat Era Kenaikan Suku Bunga

Investasi Sekarang

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama tiga tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah  penghargaan sebagai Midis SUN dengan  Kinerja Terbaik 2020 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021. 

Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).

Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.