Bareksa Insight : Harga Batu Bara Rekor All Time High, Cuan Reksadana Ini Terbang

Abdul Malik • 07 Sep 2022

an image
Ilustrasi lonjakan harga batu bara yang mencatatkan rekor tertinggi, sehingga mendongkrak harga saham emiten batu bara, serta reksadana dengan portofolio saham-saham batu bara. (Shutterstock)

Harga pasir hitam itu mencetak rekor tertinggi dalam sejarah pada Senin (5/9/2022) di US$463,75 per ton

Bareksa.com - Harga batu bara dunia kembali naik ke level tertinggi sepanjang sejarah karena gangguan pasokan aliran gas dari Rusia ke Eropa. Sehingga permintaan batu bara meningkat sebagai alternatif pengganti gas. 

Harga pasir hitam itu mencetak rekor tertinggi dalam sejarah pada Senin (5/9/2022) di US$463,75 per ton. Harga itu sekaligus melewati rekor sebelumnya yakni US$446 per ton pada 2 Maret 2022.

Hal ini turut mendorong penguatan sektor energi, terutama saham produsen batu bara yang melakukan penjualan ekspor dan berpotensi mendorong kinerja keuangan emiten. 

Menurut Tim Analis Bareksa, sejak awal tahun, saham sektor energi juga telah mencetak imbal hasil tertinggi di Bursa Efek Indonesia. Kenaikannya mencapai 82% sepanjang tahun berjalan (YTD 6/9/2022) dan menopang kinerja reksadana saham dan reksadana indeks berbasis saham komoditas.

Baca juga : Bareksa Insight : Pasar Saham Meroket Pasca Harga BBM Naik, Cuan Reksadana Ini Melambung

Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi acuan Amerika Serikat (AS) kembali naik ke level 3,3% karena kinerja industri jasa Negara Paman Sam pada Agustus 2022 lebih baik dari bulan sebelumnya. 

Hal itu membuat investor semakin optimistis Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) akan semakin agresif menaikkan suku bunga acuannya. Di sisi lain, nilai tukar rupiah masih bertahan di bawah level psikologis Rp15,000 per dolar AS didorong kondisi ekonomi dalam negeri yang terus membaik. 

Meski begitu, Tim Analis Bareksa memprediksi pergerakan reksadana pendapatan tetap, terutama yang berbasis Surat Berharga Negara (SBN) masih akan melemah terbatas.

Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (6/9/2022) naik 0,02% ke level 7.233,15. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 06/09/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat naik di level 7,2%.

Lihat juga : Bareksa Insight : Harga BBM Naik, Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Apa yang bisa dilakukan Investor?

Di tengah meroketnya harga batu bara dan potensi agresifnya kebijakan moneter ketat The Fed, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor menerapkan 2 jurus ini agar investasinya membukukan cuan maksimal : 

1. Melihat level IHSG yang sudah cukup tinggi, Smart Investor disarankan bisa melakukan aksi ambil untung bertahap di reksadana berbasis saham, jika sudah meraih keuntungan di atas 5%, serta dapat mengalihkan investasinya (switching) sementara di reksadana pasar uang.

2. Smart Investor juga dapat mencermati pasar obligasi dalam beberapa pekan ke depan, dan bisa melakukan akumulasi investasi bertahap di reksadana pendapatan tetap berbasis SBN, jika yield acuan dapat kembali mendekati level 7,4%.

Simak juga : Bareksa Insight : Asing Masuk ke Obligasi Rp8 Triliun, Cuan Reksadana Ini Meroket

Beberapa produk reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko konservatif, moderat dan agresif ialah sebagai berikut : 

Imbal Hasil 1 Tahun (per 6 September 2022)

Reksadana Indeks

Avrist IDX30 : 19,05%
BNI AM Indeks IDX30 : 15,95%

Reksadana Saham

KISI Equity Fund : 23,44%
TRIM Syariah Saham : 17,05%

Imbal Hasil 3 Tahun (per 6 September 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

Maybank Dana Pasti 2 : 20,78%
Mandiri Investa Dana Syariah : 13,78%

Reksadana Pasar Uang

Capital Money Market Fund : 17,4%
Syailendra Sharia Money Market Fund : 15,72%

Baca juga : Bareksa Insight : Sentimen Pasar di Agustus Bervariasi, Cuan Reksadana Ini Melesat Hingga 26%

Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Baca juga : Bareksa Insight : Bunga Acuan BI Naik, Pasar Saham dan Cuan Reksadana Ini Meroket

Investasi Sekarang

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.